JNEWS – Kursi bus, terutama untuk perjalanan jarak jauh, sangat memengaruhi kenyamanan selama perjalanan. Karena itu, memilih kursi sebaiknya dipertimbangkan dengan cermat sebelum membeli tiket.
Saat ini, sebagian besar operator bus—terutama untuk kelas antarkota—sudah menyediakan denah kursi yang bisa dilihat saat pemesanan. Jika agen belum menyediakan denah, pertimbangkan untuk mencari agen lain yang memberikan informasi lebih jelas, agar pilihan tempat duduk sesuai dengan harapan.
Susunan kursi bus bermacam-macam tergantung karoseri, ukuran bus, segmen penumpang, perusahaan bus, dan sebagainya. Susunan kursi bus ekonomi biasanya 3-2, bisnis atau patas AC 2-2 atau 3-2, super executive 2-1 dan sebagainya. Selain itu, ada juga bus normal deck, high decker, double decker, dan sebagainya, yang juga punya susunan kursi berbeda-beda.
Karena itu, untuk memilih kursi yang tepat harus melihat denah bus yang akan dinaiki.
Cara Memilih Kursi Bus Terbaik
Tips memilih kursi bus sering kali beragam, seperti menghindari kursi depan, belakang, dekat pintu, roda, atau toilet. Namun pada akhirnya, tidak ada posisi yang benar-benar bisa dijamin paling aman atau nyaman untuk semua orang.
Yang terpenting adalah menyadari bahwa keselamatan bergantung pada banyak faktor—termasuk kehati-hatian pengemudi dan kondisi di luar kendali kita—sehingga memilih kursi bisa lebih difokuskan pada kenyamanan pribadi selama perjalanan.
Berikut ini adalah beberapa posisi kursi di bus yang bisa dipilih beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
1. Kursi Depan
Kursi depan cocok buat para penikmat perjalanan atau petualang. Biasanya orang-orang seperti ini tidak tidur tapi asyik menikmati perjalanan atau menggali kisah dari para sopir. Deretan kursi paling depan merupakan favorit para kreator konten. Jika tujuannya ingin tidur atau istirahat selama perjalanan jangan memilih kursi depan. Di malam hari, penumpang akan terganggu oleh kilatan lampu kendaraan dari arah lawan.
Kursi deretan depan yang terletak di belakang sopir dianggap lebih aman dibandingkan sisi sebelahnya karena secara natural sopir akan menghindari bahaya yang berada dalam jangkauan penglihatannya lebih dulu. Namun kursi di belakang sopir membuat aktivitas membuat gambar terhalang oleh tubuh sopir.
Baca juga: Cara Naik Electric Bus Jakarta: Rute, Tarif, dan Tip Perjalanan
2. Kursi Belakang
Kursi di deretan belakang bisa menjadi pilihan bagi penumpang yang ingin beristirahat, karena relatif lebih tenang dari gangguan suara klakson dan cahaya lampu kendaraan dari arah berlawanan. Soal keamanan, pendapat orang bisa berbeda-beda. Ada yang beranggapan bagian depan lebih diperhatikan saat situasi darurat, sementara dalam beberapa kasus kecelakaan, justru bagian belakang mengalami dampak yang lebih ringan. Pemilihan kursi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing.
3. Kursi Dekat Jendela
Pilihan kursi dekat jendela cocok untuk penumpang yang senang mengabadikan perjalanan tapi tidak suka atau tidak mendapatkan kursi deretan depan. Pilihan ini efektif untuk bus yang jendelanya tidak menggunakan cover. Beberapa bus menggunakan semacam lapisan yang mirip kain kasa atau jaring. Berdasarkan pengalaman, jika hujan, kaca dengan lapisan seperti ini menjadi berembun sehingga tidak bisa melihat bagian luar.
Kursi dekat jendela dianggap rentan terhadap serpihan kaca dan harus mengalah jika ada evakuasi melalui pintu. Namun jika terjadi kebakaran, evakuasi dengan memecahkan kaca dapat lebih cepat.
4. Kursi Dekat Lorong
Kursi dekat lorong cocok buat yang sering kebelet pipis atau butuh selonjoran. Namun hindari selonjoran ketika tidur karena penumpang lain dapat tersandung ketika lewat. Penumpang yang duduk dekat lorong juga akan lebih mudah melakukan evakuasi. Namun posisi ini tidak cocok untuk yang butuh istirahat karena akan terganggu orang mondar-mondar.
5. Kursi Dekat Pintu
Beberapa orang menyarankan untuk menghindari kursi dekat pintu karena bahaya benturan. Namun duduk dekat pintu juga memberikan kemudahan akses evakuasi dan akses keluar bagi penumpang yang turun sebelum tujuan akhir.
Pastikan pintu selalu tertutup selama perjalanan agar terhindar dari risiko yang lebih parah. Pintu juga harus tertutup ketika ketika parkir di rest area, rumah makan atau terminal agar terhindar dari pencuri.
6. Kursi Dekat Ban
Buat yang mudah mabuk darat, sebaiknya duduk di bagian tengah, bukan di belakang atau depan, apalagi dekat ban. Posisi dekat ban membuat guncangan bus lebih terasa ketika melewati jalan yang tidak rata.
Namun untuk bus-bus baru, posisi duduk dekat ban tidak menimbulkan masalah bagi penumpang karena suspensinya sudah menggunakan teknologi terbaru yang lebih bisa meredam guncangan.
7. Kursi Dekat Toilet
Salah satu alasan harus ada denah kursi bus adalah untuk melihat posisi toilet. Kebanyakan toilet bus di Indonesia berada di deretan belakang. Namun ada beberapa bus, terutama bus pariwisata, yang toiletnya berada di tengah. Ciri-cirinya, pintu belakang tidak terletak di belakang, melainkan di depan ban belakang.
Toilet bus zaman sekarang sudah modern, mirip toilet pesawat yang quick flash. Namun masih ada juga yang menggunakan teknologi lama. Meski toilet tersebut bersih, namun penumpang yang keluar masuk toilet akan mengganggu istirahat. Pengecualian berlaku untuk bepergian bersama lansia atau ibu hamil yang sering ke toilet. Jarak toilet yang dekat akan memudahkan mobilitas mereka.
Baca juga: Mengenal Bandung Tour On Bus: Rute dan Panduan untuk Naik
Kenyamanan perjalanan bisa dipengaruhi posisi kursi bus yang dipilih. Pilihan posisi kursi yang tepat adalah berdasarkan kebutuhan dan kenyamanan pribadi. Kebutuhan setiap orang berbeda dan derajat kenyamanan itu bersifat subjektif. Yang tak kalah penting adalah berdoa sebelum perjalanan dimulai.