Keterbatasan bukan selalu menjadi halangan untuk berusaha, termasuk dalam hal senjanya usia. Selama masih ada semangat maju, maka batasan usia pun tak menjadi sebuah masalah.
Ungkapa tersebut cukup cukup cocok menggambarkan kisah Sri Sunari, salah satu mitra binaan Pertamina sekaligus pemlik usaha UMK Iwatik yang secara umur bisa dibilang sudah tak muda lagi.
Lantaran memiliki semangat untuk tetap berwirausaha dan membantu orang lain dengan menyediakan lapangan kerja, justri Sri kini mendapat hasil yang manis. Usaha mempopulerkan Barik Kalimantan dengan nuansa kekinian sukses mendapat animo dari beragam kalangan.
“Target pasar saya adalah kaum milenial, selain jumlahnya yang banyak ini juga sebagai upaya membudayakan memakai batik untuk anak muda” tuturnya.
BACA JUGA : Dorong Digitalisasi, Cara Pertamina Bangkitkan UMKM
Semua itu bermula dari keinginannya belajar membatik pada tahun 2017. Setiap ada kegiatan pelatihan membatik yang terjangkau selalu diikuti oleh Sri.
Jiwa dan semangatnya yang kuat untuk berusah dan mempopulerkan Batik Kalimantan, mengantarkannya pada suatu pencapaian yang mungkin bisa membayar lunas apa yang diimpikannya.
“Di mana pun ada pelatihan saya ikut. Di PKK, kemudian di Samarinda ada pelatihan membatik saya ikut. Ternyata mencanting dan melukis enak juga ya,” ujar perempuan 58 tahun tersebut.
Bermodalkan kain dasar yang dimiliki. Karya batik tulis dengan motif khas Balikpapan atau Kalimantan bisa menjadi satu lembar. Motif ini ternyata banyak diminati masyarakat termasuk dari instansi pemerintah. Motif batik yang ditawarkan ada Karang Munting, Lengkungan Kaltim, Cemara dan motif lainya.
Toko Iwatik berlokasi di Jalan RE Martadinata No. 31 Balikpapan Tengah Kalimantan Timur. Dalam pembuatan batiknya, Sri dibantu satu karyawan disabilitas dan seorang ibu yang juga usianya tidak muda juga. Selain dibantu dua karyawan. Sri Sunarti juga dibantu anaknya.
BACA JUGA : Rejeki di Bulan Penuh Berkah! Ikuti Lomba Penulisan Blog JNE 2021!
Produk batik tulis dibanderol dengan harga Rp600 ribu untuk 2 meter. Kemudian batik printing Rp 75 ribu per lembarnya. Kini, usahanya bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata. Namun juga berbagi ilmu dengan membuka kelas membatik yang digelar di Balai Latihan Kerja (BLK) Balikpapan Tengah.
“Bersyukur menjadi mitra binaan Pertamina. Alhamdulillah permintaan batik lancar, dan semakin banyak orang yang mau belajar membuat batik khas Kalimantan,” tambah Sunarti.