Mengenal JNE di Pulau Pemburu Paus

JNE di Lembata, daerah yang sebagian penduduknya dikenal sebagai pemburu paus

Kantor JNE Cabang Lembata, NTT.

JNEWS – JNE telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat di Kabupaten Lembata, Provisni Nusa Tenggara Timur, khususnya untuk urusan kirim-mengirim. Sektor korporat dan produk JTR (JNE Trucking) merupakan dua titik fokus yang akan terus dimaksimalkan JNE di Lembata untuk meningkatkan volume kiriman.

Kabupaten Lembata yang beribukota Lewoleba, merupakan sebuah kabupaten yang berada di tengah lautan atau tepatnya di Pulau Lembata, dengan batas wilayah di bagian utara berbatasan langsung dengan laut Flores, di timur berbatasan dengan selat Alor, di barat berbatasan dengan selat Boleng dan Lamakera, serta arah selatan berbatasan dengan laut Sawu.

Masyarakat Lembata mayoritasnya bermata pencaharian sebagai petani dan selebihnya adalah sebagai nelayan. Masyarakat Lembata dikenal memiliki tradisi unik yaitu berburu ikan paus yang dilakukan secara tradisional. Tradisi ini sekaligus menjadi potensi wisata yang menyedot minat para wisatawan untuk datang ke Lembata.

Perburuan paus secara tradisional dilakukan oleh Suku Lamalera sejak ratusan tahun yang lalu. Mereka biasanya mulai menangkap ikan paus saat mussi leffa atau leffa nuang atau musim kemarau yang jatuh pada bulan Mei sampai September. Perburuan paus yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai baleo ini, seakan menjadi gambaran kearifan lokal para nelayan Lamalera yang tangguh, pemberani dan dan pantang menyerah.

Menurut Head of Sales Marketing JNE Cabang Utama Kupang, Fuad Rofiq, tradisi berburu ikan paus masyarakat Lembata yang kini banyak mengundang para wisatawan untuk datang menjadi potensi tersendiri bagi JNE Lembata dalam meningkatkan kirimannya.

Baca juga: Pempek, Primadona Kiriman JNE Palembang

“Banyak wisatawan yang datang berimbas pada meningkatnya kiriman oleh-oleh khas lokal,” ujar Fuad, saat berbincang dengan JNEWS, Senin (13/5/2024).

Mengingat pertanian menjadi penopang utama perekonomian Lembata, tutur Fuad, produk UMKM sebagai hasil dari pertanian juga menjadi produk unggulan yang pengirimannya terus meningkat termasuk ke luar Kota Lembata.

Produk-produk UMKM tersebut di antaranya madu hasil hutan, kain tenun, jagung titi, kopi dan hasil kerajinan tangan lainnya. Sampai saat ini JNE sudah beberapa kali memfasilitasi UMKM Lembata untuk  ikut pameran.

Terkait Lembata sebagai kepulauan, untuk porses pengiriman paket baik itu inbound (kiriman yang masuk) maupun outbound (kiriman yang keluar) semuanya menggunakan kapal kayu atau kapal cepat melalui Larantuka yang berlayar setiap hari.

“Meski berada di kepulauan, layanan JNE tetap maksimal dan sesuai dengan SLA yang sudah ditentukan. Itulah salah satu kelebihan JNE. Jaringannya merata dan sampai ke pulau-pulau terluar. Dengan kerja keras seluruh tim untuk memberikan pelayanan yang terbaik, kami optimis JNE akan terus berkibar di Lembata,” pungkas Fuad.

JNE Lembata sendiri dalam operasionalnya mencakup seluruh wilayah Kabupaten Lembata, dengan didukung oleh 3 titik penjualan, yaitu di dalam Kota Lewoleba, di Kecamatan Buyasuri dan Kecamatan Wulandoni. Saat ini JNE Lembata sudah mempekerjakan 12 karyawan dan nama JNE sudah dikenal luas oleh masyarakat setempat berkat pelayanannya yang memuaskan. *

Baca juga: Kisah Putu Sartika, Sudah 32 Kali Lalui Lebaran di JNE

Exit mobile version