JNEWS – Machu Picchu adalah situs peninggalan kuno suku Inca yang berada di Peru, sekitar 80 kilometer di barat laut Kota Cuzco. Letaknya berada di pegunungan Andes, tepatnya di antara dua puncak tajam bernama Machu Picchu yang berarti Gunung Tua dan Huayna Picchu yang berarti Gunung Muda.
Ketinggiannya mencapai sekitar 2.350 meter di atas permukaan laut. Dari tempat ini, pengunjung bisa melihat lembah Sungai Urubamba yang berkelok jauh di bawah.
Pemandangan di sekitarnya begitu dramatis, perpaduan antara kabut, tebing, dan hijaunya hutan tropis. Karena keindahan dan kelangkaannya, Machu Picchu ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1983. Kini, tempat ini juga termasuk salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru.
Kisah Penemuan Machu Picchu

Machu Picchu tidak pernah ditemukan oleh penjajah Spanyol yang saat itu menguasai wilayah ini. Bahkan keberadaannya lama tersembunyi dari dunia luar.
Artikel di Britannica menyebutkan, seorang petualang asal Jerman bernama Augusto Berns diduga pernah sampai ke lokasi tersebut pada tahun 1867. Tapi baru pada tahun 1911, nama Machu Picchu benar-benar dikenal dunia.
Saat itu, seorang profesor dari Universitas Yale bernama Hiram Bingham melakukan ekspedisi ke Peru. Ia didampingi oleh Melchor Arteaga, seorang penduduk setempat yang berbahasa Quechua. Bingham awalnya mencari Vilcabamba, kota terakhir suku Inca yang dianggap hilang. Ketika sampai di Machu Picchu, ia mengira inilah “kota yang hilang” tersebut.
Namun, penelitian di kemudian hari membuktikan bahwa Vilcabamba yang sebenarnya adalah situs lain bernama Espíritu Pampa. Tempat itu kemudian digali oleh penjelajah Amerika, Gene Savoy, pada tahun 1964. Di sana ditemukan sisa sekitar 300 rumah Inca dan lebih dari 50 bangunan lain.
Penemuan itu mengubah pandangan banyak arkeolog, bahwa Machu Picchu ternyata bukan kota terakhir suku Inca, melainkan situs kerajaan yang sifatnya jauh lebih pribadi.
Bangunan di Machu Picchu diyakini dibangun pada pertengahan abad ke-15, masa pemerintahan Raja Pachacuti Inca Yupanqui. Gaya arsitekturnya menunjukkan kemegahan khas istana kerajaan.
Awalnya, Hiram Bingham sempat mengira tempat ini merupakan rumah para “Perawan Matahari”, yaitu perempuan suci pilihan kerajaan Inca. Tapi hasil penelitian modern membantahnya. Analisis tulang menunjukkan bahwa penghuni Machu Picchu terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan beragam latar belakang.
Kini, para ahli lebih yakin bahwa Machu Picchu dulunya adalah tempat peristirahatan raja dan bangsawan Inca. Mengingat lokasinya yang terpencil dan tenang, wajar jika tempat ini dipilih sebagai lokasi untuk menyepi dari hiruk pikuk pusat kerajaan di Cuzco.
Meski begitu, alasan pasti mengapa Machu Picchu ditinggalkan masih menjadi misteri. Salah satu dugaan yang sering disebut adalah berkurangnya pasokan air di kawasan tersebut.
Baca juga: 9 Kota yang Hilang Paling Terkenal dalam Sejarah
Bagian-Bagian Machu Picchu
Hal paling memukau dari Machu Picchu adalah tata letaknya yang sangat teratur dan detail. Di bagian selatan, timur, dan baratnya terdapat puluhan teras pertanian bertingkat yang dahulu dialiri air melalui sistem saluran yang canggih. Sebagian dari teras ini bahkan masih digunakan penduduk lokal ketika Bingham pertama kali tiba. Setiap area dihubungkan oleh jalan setapak dan ribuan anak tangga batu yang disusun rapi.
Pusat kompleks ini adalah Main Plaza, lapangan besar yang menjadi titik utama kawasan. Di ujung tenggaranya terdapat satu-satunya pintu masuk resmi menuju Inca Trail, jalur legendaris yang digunakan para pendaki hingga hari ini.
Banyak struktur di Machu Picchu yang menunjukkan keahlian luar biasa para arsitek Inca. Di bagian selatan terdapat Temple of the Sun, atau Kuil Matahari. Bangunannya berbentuk setengah lingkaran dengan batu-batu besar yang disusun dengan begitu presisi. Tak jauh dari sana berdiri Temple of the Three Windows, ruang panjang dengan tiga jendela trapezoid besar yang dianggap sebagai simbol penciptaan dunia menurut kepercayaan Inca.
Salah satu bagian paling terkenal adalah Intihuatana, yang berarti tali pengikat matahari. Batu besar ini berfungsi seperti jam matahari dan digunakan dalam upacara keagamaan. Sayangnya, batu ini pernah rusak sebagian pada tahun 2000 saat lokasi tersebut digunakan untuk syuting iklan bir.
Ada pula Princess’s Palace, bangunan dua lantai dengan batu halus yang diduga menjadi tempat tinggal bangsawan perempuan. Sementara Palace of the Inca menjadi kompleks istana utama dengan ruang-ruang luas dan halaman tengah.
Dari sisi lain, jalur sempit menuju Inca Bridge menghubungkan tebing tinggi di atas Sungai Urubamba. Semua bangunan ini menunjukkan betapa maju dan telitinya teknik konstruksi bangsa Inca.
Dari Situs Suci Menjadi Magnet Wisata Dunia
Sekarang, Machu Picchu menjadi daya tarik wisata paling terkenal di Peru. Ribuan wisatawan datang setiap tahun untuk menyaksikan langsung keajaiban arsitektur kuno ini. Pemerintah Peru juga berusaha mengembalikan artefak yang dulu dibawa ke Universitas Yale oleh Bingham, agar bisa disimpan di museum nasional.
Perjalanan ke Machu Picchu biasanya dimulai dari Cuzco. Wisatawan naik kereta sempit menuju lembah Sungai Urubamba, lalu melanjutkan perjalanan dengan bus yang berliku-liku menanjak sejauh 500 meter.
Bagi yang suka petualangan, jalur Inca Trail masih menjadi pilihan favorit. Jalur sepanjang beberapa puluh kilometer itu menembus pegunungan dan reruntuhan kuno lain. Butuh waktu tempuh sekitar tiga hingga enam hari berjalan kaki untuk sampai ke lokasi Machu Picchu melalui jalur ini. Di dekat Machu Picchu juga terdapat hotel dan pemandian air panas di Desa Aguas Calientes.
Namun, lonjakan jumlah wisatawan juga menimbulkan kekhawatiran soal kelestarian situs ini. Beberapa kebakaran hutan dan rencana pembangunan infrastruktur modern seperti kabel gantung sempat menimbulkan pro dan kontra. Pemerintah kini berupaya keras menjaga keseimbangan antara pariwisata dan pelestarian warisan sejarah ini.
Baca juga: Keajaiban di Dunia yang Baru: Dari Tembok Besar Tiongkok hingga Taj Mahal
Machu Picchu bukan sekadar tempat wisata atau peninggalan arkeologi. Situs ini merupakan simbol ketekunan, kecerdasan, dan tingginya tingkat spiritualitas peradaban Inca. Setiap batu yang tersusun di sana seolah menyimpan cerita tentang manusia yang mampu hidup selaras dengan alam di tengah kerasnya pegunungan.
Hingga kini, aura magis Machu Picchu masih terasa kuat. Kabut yang perlahan menyelimuti puncak-puncaknya, suara angin yang berembus di antara bebatuan, dan pemandangan alam yang memukau membuat siapa pun merasa kecil di hadapan sejarah panjang bumi ini.