Manfaat dan Kerugian Indonesia Jika Bergabung World Logistic Passport

Manfaat World Logistic Passport

Guna meningkatkan peluang perdagangan di antara pasar negara berkembang, Indonesia diajak untuk bergabung ke dalam program World Logistic Passport (WLP) oleh pemerintah negara Dubai. Ajakan ini sudah disampaikan sejak awal 2020, di mana pada saat itu, selain Indonesia ada juga 14 negara lainnya. Lalu apa sih manfaat World Logistic Passport?

Seperti yang sudah pernah kita bahas di artikel sebelumnya, WLP adalah Loyalty Program berbasis insentif dari para partner atau member yang tergabung ke dalam program WLP dalam upaya meningkatkan volume perdagangan yang melalui koridor Selatan-Selatan (South-South Trade Corridor).

Baca Juga: Indonesia Gabung World Logistic Passport, Apa Itu?

Program WLP berdasarkan multiple logistics partner, dan fokus pada semua operator logistik (Bea Cukai, bandara, pelabuhan, dan sebagainya) untuk memudahkan proses logistik, sehingga dari perspektif bisnis sangat menguntungkan karena perusahaan akan mendapat manfaat dari semua partner.

Ada sejumlah manfaat yang bakal diterima Indonesia bila bergabung ke dalam program WLP ini. Apa saja? Simak informasinya di bawah ini!

Manfaat Indonesia Bergabung dengan WLP

1. Potensi Peningkatan Ekspor Nasional

2. Members memperoleh insentif, di antaranya:

3. Potensi kerja sama strategis dalam Pengembangan Pelabuhan

DP World merupakan pengembang dan operator pelabuhan terbesar di dunia.

4. Indonesia menjadi bagian penting dari jalur perdagangan internasional yang baru (Dubai Silk Road).

Dubai dapat menciptakan peluang bagi pengiriman barang Indonesia dan mengkonsolidasi pengiriman melalui Dubai, sehingga mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

5. Secara diplomatik, lebih memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan UEA (Uni Emirat Arab) dalam perdagangan

Potensi Kerugian Bagi Indonesia

Selain mendapatan keuntungan, tentu Indonesia memiliki potensi kerugian yang ditimbulkan jika bergabung ke dalam program WLP. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono dalam Focus Group Discussion (FGD) menyebut ada dua potensi kerugian, di antaranya:

1. Mengurangi pendapatan

Partner WLP dalam hal ini Terminal Operator (Bandara dan Pelabuhan) memberikan benefit kepada member WLP, seperti pengurangan biaya layanan, sehingga dapat mengurangi pendapatan negara tersebut.

2. Indonesia hanya sebagai “pasar” dari produk internasional

Meski demikian, karena keanggotaan Indonesia di WLP tidak bersifat binding (bersifat voluntary), maka jika dinilai tidak efektif dan tidak memberikan manfaat, Indonesia bisa keluar setiap saat.

Baca Juga: Wamendag: Penggunaan SRG Makin Optimal dengan Teknologi CAS

Exit mobile version