Aksara Mandarin Membawa Berkah, Kisah Yulis Bangun Brand Seni Kanji

Dari sekian banyak aksara yang ada di dunia, Kanji menjadi salah satu aksara yang bisa dibilang memiliki nilai seni. Tak heran, keindahan aksara Kanji ini menarik minat Yulius Iskandar untuk mendirikan sebuah brand bernama Seni Kanji.

Diceritakan oleh Yulius, Seni Kanji berawal dari proyek tak terduga. Dirinya merasa iba kepada sang papa, Paulus Supomo, yang di usianya sudah tua masih bekerja dari pagi hingga malam.

Berangkat dari hal tersebut, Yulius pun memutar otak untuk bagaimana papahnya bisa menikmati hidup di usia tua, tanpa harus bekerja dengan menempuh jarak yang jauh dari Cicaheum ke Kopo, Jawa Barat. Dari situ, ia pun menemukan ide menarik, yakni mengekspos kepiawaian papanya dalam membuat gambar dan menulis aksara Mandarin.

Baca Juga: Manfaatkan Ekosistem Bisnis Digital, Kopi Space Roastery Untung Berlipat

“Singkat cerita pada 2019, yaudah saya coba mengekspos gambar-gambar papa saya, saya buatkan Instagram. Kebetulan saya 10 tahun lebih manajerin talent. Sudah saatnya papa saya eksploitasi nih,” ujarnya berseloroh dalam channel YouTube Cerita Joni.

Selain jago menggambar, sang papa kebetulan pada saat itu tengah mendalami ilmu menulis Kanji atau bahasa Mandarin. Saat itu, terang Yulius, pak Supomo tengah kursus selama 6 bulan dengan orang Taiwan dan mengembangkan ilmu kaligrafi dalam aksara Kanji.

Melihat aksara Kanji yang menurutnya indah, Yulius pun memiliki ide untuk memvisualisasikan kata-kata nyeleneh yang dimilikinya ke dalam sebuah bentuk gambar dengan aksara Kanji. Dari ide tersebut, Yulius pun kemudian meminta tolong papanya untuk menggambar dan menulis kanji.

Puncaknya ada pada saat dirinya memposting cuitan di Twitter yang isinya berbunyi:

“TWITTER PLEASE DO YOUR MAGIC. Papa saya, usia 64th, mau resign kerja dari pabrik krn udah letih. Hobi beliau gambar2 & hand lettering manual pake spidol & pulpen. Siapa tau ada yg minat mau pesen, bayar seikhlasnya aja. Mohon bantu RT ya kawan2ku yg baik. GBU.”

Twit itu pun ramai hingga yang komen sampai 5.000 lebih. Dampaknya pun terasa saat itu juga, dimana followers Instagram SeniKanji melonjak dari sekitar 120 followers naik mencapai tembus 3.000 lebih followers dalam sehari!

Baca Juga: Cerita Rendang Ramah Vegan yang Senikmat Rendang Daging

Kolaborasi dengan public figure

Contoh karya Seni Kanji
Contoh karya Seni Kanji. foto: Instagram

Berangkat dari twit tersebut, Seni Kanji pun menjadi ramai dan diminati oleh banyak orang. Tidak sedikit yang mengajak kolaborasi dengan Seni Kanji, mulai dari brand, restoran, hingga public figure.

“Nah, kalau kolaborasi sama brand sudah puluhan, tapi kalau sama coffe shop dan restoran sudah 100 lebih. Ada juga kolaborasi dengan public figure, salah satunya Vincent dan Desta,” terangnya.

Tidak hanya di Indonesia, orderan pun ia terima dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Australia, Thailand, bahkan hingga Amerika Serikat dan Swiss.

Dari awalnya menggarap poster, Seni Kanji kemudian melebarkan sayapnya dengan merilis produk-produk lain, di antaranya t-shirt, totebag, dan yang terbaru ada parfum.

Yulius mengatakan bahwa hasil karya Seni Kanji ternyata bisa diaplikasikan ke banyak media. Untuk produk parfum sendiri merupakan hasil kolaborasi bersama temannya yang memiliki brand Kimia Market.

Ada juga action figure hasil kolaborasi bersama seniman Mang Ikin, owner dari Kadang Kastem. Action figure yang dijual ini merupakan potret dari Paulus Supomo, ayah dari Yulius. Ide pembuatan action figure merupakan bentuk kekaguman dan apresiasi dari Mang Ikin terhadap sang papa.

Kini, meski papanya sudah tiada Yulius tetap meneruskan usaha Seni Kanji dengan tetap menjaga keotentikannya. Ia pun berharap Seni Kanji bisa menginspirasi banyak orang.

“Semoga saya bisa menjaga warisan Pak Supomo dengan baik, bisa bermanfaat dan menginspirasi juga untuk banyak orang, serta bisa diwariskan lagi ke generasi berikutnya yang punya hobi apapun. Segala sesuatu itu tidak ada yang mustahil, asal kita mau dan terus berusaha,” pungkasnya.

Baca Juga: Kisah Neysa Mendirikan Havilla Gourmet Tea, Berawal dari Hobi Ngeteh

Exit mobile version