Tip Menukar Uang dan Mengatur Pengeluaran Selama di Tanah Suci

JNEWS – Calon jemaah haji dari seluruh dunia mulai berdatangan di Tanah Suci Makkah. Selama menjalankan ibadah haji, penting untuk mengatur pengeluaran agar tidak kekurangan uang, terlalu banyak berbelanja,  dan yang pasti kebutuhan tercukupi.

Berada di Tanah Suci, biasanya umat muslim sudah menyiapkan berbagai list baik untuk kebutuhan selama ibadah hingga oleh-oleh. Selain itu, tak kalah penting adalah penukaran uang dari mata uang Rupiah ke Riyal.

Tip Menukar Uang untuk Mengatur Pengeluaran

Tip Mengatur Pengeluaran Selama Ibadah Haji

Sebelum berangkat, sebaiknya calon jemaah haji tahu berapa banyak uang yang akan dipegang cash dan bagaimana cara menukarkannya agar tidak bingung saat di sana.

Mata uang resmi Kerajaan Arab Saudi adalah Riyal Arab Saudi (SAR). Untuk satu Riyal terdiri dari 100 halalah. Dikutip dari Google Finance, kurs Riyal ke Rupiah (diakses 19 Mei 2025), 1 Riyal = Rp4.387. Adapun pecahan yang umumnya dipakai di Makkah dan Madinah berbentuk kertas dan koin dengan nilai:

Agar tidak bingung, berikut ini beberapa tip menukar uang bagi calon jemaah haji sebagai cara mengatur pengeluaran agar tidak membengkak selama ibadah.

1. Menukar Sebelum Keberangkatan

Bagi calon jemaah haji, ada baiknya tidak menunda menukar uang sampai mepet hari keberangkatan. Karena semakin dekat hari H, biasanya kurs semakin mahal. Khusus pecahan kecil seperti uang kertas 1, 5, dan 10 Riyal paling cepat habis karena sering dipakai untuk belanja.

Idealnya waktu penukaran sekitar 3 minggu sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Dengan demikian, calon jemaah haji bisa lebih tenang karena urusan uang sudah beres, bisa mendapat kurs murah, stok pecahan kecil banyak, dan tinggal fokus ke ibadah.

Baca juga: Tip Menjaga Kesehatan Selama Menjalankan Ibadah Haji di Cuaca Ekstrem

2. Memilih Lokasi Penukaran Uang

Pilih lokasi penukaran uang yang tepercaya seperti bank. Alternatif lain bisa ke money changer atau tempat penukaran mata uang asing resmi yang mengantongi izin Bank Indonesia dan diawasi OJK.

Penukaran uang di bandara seperti Soetta, Juanda, atau Kualanamu juga bisa dilakukan. Namun, biasanya nilai tukar lebih tinggi. Hindari menukarkan uang saat tiba di Tanah Suci karena nilai tukar yang tidak menguntungkan dan akan sangat penuh.

3. Hitung Kebutuhan Uang Cash

Mengatur pengeluaran sangat penting karena akan menentukan berapa banyak uang cash yang harus ditukarkan. Rencanakan pengeluaran selama ibadah haji. Perkiraan pengeluaran selama ibadah haji sekitar Rp4.000.000 sampai Rp7.000.000.

Angka tersebut meliputi biaya:

Bagi yang hobi berbelanja, pastikan untuk menyediakan uang ekstra.

4. Siapkan Dokumen Pendukung

Di setiap money changer pasti akan meminta dokumen identitas seperti e-KTP atau paspor sebagai syarat utama penukaran mata uang Rupiah ke Riyal. Pastikan uang yang akan ditukar dalam kondisi yang rapi, tidak lecek, tidak distepler, sobek atau ditempel lakban.

5. Bukti Transaksi

Wajib meminta bukti transaksi setelah penukaran uang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk jaga-jaga apabila ada kesalahan perhitungan atau keperluan pelaporan. Simpan bukti transaksi sampai selesai ibadah haji.

Tip Mengatur Pengeluaran Selama Ibadah Haji

Ketika berada di Tanah Suci, selain memperbanyak ibadah, sebagian besar umat muslim kerap berbelanja baik untuk buah tangan atau sekadar mencicipi jajanan khas Arab Saudi. Banyak jemaah haji yang terjebak dalam euforia belanja atau kurang bijak dalam pengelolaan uang, sehingga keuangan menjadi tidak terkontrol.

Oleh karena itu perlu ada pengelolaan keuangan dengan mengatur pengeluaran agar bisa fokus ibadah, tapi saat mau berbelanja pun uangnya cukup. Berikut ini adalah tip untuk mengatur seluruh pengeluaran selama di Tanah Suci yang bisa diterapkan.

1. Buat Daftar Kebutuhan Selama Ibadah Haji

Dalam mengatur pengeluaran, penting untuk menyusun anggaran sebelum berangkat. Langkah pertama adalah buat daftar kebutuhan selama ibadah haji.

Kebutuhan utama seperti akomodasi, makan tiga kali sehari, dan transportasi lokal disediakan dan ditanggung oleh pemerintah. Jadi, daftar kebutuhannya berarti jajan, transportasi pendukung, buah tangan, dan kebutuhan darurat.

2. Menyusun Anggaran

Berikutnya, susun anggaran berdasarkan kebutuhan yang telah disusun. Tentukan berapa banyak uang yang akan dibelanjakan per hari, termasuk untuk jajan, transportasi, oleh-oleh, dan kebutuhan darurat.

Anggaran ini akan menjadi pegangan selama di Tanah Suci agar tidak terlalu boros. Misalnya, berada di Tanah Suci selama 30 hari dan membawa uang Rp7.000.000, maka anggaran harian sekitar Rp230.000. Dengan begitu, keuangan pun bisa terukur.

Disiplin terhadap anggaran akan sangat membantu menjaga stabilitas keuangan selama ibadah haji.

3. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan

Kadang kala calon jemaah haji tergoda membeli oleh-oleh atau barang yang sebenarnya tidak perlu. Tidak jarang saat berada di pasar yang penuh dengan jualan kurma, sajadah, tasbih, mukena, parfum yang harga terjangkau kerap membuat sebagian umat muslim kalap berbelanja.

Padahal, prioritas utama adalah kebutuhan pokok, bukan konsumsi impulsif.

Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini benar-benar saya butuhkan?” Jika jawabannya ragu-ragu, mungkin lebih baik ditunda atau diabaikan. Misalnya, membeli air zam-zam sudah pasti penting, tapi membeli tiga jenis mukena sekaligus mungkin hanya karena lapar mata.

Dengan memprioritaskan kebutuhan, tidak hanya lebih hemat, tapi juga terhindar dari beban koper dan pengeluaran yang tidak perlu.

4. Manfaatkan Fasilitas Gratis dari Pemerintah atau Penyelenggara

Pemerintah Indonesia dan pihak penyelenggara haji biasanya menyediakan berbagai fasilitas seperti makan tiga kali sehari, transportasi, serta akomodasi. Maksimalkan semua fasilitas ini sebagai bentuk mengatur pengeluaran agar tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk hal yang sudah disediakan.

Jika ingin makan di luar atau naik taksi, pastikan itu adalah pilihan sadar, bukan karena kehabisan makanan atau bingung arah. Tanyakan dulu ke petugas haji jika tidak yakin soal fasilitas yang tersedia.

Dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, mengatur pengeluaran bisa lebih mudah untuk kebutuhan penting lainnya seperti obat-obatan atau keperluan darurat.

5. Catat Pengeluaran Harian

Tip mengatur pengeluaran berikutnya adalah mencatat pengeluaran harian agar bisa tahu ke mana arus keuangan. Bisa menggunakan catatan kecil atau aplikasi di ponsel untuk menulis seluruh pengeluaran sekecil apa pun itu.

Setiap malam sebelum tidur, evaluasi pengeluaran hari itu. Apakah ada yang bisa ditekan? Apakah ada pemborosan yang bisa dihindari esok hari?

Kebiasaan kecil ini akan membentuk kesadaran finansial yang besar dan membantu calon jemaah haji tetap dalam kendali keuangan.

6. Menyiapkan Dana Darurat

Dana darurat penting untuk menghadapi situasi tak terduga seperti sakit, kehilangan barang, atau kebutuhan medis mendadak. Sisihkan 10-15% dari total uang sebagai dana cadangan.

Simpan dana ini di tempat terpisah dan jangan digunakan untuk belanja kecuali dalam keadaan darurat. Bisa juga menitipkan sebagian uang ini kepada pendamping haji apabila merasa lebih aman.

Baca juga: Madain Saleh: Kota Peninggalan Kaum Tsamud yang Sarat Sejarah dan Misteri

Ibadah haji adalah momen suci yang sebaiknya dijalani dengan penuh ketenangan dan kekhusyukan. Namun, kesiapan finansial juga penting demi kenyamanan beribadah. Mengatur pengeluaran mulai dari menukar uang hingga mengelola keuangan saat di Tanah Suci bisa dilakukan dengan menerapkan tip di atas. Dengan demikian, calon jemaah haji bisa fokus beribadah tanpa rasa khawatir dengan keuangan.

Exit mobile version