Kisah UMK Sarung Tangan, Sukses Bantu Perekonomian

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) berbasis sociopreneur mulai banyak diterapkan belakangan ini. Dengan demikian, efeknya UMK juga dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pekerjaan, termasuk dari sisi ekonomi.

Program Pendanaan UMK hadir untuk membantu para UMK ini semakin meningkatkan kapasitas usahanya agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Cara ini yang sudah diterapkan oleh salah satu mitra binaan Pertamina Rehana.

Pemilik usaha CV Sinar Brahma Rasid yang memproduksi aneka sarung tangan safety berbahan kulit ini sudah dirintis sejak 2006 lalu dan sekarang memperkerjakan 40 orang.

BACA JUGA : Pemerintah Bidik 2,5 Juta UMKM Naik Kelas Jadi Formal

“Sebelum menjadi binaan Pertamina, hanya mampu memberdayakan 10 orang saja, Alhamdulillah bisa meningkat,” tuturnya.

Sarung tangan safetyLebih jelas, Rehana menceritakan, bahwa mayoritas pekerjanya adalah para ibu rumah tangga. Tidak sedikit pula yang sudah berusia senja. Hal tersebut lantaran Rehana tidak pilih-pilih dalam memberi pekerjaan seseorang.

“Asal punya komitmen saja silahkan. Tugas mereka kebanyakan adalah menggunting kain dan kulit sebagai bahan sarung tangan” imbuhnya.

Usaha yang berlokasi di Jalan Sudirman No. 131, Cilongkrang, Karangpawitan, Kabupaten Garut , Jawa Barat ini, makin lama makin berkembang. Apalagi seiring dengan pesatnya kemajuan sektor industri di beberapa wilayah di Cikarang Bekasi.

Permintaan produknya pun makin lama makin meningkat. Yang semula hanya di pasarkan di Bekasi, kini telah merambah hingga Bandung dan Surabaya.

Rehana tidak memasarkan produk-produknya secara langsung, melainkan melalui para agen yang nantinya mereka akan ikut tender ke beberapa perusahaan. Cara ini cukup menjanjikan, sebab jumlah pesanan yang didapat lebih besar dan keuntungannya juga sebanding.

“Tetapi saya juga coba pasarkan langsung lewat marketplace Tokopedia dengan nama Sinar BRC safety,” jelasnya.

BACA JUGA : Pemerintah Ingatkan UMKM soal Pentingnya Digitalisasi

Alhasil, keuntungan yang diperoleh Rehana pun ikut berlipat ganda. Sebelum menjadi binaan Pertamina, omzetnya terhitung sekitar Rp30 juta/ bulan, saat ini bisa mencapai ratusan juta setiap bulannya. Hal ini tidak terlepas dari kapasitas produksi yang meningkat 10 kali lipat, dimana semula 3000 pasang, kini bisa mencapai 30 ribu pasang dalam sebulan.

Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menambahkan, Pertamina akan terus mendukung usaha seperti yang dijalani Rehana.

“Usaha berbasis sociopreneur seperti ini dapat membantu banyak orang, terutama bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan dan tambahan ekonomi,” katanya.

Exit mobile version