Lilin Kreasi UMK Ini Sukses Menembus Pasar Internasional

Java Candle Art

 

Salah satu UMK mitra binaan Pertamina kembali menorehkan prestasi dengan menembus pasar ekspor ke berbagai negara. UMK tersebut adalah Java Candle Art yang bergerak pada bidang kerajinan telah dirintis oleh Bagus Randiawan Saputra sejak tahun 1986.

Berawal dari melanjutkan usaha keluarga berupa lilin untuk penerangan padam lampu yang dibangun ayahnya pada 2008, Bagus meneruskan usaha tersebut hingga menyadari seiring berkembangnya zaman, tingkat kebutuhan lilin padam lampu menurun serta harga jual tidak sesuai dengan kenaikan biaya produksi.

Dari situ, Bagus akhirnya melakukan gebrakan besar pada usaha namun masih di kerajinan lilin dan terbentuklah “Java Candle Art” yang mengkreasikan lilin menjadi beberapa produk dengan berbagai fungsi.

BACA JUGA : Buat UMKM, Begini Cara Maksimalkan WhatsApp Business Agar Lebih Produktif

“Saya kreasikan lilin penerangan menjadi lilin dekorasi, lilin souvenir, lilin ulang tahun, lilin peribadatan, lilin aromatherapy, lilin merchandise dan bimbingan wirausaha lilin yang ternyata lebih banyak segmentasinya seperti untuk kebutuhan di hotel, salon, tempat spa, tempat ibadah, online market, modern store, distributor, dan lain sebagainya.” jelas Bagus.

Tidak hanya berinovasi agar usahanya dapat bersaing di pasaran, Java Candle Art juga memiliki prestasi seperti Juara 1 UMKM AWARDS 2018 dengan kategori Craft, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung (Disdagin), serta Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung.

Selain itu, Java Candle Art saat ini telah merambah ke pasar ekspor seperti Singapura, Dubai, Arab Saudi, dan Prancis. Produk yang di hasilkan dari usahanya ternyata menarik banyak perhatian konsumen. Harga dari produk yang dijual bervariasi, mulai dari Rp1.000/pcs hingga Rp250.000/Pcs.

Pada awal 2019, pandemi Covid-19 mulai menerjang dunia tidak terkecuali Indonesia. Hal tersebut membuat para pebisnis hampir di seluruh lini usaha mengalami penurunan, termasuk usaha Bagus yang turun omzet hingga 80% yang padahal sebelum pandemi dapat meraup omzet hingga 50-100 jt/bulan, dan pada saat pandemi turun menjadi 5-20 jt/bln.

Eko Kristiawan Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat menjelaskan, pandemi memang bukan hal yang mudah di lewati semua lini usaha.

“Untuk dapat bertahan di masa pendemi seluruh pengusaha harus tetap produktif dan terus berinovasi. Pertamina terus berusaha mengedukasi para mitra binaan untuk melihat kebutuhan pasar dan beralih untuk penjualan secara online.” ujar Eko.

Bagus menjelaskan, sebagai pemilik usaha yang terdaftar pada program Mitra Binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat membuat usahanya dapat tetap berinovasi dan melakukan ekspansi di tengah pandemi.

BACA JUGA : BPJS Jadi Syarat Bikin SIM, STNK, Umrah, sampai Jual Beli Tanah

“Menjadi mitra binaan Pertamina merupakan suatu kebanggan, selain di dukung oleh BUMN yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah, dampak terhadap usaha saya sangat besar seperti berinovasi untuk menambah varian produk, aset produksi, lokasi produksi dan saya juga terbantu atas akses dari permodalan serta pengembangan produk nya,” tambah Bagus.

Untuk itu, hadirnya Mitra Binaan Pertamina adalah solusi bagi UMK agar terus tumbuh dan berkembang yang menjadikan ini sebagai langkah nyata peningkatan usaha untuk terus berputarnya roda perekonomian negara serta menjadikan pada UMK agar lebih produktif, efisien, dan profitable.

 

Exit mobile version