Persaingan industri makanan yang semakin tinggi membuat banyak pelaku usaha memakai aneka startegi. Salah satunnya dengan memanfaatkan resep warisan leluhur dalam membangun bisnis makanan.
Seperti yang dilakukan pemilik usaha Keripik Balado Nan Salero, Andry Yapilus, meneruskan bisnis keluarga yang dibangun sejak tahun 1960.
Usaha makanan ini dirintis oleh Imelda Yenita, ibu dari Andry, dan ketiga saudara perempuannya Shintia Juniar, Jeniwaty Juniar, dan Lisa Yenita. Berdomisili di Padang, kondisi ekonomi keluarga besar Andry saat itu tidak begitu baik.
Baca juga: Pentingnya Manajamen Muatan Mobil Agar Perjalanan Mudik Nyaman dan Aman
Demi memperbaiki perekonomi keluarga Imelda dan ketiga saudaranya mencoba peruntungan dengan berjualan keripik dari resep warisan Nenek Andry. Mereka mulai memproduksi keripik “Nan Salero” secara kecil-kecilan dan mencoba memasarkan keripik tersebut ke sekolah-sekolah.
“Tumbuh di keluarga yang bisa dikatakan kurang mampu membuat kami berempat harus membantu keuangan keluarga. Dulu kami 10 bersaudara, jadi buat nambah uang sekolah, di tahun 60-an kami mulai jual keripik balado,” kata Tante Andry.
Tak disangka, keripik balado Nan Salero favorit keluarga itu ternyata juga disukai banyak orang. Hingga akhirnya mulai dikenal masyarakat Padang karena pemasaran dari mulut ke mulut.
Nan Salero yang juga mitra dari Tokopedia ini pun mulai memiliki toko sendiri di Kota Padang. Namun, cobaan datang pada akhir tahun 2009 tatkala gempa sebesar 7,6 Skala Richter mengguncang kota Padang.
Gempa tersebut merobohkan bangunan di sejumlah wilayah, tak terkecuali toko keripik keluarga Andry. Tak putus asa, keluarga Andry menyewa ruko di depan bangunan toko terdahulu untuk berjualan.
Meskipun sulit, mereka tetap optimis bahwa usaha Nan Salero akan kembali baik, atau bahkan berkembang lebih pesat.
Melihat kondisi bisnis keluarganya, Andry yang kala itu baru menyelesaikan kuliahnya memutuskan untuk terjun langsung mengembangkan Nan Salero, mulai dari membantu memasak di dapur, hingga membantu memasarkan produk keripik baladonya.
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Workout untuk Hajar Lemak Usai Lebaran
Ketertarikan Andry pada bisnis membuatnya memutar otak agar bisnis keripik yang diusahakan keluarganya dapat terus berkembang. Pada tahun 2012, sarjana Ilmu Teknologi ini kemudian membuat website untuk memasarkan keripik balado Nan Salero.
Tidak sampai disitu, Andry dengan jeli melihat besarnya peluang yang bisa ia dapatkan jika berjualan di Tokopedia. Mengacu pada peluang tersebut, tahun 2017 Andry memperluas penjualan produknya melalui Tokopedia. Menggunakan nama toko “Nansalero229”, hingga saat ini Andry berhasil menjual lebih dari seribu produknya.
“Kami mulai memasarkan keripik balado lewat Tokopedia di tahun 2017, dan ternyata respon pasar cukup bagus. Dari yang tadinya cuma orang sekitar Padang yang tahu, sekarang dari seluruh Indonesia bisa beli produk kami,” cerita Andry.
Kini, Nan Salero tak hanya memasarkan produk keripik balado saja, tapi tetapi juga produk-produk UMKM lainnya seperti kue semprong, pia, dan lain sebagainya. Semakin lama, semakin banyak UMKM yang menitipkan produk untuk dijualkan oleh Andry melalui toko Nan Salero di Tokopedia.
“Rasanya senang ya selain berdampak bagi ekonomi keluarga kami, berkembangnya Nan Salero juga bisa membuka kesempatan bagi UMKM lain untuk lebih dikenal masyarakat luas. Karena bagi kami, kesempatan untuk berkembang bukan hanya untuk dinikmati sendiri, tapi untuk dibagi.” ucap Andry.
Baca juga: UMKM Dade Craft, Mampu Bertahan saat Pandemi dengan Maksimalkan Teknologi
Berkat resep nenek dan kegigihan keluarga, Nan Salero berhasil menebar manfaat untuk orang-orang di sekitar. Saat ini misalnya, Nan Salero mempekerjakan 10 orang karyawan untuk membantu jalannya bisnis.
Andry percaya bahwa keberhasilan bukan hanya diukur dari materi, tetapi juga dari manfaat yang bisa ia berikan pada lingkungan sekitar.