7 Masjid Cheng Ho di Indonesia: Lokasi, Sejarah, dan Keunikannya

JNEWS – Masjid Cheng Ho tidak hanya satu. Di Surabaya, Pasuruan, Banyuwangi, bahkan Palembang ada masjid dengan nama ini. Jadi, yang mana yang asli? Apakah ada yang beranggapan bahwa Sang Laksamana sendiri yang mendirikan masjid-masjid tersebut setiap kali berlabuh?

Laksamana yang juga dikenal dengan nama Zheng He ini merupakan seorang laksamana terhebat dari Dinasti Ming di Tiongkok. Selama hidupnya, ia telah melakukan tujuh ekspedisi samudra dari tahun 1405 hingga 1430. Enam di antaranya singgah di Indonesia. Dengan banyaknya kunjungan tersebut, maka terdapat banyak peninggalannya di Indonesia.

7 Masjid Cheng Ho di Indonesia Paling Populer

Dikutip dari laman Historia, Laksamana Zheng He juga menggunakan pelayarannya untuk melaksanakan agenda tersembunyi, yaitu menyebarkan agama Islam. Dalam menjalankan misi untuk mempertegas kekuasaan Tiongkok di Laut Selatan, Sang Laksamana selalu membawa para pendakwah dari Tiongkok dan meninggalkan mereka di pelabuhan-pelabuhan yang dikunjungi.

Untuk menghormatinya, beberapa pihak membangun masjid dengan nama Sang Laksamana di Indonesia. Pihak-pihak tersebut antara lain pemerintah daerah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), yayasan, komunitas, dan sebagainya. Jumlahnya masih simpang siur, ada yang menyebutkan 10, 14, bahkan 15.

Berikut adalah 7 Masjid Cheng Ho yang terkenal di Indonesia.

7 Masjid Cheng Ho di Indonesia: Lokasi, Sejarah, dan Keunikannya

1. Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya

Masjid yang terletak di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, ini diresmikan pada tanggal 13 Oktober 2002. Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya merupakan masjid pertama yang menggunakan nama Tionghoa di Indonesia. Masjid ini dibangun oleh PITI dan secara keseluruhan menggunakan gaya arsitektur Tiongkok.

Desain masjid ini merupakan perpaduan bentuk kelenteng dan kapal, serta mirip dengan Masjid Niu Jie di Beijing. Masjid ini dibangun di lahan seluas 11 x 9 meter yang melambangkan ukuran Ka’bah (11 meter) dan Walisongo (Sembilan Wali). Di pintu masuk terdapat pagoda dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di atasnya. Di sebelah utara masjid terdapat miniatur kapal di kolam kecil dan wajah Sang Laksamana yang dilukis di dinding.

Baca juga: 6 Masjid Terbesar di Indonesia dan Daya Pikatnya

2. Masjid Muhammad Cheng Ho Palembang

Jika berkunjung ke masjid ini, pada pintu masuk akan melihat tulisan “Masjid Muhammad Cheng Ho” dalam huruf latin dan Tiongkok. Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Sriwijaya ini didirikan oleh PITI dan diresmikan pada tahun 2006.

Masjid yang terletak di Jakabaring ini berdiri di atas tanah hibah dari pemerintah daerah. Desain arsitektur yang digunakan merupakan perpaduan Tiongkok, Arab, dan budaya lokal. Bangunannya terdiri dari 2 lantai, yaitu lantai bawah untuk salat laki-laki dan lantai atas untuk salat perempuan.

Masjid ini memiliki 2 menara dengan arsitektur khas kelenteng. Menara tersebut diberi nama Habluminallah (hubungan dengan Allah) dan Habluminannas (hubungan dengan sesama manusia).

3. Masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan

Salah satu masjid yang didedikasikan untuk Sang Laksamana ini juga bisa ditemukan di Pandaan, yaitu di jalan utama rute Surabaya – Malang jika tidak melalui jalan tol. Masjid ini dibangun oleh Yayasan Masjid Cheng Ho Pandaan pada tahun 2012.

Arsitektur masjid merupakan perpaduan arsitektur Tiongkok dan Jawa. Sentuhan Tiongkok yang paling kentara adalah pada bentuk atap yang bersusun-susun seperti pagoda dan dominasi warna merah, hijau, dan kuning. Yang menarik dari masjid ini adalah hawa yang sejuk dan pemandangan indah Gunung Penanggungan, Gunung Arjuno, dan puncak Tretes Prigen yang dapat dilihat dari lantai 2.

Peletakan batu pertama masjid ini dilakukan oleh Gusdur pada tanggal 30 Mei 2004 di atas tanah milik Perhutani dan diresmikan oleh Bupati Pasuruan, H. Jusbakir Aldjufri pada tanggal 27 Juni 2008. Berkat fakta-fakta menarik di atas, banyak wisatawan yang sengaja menggunakan tempat ini sebagai persinggahan dan menjalankan salat.

4. Masjid Muhammad Cheng Ho Banyuwangi

Ini merupakan masjid Cheng Ho terbesar di Indonesia, yaitu seluas 28 x 26 meter. Selain itu, terdapat pesantren seluas 2 hektare dengan nama Pondok Pesantren Adz-Dzikra Muhammad Cheng Ho, yang merupakan pesantren pertama di Indonesia yang diberi nama sesuai nama Sang Laksamana.

Masjid ini diresmikan pada tanggal 26 November 2016 oleh Menkopolhukam Wiranto. Arsiteknya merupakan perpaduan Tiongkok dan Arab. Atapnya bersusun dengan ujung runcing seperti pagoda yang khas Tiongkok. Pagar dan gapuranya mirip kelenteng dengan warna dominan merah, ditambah sedikit kuning dan hijau.

5. Masjid Muhammad Cheng Ho Makassar

Terdapat dua masjid dengan nama Sang Laksamana di Sulawesi Selatan, yaitu di Makassar dan Gowa. Masjid yang berada di Makassar terletak di Metro Tanjung Bunga, Tamalate. Masjid ini dibangun pada tahun 2012 di atas tanah wakaf dari Aksa Mahmud dan dibangun oleh PITI.

Bangunan ini merupakan perpaduan dari arsitektur Tiongkok, Bugis dan Arab. Keunikan masjid ini adalah banyak ornamen Islami dan khas Tiongkok, antara lain pola sixfold dan kaligrafi Tiongkok. Selain itu, terdapat menara tiga tingkat dan kubah berbentuk pagoda yang cukup besar.

6. Masjid Jami’ PITI Purbalingga

Masjid Jami’ berada di jalur Bobotsari – Purbalingga, tepatnya di Desa Selaganggeng, Mrebet. Meski tidak terletak di pesisir seperti kebanyakan Masjid Cheng Ho lainnya, ukuran masjid ini cukup besar.

Ketiadaan kubah bulat dan berganti menjadi kubah seperti pagoda, menandakan pengaruh arsitektur Tiongkok. Pintu masuk masjid masih menampilkan nuansa Arab dengan pintu lengkung dan kaligrafi bertuliskan lafaz Allah.

7. Masjid Laksamana Cheng Ho Batam

Berbeda dengan kota-kota lain, Masjid Cheng Ho Batam berada dalam satu area tempat wisata di Golden City, Bengkong. Di sini terdapat kapal berukuran besar sebagai gambaran armada Sang Laksamana. Pengunjung dapat masuk ke dalam kapal untuk berfoto.

Masjidnya sendiri tidak terlalu besar tetapi tampak bagus karena menyatu dengan keseluruhan tema taman. Masjid Lini dibangun pada tahun 2015 oleh seorang pengusaha Batam bernama Abi. Dari luar terlihat perpaduan kaligrafi Arab dan Tiongkok. Ragam hias khas Melayu – Batam juga tampak di plang bagian atas dinding.

Baca juga: Sejarah Sam Poo Kong: Jejak Tiongkok di Jantung Semarang

Tersebarnya lokasi Masjid Cheng Ho di Indonesia menunjukkan besarnya pengaruh Sang Laksamana di negeri ini. Banyak pihak berusaha meneruskan usahanya dalam menyebarkan dakwah Islam. Masjid-masjid tersebut juga menunjukkan eksistensi komunitas muslim Tionghoa yang cukup besar. Umat Islam dapat ambil bagian dengan meramaikan masjid-masjid tersebut.

Exit mobile version