JNEWS – Sejak 2001 JNE mulai beroperasi di Kabupaten Ketapang, yang merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat (Kalbar). Seiring berjalannya waktu, JNE Ketapang terus tumbuh dan kini sudah mempekerjakan puluhan karyawan yang mayoritas warga lokal.
Kabupaten Ketapang memiliki berbagai potensi ekonomi unggulan. Di antaranya sektor perkebunan dan pertambangan terutama bauksit. Hal ini menjadikan perekonomian Ketapang terus meningkat dan membawa berkah tersendiri bagi pertumbuhan JNE di sana dari waktu ke waktu.
Menurut Pimpinan JNE Ketapang, H. Uti Rushan, banyak potensi yang ada di wilayahnya yang bisa terus digali dan dimaksimalkan lagi. “Alhamdulillah, JNE Ketapang dari waktu ke waktu mengalami pertumbuhan yang signifikan terutama sejak 2006. Saya melihat potensi besar dalam bisnis pengiriman dan logistik di sini. Saya dan tim pun bekerja keras untuk pengembangan JNE. Kami bersyukur, sampai hari ini JNE Ketapang sudah memiliki 5 ruko milik sendiri yang difungsikan sebagai kantor operasional dengan 42 karyawan yang mayoritas warga lokal. Saya pribadi merasa bangga keberadaan JNE bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, dan juga memudahkan masyarakat dalam urusan pengiriman barang,” ujar H. Uti mengawali percakapannya dengan JNEWS, Sabtu (22/11/2025).
Di balik wilayah yang luas, lanjut H. Uti, Ketapang menyimpan sejumlah potensi besar yang terus digali dan dimaksimalkan. Di antaranya dari sektor perkebunan, di mana menurut data pemerintah setempat, per-September 2025 nilai investasinya sudah mencapai Rp 8 Triliun dengan jumlah 80 perusahaan perkebunan kepala sawit berskala besar yang ditopang 37 pabrik pengolahan CPO dengan luas lahan mencapai ratusan ribu hektar yang tersebar di 19 kecamatan.

Kemudian Ketapang juga memiliki potensi pertambangan, seperti alumina, biji besi/bauksit, pasir kuarsa, timah hitam dan emas. “Sekarang ini saya melihat sudah ada sekitar 8 perusahaan tambang besar plus satu smelter yang beroperasi di Ketapang,” terang H. Uti.
Baca juga: Fakta Menarik Taman Nasional Danau Sentarum, Permata Kalimantan Barat
Begitu juga potensi dari sektor UMKM. Dengan berbagai produk unggulan yang dari waktu ke waktu permintaannya terus meningkat turut berkontribusi signifikan bagi perkembangan JNE Ketapang. “Untuk sektor UMKM di sini ada produk kuliner ampang, madu hutan, kopi jahe, lempok durian dan minuman jenurai. Kemudian produk kerajinan seperti anyaman tradisional, tikar daun pandan dan yang lainnya juga menjadi bidikan dan akan terus kami maksimalkan lagi,” ungkapnya bersemangat.
“Tentu ini menjadi tantangan sekaligus potensi besar bagi JNE Ketapang. Ada ribuan karyawan yang bekerja di banyak perusahaan. Mereka berbelanja online dan mengirimkan berbagai barang untuk keluarganya yang ada di wilayah lain di mana pengirimannya selama ini mempercayakan kepada JNE Ketapang,” tambah H. Uti.
Diungkapkannya, agar potensi besar tersebut tergarap lebih maksimal, JNE Ketapang telah membuat beberapa strategi bisnis terutama menyongsong 2026 yang segera tiba. Semua lini terus dibenahi dan ditingkatkan demi menjaga performa kualitas pelayanan kepada customer. “Kami optimis target akhir tahun 2025 bisa tercapai, dan di 2026 akan jauh lebih baik lagi. Hal lainnya, kami juga bersyukur, pada tahun ini ada 6 karyawan JNE Ketapang yang menerima reward umrah,” tandas H. Uti.
Sebagai catatan tambahan, JNE Ketapang yang operasionalnya berada di bawah Kantor Cabang Utama JNE Pontianak, mempunyai area operasional seluruh wilayah Kabupaten Ketapang, dengan didukung 3 Kantor Perwakilan (KP) dan 25 agen penjualan yang tersebar di 25 kecamatan. *