Kiprah JNE di Pulau Rempah, Melaju Kencang Berkat Nikel

JNE Ternate tumbuh berkat pengolahan nikel

Ksatria dan Srikandi Cabang Utama JNE Ternate, Maluku Utara.

JNEWS – JNE Cabang Utama Ternate menatap cerah tahun 2024. Hal itu berkaca pada pencapaian target di tahun 2023 yang sebentar lagi akan berakhir dan sudah terpenuhi. Potensi pengiriman dari kawasan pertambangan yang dari waktu ke waktu terus tumbuh, akan terus ditingkatkan di 2024, begitu juga dengan potensi komoditas rempah.

Ternate merupakan sebuah kota yang indah dan terletak di Provinsi Maluku Utara. Kota ini sejak abad 16 Masehi sudah terkenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah, yang menjadi komoditas unggulan bangsa-bangsa Eropa, sehingga tidak heran apabila Ternate dijuluki sebagai The Spice Island, Pulau Rempah-rempah.

Mengingat rempah-rempahnya, terutama pala, yang menjadi komoditas unggulan, ketika tu Ternaite menjadi rebutan para penjajah Eropa. Selain memilki hasil alam berupa  rempah dengan kualitas terbaik, Ternate juga memiliki pemandangan alam yang indah, seperti pantai, Gunung Gamalama dan juga yang lainnya, sehingga kemudian Ternate juga menjelma menjadi kota wisata.

Tidak hanya itu, bumi Ternate juga punya kawasan pertambangan nikel di Pulau Obi – komoditi yang kini banyak dibutuhkan di seluruh dunia untuk bahan baku baku utama pembuatan baterai untuk kendaraan listrik. Di Pulau Obi pula pabrik pengolahan nikel sulfat terbesar di dunia beroperasi dan mempekerjakan puluhan ribu karyawan.

Berbagai potensi di atas menjadi peluang bagi JNE Ternate untuk meningkatkan volume kirimannya. Menurut Kepala Cabang JNE Ternate, Thomas Fransiskus Merung mengungkapkan bahwa JNE akan memaksimalkan potensi yang ada di kawasan pertambangan yang sekarang ini karyawannya mencapai lebih 70  ribu orang.

Baca juga: Cek Paket JNE sebelum Pengiriman: Ceklis agar Kiriman Aman

“Ada dua kawasan tambang nikel terbesar di Indonesia, yaitu di Obi dan Weda. Kami sedang mengembangkan jaringan dan sales di sana. Sekarang barang-barang inbound (barang masuk) maupun outbound (barang keluar) dari kawasan tersebut volumenya terus meningkat,” ujar Thomas, saat berbincang dengan JNEWS.

Eksisnya kawasan pertambangan dan industri turunannya, ungkap Thomas, mendorong pertumbuhan  JNE Ternate. “Potensi pengiriman alat-alat berat seperti forklift juga cenderung meningkat, dan itu menjadi potensi yang akan kami terus maksimalkan,” tambahnya.

Terkait 2023 yang sekitar 2 bulan lagi berakhir, JNE Ternate merasa bersyukur karena pencapaiannya cukup memuaskan, bahkan di akhir Desember 2023 nanti diperkirakan bisa melebihi target yang sudah ditentukan atau over target.

“Berkat kerja keras semua tim dan memaksimalkan peluang yang ada, sampai bulan September 2023, pencapaiannya sudah menyentuh angka 100%. Jadi akhir tahun optimis akan terlampaui,” jelas Thomas.

Selain potensi dari komoditas rempah dan kawasan pertambangan, potensi UMKM yang jumlahnya terus meningkat juga akan terus digarap maksimal oleh JNE Ternate. Berbagai produk unggulan UMKM termasuk aneka kuliner khas seperti coklat Sulamina permintaannya terus meningkat. Saat ini beberapa UMKM sudah menjalin kerjasama dengan JNE Ternate.

Baca juga:Senyum Para Petani Gunungsitoli Merekah, Cerita JNE dari Pulau Nias

“Sebagai kepulauan, JNE Ternate mengalami banyak tantangan, seperti masalah transportasi di mana pengangkutan barang hanya menggunakan kapal laut untuk masuk dan ke luar Ternate, namun tantangan tersebut semuanya bisa diatasi sehingga pelayanan kepada para customer tetap maksimal,” tandas Thomas.

Sebagai tambahan informasi, saat ini sekitar 70 orang karyawan bekerja di JNE Ternate. Adapun area operasional dan jaringan JNE Ternate mencakup Kota Ternate dan seluruh kabupaten yang masuk dalam Provinsi Maluku Utara, yang meliputi Kabupaten Tidore, Sofifi, Jaililo, Tobelo, Weda, Patani, Maba, Buli, Wasile, Bacan, Obi, Sanana dan Kabupaten Taliabu. *

Exit mobile version