Laporan Perjalanan Driver JNE Pengangkut Bantuan Kemanusiaan Jakarta – Banda Aceh

Truk JNE pembawa bantuan saat tiba di Aceh Tamiang.

JNEWS – Sebanyak 3 unit armada truk wingbox yang dikendarai 6 driver secara bergantian yang membawa bantuan untuk para korban terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, telah sampai dengan selamat ke lokasi bencana.

Tiga armada truk wingbox pengangkut bantuan titipan dari masyarakat yang dilepas oleh Direksi JNE di halaman JNE Tomang 9, Jakarta Barat sudah hampir rampung menyelesaikan misinya. Untuk truk dengan Nopol B 9239 PEV disopiri oleh Ahmad Purnomo – Agus priono, truck Nopol B 9220 PEV oleh Ahmad Sobirin – Eko Risgianto, dan truck Nopol B 9524 BEV oleh Baginda Syahputra – Ahmad Jarkasi.

“Ini perjalanan yang melelahkan sekaligus membanggakan. Hampir lima hari di perjalanan, Jakarta-Aceh. Sudah bertahun-tahun jadi driver baru kali ini saya mengangkut bantuan untuk korban bencana yang merenggut lebih dari seribu korban jiwa dan ratusan lainnya belum ditemukan,” ujar Ahmad Purnomo mengawali ceritanya kepada JNEWS.

Ia mengungkapkan, mengemudikan truk wingbox dengan muatan mencapai 13 ton harus ekstra hati-hati. Apalagi muatan yang dibawa merupakan amanah dari masyarakat yang harus disampaikan ke para korban terdampak bencana.

“Tentu keselamatan adalah faktor utama. Saya nyopirnya gantian dengan tandem, Pak Agus Priono. Kadang setelah 4-5 jam perjalanan kami istirahat dahulu. Memasuki Medan Sumut, BBM mulai susah dan harus antre panjang. Begitu juga ketika memasuki wilayah Aceh BBM sudah langka,” bebernya.

Ahmad yang sehari-harinya sebagai driver di Megahub ini bersyukur pada hari ke 5 atau tepatnya Minggu (12/12/2025) truk yang dikemudikannya sampai ke lokasi bencana di Aceh Tamiang.

Baca juga: JNE Lepas Armada Pembawa Bantuan Warga untuk Korban Bencana Sumatera

“Sampai di lokasi bencana Aceh Tamiang di Posko JNE lumayan susah karena truk besar harus masuk jalan sempit. Bahkan harus jalan mundur sampai berkilo-kilo dulu. Komunikasi juga agak susah karena sering sinyal HP mati. Begitu truk sampai, saya terharu sekaligus bangga bantuan yang dibawa langsung dibagikan kepada para korban yang memang sangat membutuhkan. Dengan mata kepala sendiri saya lihat bagaimana penderitaan para korban yang kehilangan rumah dan harta benda lainnya. Belum lagi yang kehilangan anggota keluarga karena meninggal,” jelasnya.

Para driver pembawa bantuan saat dilepas oleh Dewan Direksi JNE.

Usai mengantarkan bantuan ke Aceh, Ahmad mengaku belum mengetahui, apakah dirinya akan ditugaskan kembali untuk mengantar bantuan. “Namun sebagai driver dan bentuk pengabdian kepada perusahaan JNE saya kapan saja siap untuk ditugaskan kembali,” pungkasnya.

Rasa syukur dan bangga bisa sukses mengantarkan bantuan juga diutarakan oleh Ahmad Sobirin. “Alhamdulillah, saya juga sudah sampai lokasi bencana Aceh Tamiang pada hari Minggu lalu. Namun karena ada penugasan bahwa bantuan yang saya bawa harus dikirim ke Kantor Gubernur Aceh, saya putar balik melalui Medan-Brastagi-Meulaboh yang memakan waktu kurang lebih dua hari,” ujarnya sambil mengabarkan bahwa dirinya sedang dalam perjalanan menuju kantor Gubernur Aceh.

Diungkapkannya, mengemudi truck besar dengan muatan belasan ton, terlebih kondisi jalan tidak begitu lebar tidak bisa kencang. Kecepatannya hanya 20-30 KM/jam. “Meski capek dan lelah saya bangga bisa membawa bantuan untuk saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana. Saya juga melihat kondisi di Aceh Tamiang rasanya ingin menangis,” tambahnya.

Seperti diketahui, 3 armada truk wingbox yang membawa bantuan untuk para korban bencana menuju wilayah Aceh diperuntukkan untuk dua lokasi, yakni 1 armada truck untuk para korban bencana di Aceh Tamiang, dan 2 armada truck lainnya barang bantuan didrop ke kantor Gubernur Aceh.

Baca juga: JNE Palembang Kirim 26 Ton Donasi Warga Untuk Korban Bencana Sumatera

Hal di atas dibenarkan oleh Baginda Syahputra Siregar selaku Korlap bantuan untuk bencana wilayah Aceh. “Betul, saya lagi menuju kantor Gubernur Aceh. Dari Aceh Tamiang, saya putar balik melalui Medan-Brastagi-Meulaboh. Sekarang masih di jalan karena kondisinya macet panjang. Meski macet dan capek saya bangga bisa mengantarkan bantuan untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana,” tandasnya. *

Exit mobile version