Penggunaan e-commerce sebagai jalur distribusi turut membantu penyebaran fenomena frozen food di masyarakat. Produsen yang selama ini lebih mengandalkan jaringan retail untuk proses distribusi, kini berusaha mengembangkan jaringan pemasaran langsung menuju konsumen.
Menurut Packaging Digest, optimisasi online marketplace mampu memudahkan orang untuk membeli kebutuhan harian tanpa harus keluar rumah. Diperkirakan lebih dari setengah makanan yang dikonsumsi selama pandemi dibeli secara online
Pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak dan aktivitas telah mengubah kebiasaan berbelanja masyarakat, terlihat dari meningkatkannya minat belanja online selama penerapan PSBB dan new normal.
Salah satu produsen frozen food yang merasakan dampak tingginya permintaan pada online marketpace selama pandemi adalah PT Indopangan Nusantara Angkasa (INUSA). Beroperasi sejak 2019 dengan brand Pempek Lenggok menjadikan pelaku bisnis ini kebanjiran permintaan selama Pandemi. Lalu bagaimana kisah sukses INUSA kembangkan Frozen Food?
Direktur Operasional INUSA, Budianto, menjelaskan bahwa produk pempek miliknya diproduksi menggunakan bahan baku berkualitas tinggi untuk dapat menghasilkan cita rasa yang baik.
Dirinya juga memastikan bahwa Pempek buatannya tidak menggunakan bahan pengawet. Berkembangnya teknologi pengolahan serta kualitas keamanan bahan makanan, mampu menjadikan frozen food aman untuk dikonsumsi tanpa mengubah kualitas rasa
“Kami selalu menggunakan ikan bahan baku berkualitas premium, serta memastikan kesegarannya selalu terjaga,” ucapnya.
Produk Pempek Lenggok telah tersertifikasi BPOM, SNI dan Grade B HACCP, sehingga siap untuk diekspor ke negara-negara Asia, serta dikemas menggunakan teknologi modern.
BACA JUGA:Â Mau Usaha? Intip 5 Tips Bisnis Frozen Food
Bekerjasama dengan E-commerce
Pandemi Covid-19 mengharuskan INUSA memutar otak untuk mengatasinya penurunan penjualan, sebagaimana usaha frozen food lainnya, INUSA masih mengandalkan jaringan toko retail sebagai jalur distribusi dan pemasaran produknya.
Budi mengatakan, sejak awal INUSA beroperasi, sejumlah retail supermarket di kota-kota besar di Indonesia sudah mulai menyediakan produknya. Namun, pandemi Covid-19 mengharuskan INUSA mencari jalur distribusi alternatif sekaligus membuka potensi jaringan usaha secara mandiri, termasuk mengandalkan online marketplace.
“Sejak pandemi Covid-19 mulai menghambat alur pengiriman produk pempek kami, kami merasakan adanya kebutuhan untuk berkolaborasi dengan Crewdible untuk dapat mendistribusikan produk kami secara langsung, hingga ke tangan konsumen,” sebutnya.
Sejak dimulainya kerja sama, INUSA mampu mendistribusikan produk Pempek Lenggok secara nasional hingga 18 kota besar di Indonesia. INUSA juga mampu memperluas pemasaran produknya ke jalur online marketplace dengan memanfaatkan jasa e-commerce enabler dari Crewdible.
Terhitung sejumlah 36 online shop channel di platform Tokopedia dan Shopee mulai secara aktif memasarkan produk Pempek Lenggok. Channel tersebut juga telah terintegrasi dengan 18 titik gudang Crewdible, sehingga proses fulfillment dan e-commerce maintenance dapat dilakukan secara beriringan.
Kehadiran Pempek Lenggok di Indonesia sendiri saat ini tidak hanya berkisar di Palembang dan Sumatera Selatan, namun telah mencakup seluruh pulau besar di Indonesia; mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi.
Bagaimana dengan kisah sukses INUSA kembangkan frozen food diatas? Anda tentunya juga bisa menirunya, tunggu apalagi segera go digitalisasi.
BACA JUGA:Â Crewdible Luncurkan Micro Cold Storage untuk Dukung Bisnis Frozen Food