10 Lomba 17 Agustus yang Akhirnya Menjadi Tradisi dan Selalu Seru

Lomba 17 Agustus adalah kegiatan masyarakat tahunan yang sangat ditunggu. Biasanya lomba-lomba tersebut dilaksanakan selama sebulan penuh. Masyakarat secara mandiri membentuk kepanitiaan, menyiapkan fasilitas dan menyediakan hadiah untuk sesama warga. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia patut dirayakan dengan meriah oleh seluruh rakyat Indonesia.

Dikutip dari laman Kementerian Sekretaris Negara, tema besar Hari Kemerdekaan RI ke-78 tanggal 17 Agustus 2023 adalah Terus Melaju untuk Indonesia Maju. Meskipun rakyat Indonesia terus melaju mendukung pembangunan bangsa, namun ada yang tetap tak berubah, yaitu tradisi lomba 17 Agustus. Ada banyak jenis lomba yang tak pernah absen mengisi keseruan peringatan Hari Kemerdekaan RI.

10 Lomba 17 Agustus yang Menjadi Tradisi

Beberapa panitia mengatakan bahwa sebenarnya mereka ingin menyelenggarakan lomba 17 Agustus sebanyak mungkin. Mayoritas masyarakat tidak terlalu mempedulikan hadiah apa yang akan diperoleh karena lebih mementingkan kemeriahannya. Berkumpulnya sebagian besar warga dalam suasana gegap gempita seperti itu merupakan kesempatan yang jarang terjadi.

Baca juga: 7 Ide Dekorasi 17 Agustus Menggunakan Barang Bekas di Rumah

Berikut adalah 10 lomba 17 Agustus yang kemudian menjadi tradisi.

10 Lomba 17 Agustus yang Akhirnya Menjadi Tradisi dan Selalu Seru

Lomba Makan Kerupuk

Makan kerupuk seolah menjadi lomba 17 Agustus yang wajib ada. Umumnya lomba ini untuk kategori anak-anak karena mudah dilakukan. Panitia hanya perlu menggantung kerupuk dengan seutas tali. Anak-anak akan berlomba menghabiskan kerupuk masing-masing tanpa menyentuhnya. Baik peserta maupun penonton sama-sama gemas karena tidak bisa segera menghabiskan kerupuk yang digantung tersebut.

Lomba Balap Karung

Balap karung merupakan lomba sepanjang zaman. Umumnya lomba ini diikuti oleh remaja. Belakangan lomba ini dimodifikasi agar lebih seru. Dahulu lomba karung dilakukan dengan melompat. Karung dikenakan peserta sebatas pinggang.

Sekarang ada pula lomba balap karung yang harus dilakukan dengan jongkok. Seluruh tubuh peserta harus masuk ke dalam karung masing-masing. Peserta juga wajib mengenakan helm. Cara berlarinya yang lucu seperti katak membuat penonton terpingkal-pingkal.

Lomba Berebut Kursi

Ini merupakan lomba favorit para ibu. Peserta harus mengelilingi sejumlah kursi dengan diiringi musik. Jika musik berhenti, peserta harus berebut menduduki kursi tersebut karena jumlahnya kurang satu dibandingkan dengan jumlah peserta. Keseruan terjadi ketika penonton memberi semangat kepada para peserta untuk berjoget mengikuti irama musik. Suasana berubah kacau dan penuh teriakan ketika terjadi perebutan kursi.

Lomba Menangkap Belut

Umumnya lomba menangkap belut diperuntukkan semua usia. Namun di beberapa tempat, lomba ini masuk kategori dewasa karena banyak anak kecil yang ketakutan melihat wujud belut lalu menangis. Ada istilah yang berbunyi licin seperti belut. Secara harafiah, belut memang benar-benar licin sehingga bisa membuat suasana meriah. Baik penonton maupun peserta menjerit-jerit karena gemas gagal terus sekaligus geli melihat gerakan belut.

Lomba Bakiak

Lomba bakiak ini seru karena berjalan dengan bakiak tidaklah mudah. Lebih seru lagi jika panitia bisa mengusahakan peralatan bakian tandem, yaitu bakiak yang bisa digunakan oleh beberapa pasang kaki sekaligus. Umumnya lomba ini diikuti oleh perorangan, regu keluarga dan regu wanita. Regu pria, terutama bapak-bapak, jarang mengikuti lomba ini karena ukuran kaki pria dewasa banyak yang besar sehingga bakiak ukuran standar tidak akan muat.

Lomba Dandan

Lomba dandan ini ada beberapa versi, antara lain berdandan sendiri tapi tanpa cermin, didandani suami dengan mata tertutup atau saling mendandani antara dua peserta perempuan tapi mata mereke ditutup semua. Lomba dandan itu akan berubah menjadi lomba melukis abstrak. Wajah yang tidak karuan karena posisi make-up yang  tidak tepat membuat lomba ini sangat ramai dan penuh tawa.

Tarik Tambang

Tarik tambang merupakan adu kekuatan beregu yang serius dan bisa menimbulkan cedera. Namun lomba ini selalu menjadi salah satu lomba paling heroik dan gegap gempita karena adanya suporter fanatik di tiap regu. Meski hadiah tak seberapa tapi peserta selalu mengeluarkan seluruh daya dan strategi. Jika kalah, tidak ada yang kecewa. Bahkan kadang pihak yang kalah tersebut menceritakan kembali momen kegagalannya dengan ekspresi penuh semangat kepada para suporternya.

Futsal Ceria

Futsal ceria juga memiliki banyak versi. Sepak bola mini yang diikuti oleh 5 orang per regu ini mewajibkan peserta mengenakan kostum yang aneh-aneh, antara lain mengenakan sarung, daster, superhero dan sebagainya, termasuk menutup muka dengan corong. Kadang ada aturan berjoget setiap beberapa menit. Kalah menang bukan yang utama karena tujuannya untuk hiburan dan mengundang tawa.

Panjat Pinang

Panjat pinang merupakan lomba untuk kategori beregu dewasa pria. Tingkat resiko panjat pinang cukup tinggi. Apalagi pohon pinang tersebut dilumuri dengan oli agar licin. Anggota tim yang paling bawah harus cukup kuat menanggung beban seluruh anggota tim. Anggota tim yang paling atas harus pandai memanjat karena jika melorot, dada dan tangan mereka akan terasa panas dan bisa tergores. Umumnya hadiah-hadiah utama diletakkan di lomba ini.

Jalan Sehat

Jalan sehat atau jalan santai sering dijadikan lomba penutup rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI. Seluruh warga dari bayi hingga lansia diharapkan ikut. Rute yang dilalui adalah seputar kampung atau komplek penyelenggara.

Hadiah tidak diberikan kepada peserta yang pertama kali mencapai garis akhir, melainkan diundi. Namun peserta yang berhak mendapatkan undian adalah yang benar-benar finish secara sah, yaitu tidak curang dengan mengambil rute singkat. Di beberapa tempat ada juga yang memberikan hadiah kepada peserta dengan kostum terbaik.

Baca juga: 10 Film tentang Indonesia dengan Latar Belakang Zaman Perjuangan

Demikianlah cerita keseruan berbagai lomba 17 Agustus yang selalu hadir di momen Agustusan mulai dari kampung, sekolah, hingga kantor. Meski sederhana dan kadang tidak profesional, tapi lomba seperti itu menambah keakraban warga. Dampak selanjutnya adalah memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Exit mobile version