Seiring dengan pemulihan perekonomian di global, eksportir pun memprediksi adanya pertumbuhan ekspor produk manufaktur di tahun 2021. Walau demikian, para eksportir ini mengkhawatirkan ada penghalang yang datang dari sektor logistik yang belum pulih.
Kekhawatiran ini disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno. Menurut Benny, permintaan pada produk manufaktur seperti otomotif, kertas, sepatu, tekstil, dan furnitur berpeluang menikmati kenaikan permintaan seiring proyeksi pemulihan ekonomi. Akan tetapi, logistik disebut dikhawatirkan akan menjadi pengadang ekspor manufaktur.
“Permintaannya akan naik. Hanya saja logistik dan pengangkutan belum tumbuh mengikuti permintaan,” kata Benny seperti mengutip Bisnis.com.
Baca Juga: Kemendag Yakin Ekspor RI Positif di Tahun 2021
Dengan adanya kendala yang datang dari sektor logistik, lanjut Benny, maka hal tersebut disebut akan berpengaruh terhadap proses impor bahan baku penolong atau modal yang diperlukan industri pengolahan berorientasi ekspor maupun yang berfokus pada pemenuhan konsumsi domestik.
Kekhawatiran akan hal tersebut bukan hanya terlontar dari pemikiran Benny. Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie pun memiliki pemikiran yang sama, dimana menurut perkiraannya ekspor produk sepatu pada 2021 bisa melampaui pertumbuhan pada 2020.
Sementara untuk tahun ini, ekspor produk sepatu diperkirakan bisa tumbuh sampai 7 persen. “Tahun depan kalau tidak ada masalah dengan Covid-19, kami optimistis bisa di atas pertumbuhan saat ini,” ujar Firman.
Kendati demikian, Firman menyoroti kelangkaan kontainer yang masih menjadi kendala sampai saat ini. Selain menghambat kedatangan bahan baku, dia mengatakan aktivitas ekspor cukup terganggu ketika permintaan pada akhir tahun cenderung naik.
“Kami tidak tahu kapan akan pulih, tetapi harapan kami ketika pasar sudah pulih atau perdagangan kembali normal kelangkaan kapal dan kontainer bisa teratasi,” lanjutnya.
Baca Juga: Tren e-Commerce Bikin Permintaan Pergudangan Naik
Seperti yang dijelaskan oleh Firman, kebutuhan impor bahan baku penolong memang cenderung turun pada 2020 meski dia tidak bisa memastikan berapa besaran penurunannya. Dia menjelaskan penurunan terjadi karena pelemahan konsumsi domestik dan pengadaan bahan baku sejauh ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang masih tumbuh.
Bicara mengenai ekspor RI, Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakin kinerja ekspor Indonesia akan pulih dan moncer di tahun depan. Optimisme Kemendah berkaca dari perekonomian global yang tumbuh positif di tahun 2021 karena masa pemulihan.
World Economic Outlook yang dirilis International Monetary Fund (IMF) pada Oktober 2020 ini merilis data yang menyebut bahwa perekonomian dunia bisa tumbuh 5,2 persen setelah diramal terkoreksi 4,4 persen pada 2020. Ditambah dengan mulai munculnya vaksinasi di sejumlah negara, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan Oke Nurwan hal tersebut dapat menumbuhkan semangat dan optimisme di sektor perdagangan.