JNEWS – Setiap 8 September, masyarakat Indonesia ikut memperingati Hari Literasi Nasional sebagai pengingat pentingnya budaya membaca buku dalam kehidupan sehari-hari.
Di tengah derasnya arus informasi digital, membaca buku tetap punya tempat istimewa. Bukan sekadar menambah pengetahuan, membaca juga bisa jadi cara sederhana untuk menenangkan pikiran di sela aktivitas yang padat.
Sayangnya, banyak orang merasa sulit meluangkan waktu untuk membuka buku di tengah rutinitas yang seakan tidak ada habisnya.
Mari Membiasakan Membaca Buku Meski Sibuk
Hari Literasi Nasional hadir bukan hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai ajakan untuk kembali dekat dengan buku. Tak harus selalu berjam-jam, yang terpenting adalah menemukan cara agar membaca tetap bisa menjadi bagian dari keseharian.
Di tengah pekerjaan, urusan rumah, hingga tuntutan sosial, ada banyak celah kecil yang bisa dimanfaatkan untuk membaca. Momentum ini bisa jadi saat yang tepat untuk mulai mengembalikan kebiasaan baik tersebut.
Berikut adalah beberapa tip yang bisa dilakukan untuk membiasakan kembali membaca buku di tengah kesibukan rutinitas sehari-hari.
1. Jadwalkan Waktu Khusus
Membaca buku tidak akan pernah terjadi kalau hanya menunggu waktu luang datang sendiri. Cara paling efektif adalah menjadwalkannya secara khusus, sama seperti janji kerja atau olahraga.
Waktu bisa dipilih sesuai kebutuhan, misalnya pagi sebelum beraktivitas atau malam menjelang tidur. Tidak perlu lama, cukup 15–30 menit.
Saat jadwal membaca tiba, penting untuk menjaganya agar tidak terganggu hal lain. Kalau dilakukan secara rutin, membaca buku akan terasa otomatis seperti kebiasaan sehari-hari. Dari kebiasaan kecil itu, halaman demi halaman akan terkumpul tanpa terasa berat. Konsistensi inilah yang membuat satu buku bisa selesai dengan lebih mudah.
Baca juga: 10 Rekomendasi Buku yang Menginspirasi untuk Dibaca
2. Bawa Buku atau E-book ke Mana-Mana
Kesibukan sering dijadikan alasan tidak sempat membaca. Padahal, ada banyak jeda kecil di tengah aktivitas harian, seperti saat menunggu antrean, naik transportasi umum, atau menunggu seseorang datang. Momen singkat itu bisa dimanfaatkan kalau selalu membawa buku atau menyimpan e-book di ponsel.
Tidak perlu membaca banyak, beberapa halaman saja sudah cukup. Sedikit demi sedikit, bacaan tetap berjalan.
Bagi yang tidak ingin repot dengan buku fisik, aplikasi e-book atau Kindle bisa jadi solusi. Dengan begitu, setiap waktu kosong bisa diubah menjadi kesempatan membaca buku. Hasilnya, satu buku bisa selesai lebih cepat daripada hanya menunggu waktu luang besar.
3. Gunakan Teknik “Sedikit Demi Sedikit”
Membaca sering dianggap harus dalam waktu panjang dan banyak halaman, padahal itu yang membuat terasa berat. Membaca buku sedikit demi sedikit jauh lebih realistis. Target sederhana, seperti 5–10 halaman per hari, sudah cukup.
Walau terlihat kecil, kalau konsisten dilakukan hasilnya besar. Dalam sebulan, satu buku tebal bisa selesai tanpa terasa.
Membaca singkat juga membuat pikiran tidak cepat jenuh. Kebiasaan kecil yang berulang ini jauh lebih mudah dipertahankan. Yang penting bukan seberapa banyak halaman sekali duduk, melainkan seberapa rutin membuka buku setiap hari. Dari kebiasaan ini, jumlah bacaan bisa bertambah secara alami.
4. Manfaatkan Audiobook
Ada kalanya benar-benar sulit menyediakan waktu untuk duduk membaca buku. Dalam situasi seperti ini, audiobook menjadi alternatif praktis. Bentuknya mirip podcast, tetapi isinya adalah buku.
Audiobook bisa diputar saat menyetir, memasak, atau berolahraga ringan. Jadi, aktivitas fisik tetap berjalan sementara isi buku tetap bisa diserap. Keunggulannya, tidak perlu menyediakan waktu khusus untuk membuka buku fisik.
Pilihan audiobook saat ini juga beragam, mulai dari novel, nonfiksi, hingga pengembangan diri. Dengan cara ini, kegiatan sehari-hari terasa lebih menyenangkan karena ditemani bacaan. Audiobook membuat membaca jadi lebih fleksibel dan mudah menyatu dengan rutinitas.
5. Kurangi Waktu Main Gadget
Waktu sering habis bukan karena benar-benar sibuk, melainkan karena terlalu banyak di depan layar ponsel. Scrolling media sosial atau menonton video pendek memang menghibur, tetapi biasanya menyita waktu cukup banyak.
Kalau sebagian kecil saja dialihkan untuk membaca buku, hasilnya akan lebih bermanfaat. Misalnya, 15 menit yang biasa dipakai untuk scrolling bisa digunakan membaca satu bab.
Perubahan kecil ini bisa menjadi awal kebiasaan baru. Memang butuh usaha di awal untuk menahan diri, tetapi lama-lama terasa lebih ringan. Selain itu, membaca buku memberi kepuasan berbeda dibanding hanya menatap layar. Kebiasaan ini juga bisa membantu mengurangi ketergantungan pada gadget.
6. Buat Target Kecil
Agar lebih semangat, membaca buku sebaiknya disertai target. Namun, target tidak perlu terlalu besar karena justru bisa membuat malas.
Target sederhana, seperti satu bab per hari atau satu buku per bulan, sudah cukup. Dengan begitu, ada rasa puas setiap kali berhasil mencapainya. Kepuasan kecil itu memunculkan motivasi untuk melanjutkan.
Membuat daftar buku yang ingin dibaca juga bisa membantu agar lebih terarah. Jadi, tidak bingung mau mulai dari mana. Target kecil yang konsisten justru lebih efektif daripada target besar yang tidak pernah tercapai. Dalam jangka panjang, hasilnya bisa lebih banyak buku yang selesai dibaca.
7. Pilih Buku Sesuai Mood
Salah satu penyebab malas membaca adalah pilihan buku yang tidak sesuai suasana hati. Saat sedang lelah, membaca buku dengan topik berat bisa membuat cepat bosan. Karena itu, penting memilih bacaan yang cocok dengan kondisi diri.
Novel ringan atau kumpulan cerpen bisa dipilih saat pikiran sedang penat. Sementara itu, buku nonfiksi bisa dibaca saat ingin fokus belajar hal baru.
Membaca buku sesuai mood membuat aktivitas ini terasa lebih santai dan menyenangkan. Tidak ada rasa terbebani karena isi buku sesuai dengan keadaan saat itu. Dengan cara ini, membaca bisa menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu, bukan pekerjaan yang dipaksakan.
Baca juga: 30 Kutipan Buku Fiksi Terkenal dan Inspiratif yang Meninggalkan Jejak di Hati
Hari Literasi Nasional yang diperingati setiap tanggal 8 September bisa jadi pengingat bahwa membaca buku tidak harus menunggu waktu luang yang panjang. Justru di sela kesibukan sehari-hari, membaca bisa diselipkan sedikit demi sedikit.
Dengan cara sederhana ini, manfaat buku tetap hadir tanpa terasa membebani. Membaca bukan hanya soal menambah ilmu, tetapi juga menjaga kebiasaan baik agar tidak hilang ditelan rutinitas.
