Larangan Mudik Polisi Sekat 381 Titik, Dijamin Tak Ada yang Lolos

ilustrasi gambar rekayasa lalu lintas di tol

Ilustrasi kemacetan di tol Cikampek. Foto: Istimewa

Larangan mudik Lebaran resmi dimulai dari 6-17 Mei 2021. Polisi pun sudah mulai menggelar penyekatan untuk mengahalu para pemudik yang ingin coba-coba nekat pulang kampung untuk Lebaran.

Tak tanggung-tanggung, ada 381 titik penyekatan yang disebar mulai dari Sumatera Selatan sampai Pulau Dewata, Bali. Paling banyak ada di sekitar Pulau Jawa yang memang menjadi lokasi favorit para pemudik.

Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan 381 posko penyekatan secara resmi beroperasi mulai pukul 00.00 WIB 6 Mei 2021.

“Terdapat 381 titik penyekatan mulai yang akan mulai aktif pukul 00.00 WIB nanti malam. Diharapkan, masyarakat tidak kucing-kucingan melakukan mudik,” katanya dalam diskusi daring, Rabu (5/5/2021).

BACA JUGA : Larangan Mudik Berlaku, Tol Layang MBZ Jakarta-Cikampek Ditutup

Terkait masalah kucing-kuncingan dan travel gelap pada masa larangan mudik, Arief pun mengingatkan agar jangan coba-coba untuk tetap melakukan perjalanan. Karena selain akan diputar balik, Polisi juga akan menyita kendaraan yang dijadikan travel gelap.

“Mudik kucing-kucingan akan merugikan masyarakat sendiri karena membuang energi melakukan perjalanan namun tidak bisa sampai tempat tujuan. Seluruh perbatasan telah dijaga ketat sehingga tak ada celah bagi masyarakat untuk mudik selama melakukan Operasi Ketupat 2021 atau periode larangan mudik lebaran,” katanya.

Untuk titik penyekatan sendiri selama larangan mudik, terdiri dari 10 titik di Polda Sumsel, 9 titik di Polda Lampung, 16 titik di Banten, 14 titik di Polda Metro Jaya, 158 titik di Jawa Barat, 85 titik di Jawa Tengah, 10 titik di Yogyakarta, 74 titik di Polda Jawa Timur, dan 5 titik di Bali.

BACA JUGA : Nih Aturan Baru Perjalanan Mudik yang Diperketat Mulai Hari Ini

Arief mengatakan lebih baik masyarakat berdiam diri di rumah dan menaati peraturan yang berlaku. Hal tersebut gun mencegah penularan pandemi Covid-19.

“Dari seluruh jalur yang ada bisa saja dia lewat jalur tikut, tapi jalur tikus itu akan mungkin sampai ke lubang bawah tanah. Pasti akan ketemu jalur-jalur di mana merupakan jalur utama yang mau tak mau harus lewat di situ. Pasti akan ketahuan dari penyekatan-penyekatan yang kita lakukan,” ucapnya.

Exit mobile version