4 Atraksi Wisata Budaya yang Memesona di Mamuju, Sulawesi Barat

JNEWS – Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan yang diresmikan pada 5 Oktober 2004 dengan ibu kotanya Mamuju. Provinsi ini memiliki sumber daya alam dan potensi pariwisata yang cukup besar. Ditambah lagi budaya daerahnya masih kental dan dipegang teguh oleh masyarakat.

Kekayaan alam provinsi ini pun cukup besar. Dikutip dari website Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, hasil alam yang terkenal adalah kakao, kopi robusta, kopi arabika, kelapa, dan cengkih. Di sektor pertambangan, ada kandungan emas, minyak bumi, dan batubara.

Sebagaimana provinsi lainnya di Pulau Sulawesi, Sulbar pun memiliki garis pantai yang panjang dan potensi wisata bahari yang menjanjikan. Ditambah dengan posisinya yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar yang dikenal sebagai jalur lalu lintas pelayaran nasional dan internasional, tentunya memberikan nilai plus dalam perkembangan sosial ekonomi provinsi ini.

Salah satunya, provinsi ini memiliki perahu penangkap ikan yang dinamakan sandeq. Perahu ini merupakan hasil karya terbaik para pelaut Mandar. Keunikan yang dimiliki ini membuat Kementerian Pariwisata RI menetapkan Sandeq Race sebagai salah satu kalender event nasional dari tahun 2017 sampai 2020.

Pesona Wisata Budaya di Mamuju

Pesona Wisata Budaya di Mamuju, Sulawesi Barat

Sebagai ibu kota Sulawesi Barat, Mamuju memiliki pesona wisata budaya yang memikat. Apalagi provinsi ini dihuni oleh suku Mandar, Toraja, Bugis, Jawa, dan Makassar, membuat budaya yang berkembang pun cukup beragam.

Hal ini bisa dilihat dari beragam budaya seperti tradisi adat, ritual, tarian, musik yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya seperti ritual adat keris pusaka Masossor Manurung. Ritual adat ini berupa pencucian keris pusaka warisan kerajaan Mamuju.

Untuk lebih lengkap, berikut ini ulasan pesona wisata budaya di Mamuju yang menarik diketahui dan sebagai bahan referensi sebelum berwisata ke sana.

1. Desa Adat

Desa Tabolang

Desa Tabolang terletak di Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah. Di desa ini masih kental dengan wisata budaya. Seperti masih ada rumah adat dan ritual budaya yang dijaga kelestariannya turun temurun oleh masyarakat desa.

Desa Tadui

Desa Tadui adalah desa hasil pemekaran dari Desa bambu di tahun 1993. Di zaman dulu, ketika ada yang hendak masuk wilayah desa ini, harus ada upacara adat sebagai tanda bahwa orang tersebut telah diterima oleh Kerajaan Mamuju dan masyarakat asli daerah tersebut.

Baca juga: Mengenal Desa Torosiaje: Keindahan Kampung Laut di Sulawesi

2. Tarian

Tari Sayo Sitendean

Tari Sayo Sitendean adalah salah satu tarian yang ada di Kalumpang dan telah resmi menjadi tarian milik Kabupaten Mamuju. Biasanya tarian ini digunakan pada kegiatan penyambutan tamu di pesta perkawinan.

Tarian ini menceritakan tentang kegembiraan. Musik pengiringnya menggunakan dua gong. Di zaman dulu, tarian ini hanya bisa ditarikan oleh keturunan raja, tapi sekarang ini bisa ditarikan oleh masyarakat biasa. Dalam Tari Sayo Sitendean, menggunakan dua ragam gerak yakni ragam pabalu dan ragam sitendean.

Tari Bamba Manurung

Tarian ini umumnya dilakukan di acara pesta adat di Mamuju serta dihadapan para tokoh adat serta penghulu. Dalam pertunjukannya, para penari akan memakai pakaian adat yakni Baju Badu dengan aksesoris bunga beru-beru yang menghiasi di bagian kepala. Sedangkan untuk propertinya yaitu kipas.

Tari Ma’bundu

Tari Ma’bundu berasal dari Kecamatan Kalumpang dan Bonehau. Tarian ini berasal dari masyarakat Kalumpang-Bonehau yang dulunya berada di satu wilayah kecamatan serta memiliki budaya yang sama.

Tari ini menceritakan para pengawal kerajaan yang saling beradu ketangkasan dan kekebalan dari berbagai senjata tajam. Tak hanya itu saja, tarian ini seolah menggambarkan ketangguhan para ksatria dalam medan perang. Tari Ma’bundu sangat kental menggambarkan nuansa peperangan yang terlihat dari gerakan-gerakannya.

3. Alat Musik Tradisional Mamuju

Kecapi (Gitar Mandar-Mamuju)

Alat musik kecapi dari Mandar-Mamuju ini termasuk langka. Awalnya, alat musik tradisional ini dimainkan untuk menghilangkan kebosanan di rumah. Namun, seiring waktu berkembang menjadi hiburan di berbagai acara mulai dari sunatan dan pernikahan.

Memainkan kecapi, ada tiga tema lagu besar yang kerap dibawakan yaitu tolo (cerita kepahlawanan), tere (pujian pada orang) dan masala (nyanyian religi).

Calong

Alat musik calong terbuat dari bahan dasar buah kelapa dan bambu. Umumnya, calong dimainkan secara solo. Tapi, dalam perkembangannya alat musik ini bisa dimainkan secara massal. Salah satu event yang menghadirkan calong secara massal adalah pagelaran Musik Calong Massal di pembukaan Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat tahun 2007.

Gongga Lima

Gongga lima terbuat dari bambu dan masuk ke dalam kategori alat musik idiofon. Cara memainkan gongga lima adalah dengan cara dipukulkan ke tangan. Secara etimologi, gongga lima terdiri dari dua suku kata yakni gongga berarti alat itu sendiri, sedangkan lima dalam bahasa Mandar artinya tangan.

4. Ritual Adat

Mamose

Salah satu ritual adat yang terkenal adalah mamose. Masyarakat percaya apabila ritual ini dilaksanakan akan memberikan perlindungan pada mereka. Masyarakat percaya ketika telah melakukannya, maka tidak akan ada lagi roh-roh jahat mengganggu mereka saat menggarap hutan atau lahan tersebut.

Tradisi ini dilakukan oleh tokoh adat dengan unjuk kebolehan dan keberanian dengan cara menebas tubuh dengan parang panjang dihadapan raja atau ketua adat. Biasanya tradisi ini dilakukan tiga kali dalam setahun. Pertama, sebelum masuk hutan; kedua, selesai merumput atau membersihkan hutan; ketiga, setelah masa panen.

Tradisi Meuri

Ini adalah tradisi tujuh bulanan suku Mandar yang diwariskan secara turun temurun dan masih dilakukan hingga sekarang.

Maliha Tampo

Maliha Tampo adalah ritual adat memohon kepada Sang Pencipta untuk membersihkan tanah yang selama ini telah dikotori oleh tangan manusia-manusia atar lenih subur, bersih dan memeberikan banyak manfaat. Ritual ini dimulai dengan penyembelihan seekor kerbau. Penyembelihan ini merupakan pertanda membersihkan diri dengan memanjatkan permohonan pada Sang Pencipta alam.

Manssosor Manurung

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Massosor Manurung adalah ritual pencucian keris pusaka Kerajaan Mamuju. Adapun keris pusaka yang dibersihkan pada upacara tersebut berasal dari dua kerajaan yakni Kerajaan Mamuju dan Kerajaan Badung, Bali. Rangkaian ritual tradisi tersebut dilakukan dua tahun sekali di tahun gantil.

Baca juga: Mengenal Rumah Adat Tongkonan: Ikon Arsitektur Toraja di Sulawesi Selatan

Keragaman suku di Mamuju, Sulawesi Barat berhasil menghasilkan berbagai budaya yang masih lekat dalam kehidupan masyarakat dan masih terus dilestarikan secara turun temurun. Pesona budaya yang bisa dilihat dari berbagai aspek tersebut merupakan identitas Mamuju yang tetap lestari di arus era globalisasi.

Exit mobile version