JNEWS – Bergabung di JNE tahun 1997, di mana saat itu jumlah karyawan belum sebanyak sekarang, khususnya di bagian kurir mobil (driver), Oktober Siregar mengaku pernah merintis jalur pengiriman darat dari Jakarta ke Medan dengan mobil truck box yang dikendarainya.
Lingkungan kerja yang nyaman dan penuh dengan suasana kekeluargaan, membuat para karyawan betah bekerja di JNE, sehingga mereka tetap bertahan hingga puluhan tahun mengabdi di perusahaan.
Oktober Siregar, adalah salah satunya yang sudah hampir 27 tahun tetap mengabdi memberikan yang terbaik kepada JNE. âSaya perantau asal Medan, dengan modal seadanya kala itu mecoba mengadu nasib di Kota Jakarta. Bersyukur hanya berbekal ijazah SMA pada September 1997 diterima bekerja di JNE. Saat itu kantor JNE hanya berupa bangunan sederhana di Tomang 3, Jakarta Barat. Dengan karyawan hanya beberapa orang saja,â ujar Siregar, mengawali kisahnya kepada JNEWS saat ditemui di sela-sela acara Perayaan Retret JNE 2024 yang berlangsung di Semarang.
Diungkapkan ayah 3 anak ini, mengingat karyawan baru sedikit berbagai pekerjaan dilakukannya, selain tugas tetapnya sebagai kenek atau asisten driver. âKarena karyawan masih sangat sedikit, saya ingat kala itu Pak Chandra Fireta yang kini adalah Direktur JNE sempat ikut membantu mengangkat paket untuk dinaikkan ke mobil delivery,â kenang Siregar.
âSaat itu semuanya bekerja keras, semua pekerjaan dilakukan bersama. Sebagai perantau di Ibu Kota Jakarta kala itu senang dan bangga bisa diterima kerja di JNE, tidak harus menganggur lama. Saya kabarkan ke kampung halaman dan minta doa restu keluarga di sana agar bisa betah kerja di JNE. Mengingat tahun 1997 itu Indonesia mulai masuk krismon banyak PHK di mana-mana. Setelah kurang lebih setahun menjadi kenek, saya kemudian naik pangkat menjadi driver delivery dengan rute di Kota Jakarta dan kota-kota di Pulau Jawa,â bebernya.
Baca juga:Â Sriyoto, Saksi Sejarah Kejayaan JNE di Kota Depok
Usai menjadi driver dan sukses mengantarkan paket ke berbagai kota di Pulau Jawa, pada tahun 1999 Siregar ditugaskan mengantarkan paket ke kota-kota di Pulau Sumatera dengan kendaraan jenis truck box, mengingat dirinya berasal dari Medan.
âBisa dikatakan saya sebagai driver pertama yang mengantarkan paket atau membuka rute pengantaran Jakarta â Medan di JNE. Saat itu belum ada tol, kondisi jalan arteri pun belum sebaik seperti sekarang, di beberapa rute jalan kondisi keamanannya masih rawan,â ungkap Siregar.
Meski seringkali melewati rute pengiriman darat yang rawan keamanannya, dirinya merasa bersyukur hal-hal buruk tidak pernah menimpanya, walaupun pernah beberapa kali akan dibegal di jalur antara Lampung dan Pelembang. âJalur itu memang dulu dikenal oleh para sopir lintas Sumatera rawan begal. Cara menghindarinya, kadangkala kita sesama sopir dari Pulau Jawa jalan berkonvoi, saat melewati jalur rawan,â jelasnya.
Terkait terus berkembangnya JNE, bahkan sekarang ini dengan puluhan ribu karyawan dengan gedung kantor pusat yang megah dan memiliki banyak kantor cabang di berbagai daerah, Siregar turut bersyukur dan bangga.
âBangga menjadi bagian dari pelaku dan saksi sejarah kejayaan JNE. Saya yang tadinya ibaratnya hanya bermodalkan pakaian di badan saat pergi merantau dari Medan, berkat kerja di JNE kini sudah mempunyai keluarga harmonis. Anak-anak sekolah semuanya, KPR rumah sudah lunas, kendaraan roda empat sudah punya juga. Sebagai penganut Kristiani saya juga sudah mendapat reward dari perusahaan melakukan perjalanan religi ke Jerusalem Israel,â jelasnya dengan senyum sumringah.
âJabatan saya sekarang adalah driver truck trailer jenis wingbox, dengan rute delivery ke luar kota. Untuk driver-driver junior teruslah bekerja keras, berikan yang terbaik kepada perusahaan, karena usaha tidak akan mengkhianati hasil. Semoga JNE semakin sukses dan memberikan lapangan pekerjaan kepada banyak orang,â pungkas Siregar. *
Baca juga:Â Jejak JNE di Pegunungan Puncak Jaya Papua