Didukung penuh oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bang Indonesia (BI), Kementerian Koperasi dan UKM (kemenKopUKM) melalui Smesco Indonesai yang juga menggandeng Lakon Indonesia, sukses menggelar fesyen Aradhana dalam peluncuran program KRTA.
Pagelaran Aradhana dalam program KRTA digelar secara langsung di Gedung Smesco dan disiarkan live dari media sosial KemenKopUKM, Smesco Indonesia dan Lakon Indonesia, pada Kamis malam (11/11). Gelaran ini menghadirkan puluhan koleksi siluet Aradhana yang dikreasikan dari bahan-bahan kain tradisional atau wastra.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, produk-produk fesyen Aradhana dari kain tradisional yang ditampilkan, menjadi bukti bagaimana kain tradisional yang dikreasikan mampu menghasilkan hasil fesyen yang sangat menarik bahkan bernilai jual tinggi.
BACA JUGA : Asa UMKM di Tengah Ajang Balap Internasional Mandalika
“Ini keren sekali. Banyak inspirasi dari sisi suplai kain atau hulu yang disediakan. Di mana kain tradisional ini datang dari berbagai daerah di Indonesia. Saya pastikan ini sangat berbeda dan menarik. Kita juga ingin menampilkan yang seperti ini di G20,” imbuh Menteri Teten dalam pagelaran Siluet Aradhana program KRTA di Gedung Smesco, Kamis malam (11/11).
MenKopUKM pun mengaku optimistis saat ini kain-kain tradisional bahkan yang berbasis etnik sekalipun bisa berkembang secara modern dan menghasilkan produk modern.
“Jadi bisa digunakan bukan hanya untuk acara tapi menjadi pakaian sehari-hari. Ini membuat nilai ekonominya menjadi tinggi. Dan UMKM yang terlibat didalamnya pun ikut terdampak kesejahteraannya. Kita ingin menghasilkan pakaian Indonesia yang baru,” terang Teten.
Ia menegaskan, produk fesyen yang dihadirkan dalam KRTA merepresentasikan keragaman Indonesia. Melalui Smesco LABO, pihaknya terus dapat mengambil peran strategis dalam ekosistem transformasi UKM masa depan atau the future SME.
“Hadirnya Proyek KeRTA merupakan satu bentuk eksplorasi future fashion, elaborasi desain dengan kearifan lokal dan sentuhan kontemporer,” ucapnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, hasil produk fesyen KRTA diharapkan bisa menjadi tren. Di mana ide awalnya, Smesco ingin menciptakan pakaian yang bisa digunakan seluruh masyarakat Indonesia.
BACA JUGA : Jurus Jitu UMKM Dongkrak Penjualan via Strategi Omnichannel
“Kita punya pakaian tradisional yang akan tetap selalu ada, tetapi melalui KRTA kami ingin menawarkan pakaian Indonesia yang baru, menjadi identitas yang baru,” ujar Leo.
Bahkan Leo punya mimpi, dalam 5 tahun ke depan, KRTA bisa menjadi kosakata baru layaknya Batik. “Saya sudah bicara dengan Kemendikbud apakah ini bisa menjadi warisan budaya benda. Namun untuk menjadikan ini nyata, produknya harus diadopsi masyarakatnya dulu. Dalam arti kata masyarakat harus mencintai produknya dulu. Itu harapan kita ke depan,” harapnya.
Jika semua teradopsi dengan baik, menurut Leo hal itu tak hanya berdampak bagi pelestarian budaya warisan kain tradisional, tetapi juga banyak UMKM diuntungkan. “Itu nilai ekonomi yang penting. Visinya memang meningkatkan ekonomi UMKM. Bayangkan jika pakaian BUMN, Kementerian bisa menggunakan produk KRTA. Ini sungguh luar bisa dampaknya. Sementara untuk IP nya ke depan akan kita urus,” tutur Leo.
Founder Lakon Indonesia Thresia Mareta mengaku bersyukur akhirnya pagelaran siluet Aradhana program KRTA bisa berjalan dengan baik. Ini katanya, merupakan ikhtiar hasil kolaborasi dengan Smesco Indonesia bagaimana transformasi UMKM khususnya kain tradisional.
BACA JUGA : Kontribusi Industri Batik bagi Perekonomian Indonesia
“Ke depannya kami jalankan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku UMKM. Sehingga mereka bisa naik kelas dan memiliki mata pencaharian yang panjang di masa depan,” ujarnya.
Dalam menghadirkan proyek KRTA, Lakon melakukan riset pengembangan pola, sampai dengan membuat contoh produk. “Hari ini yang kami tampilkan bukan langsung jadi, tetapi melalui proses yang cukup panjang,” jelas Thresia