Nama Andrew Kalaweit belakangan tengah menjadi perbincangan di jagat dunia maya dan media sosial. Mungkin sebagian dari kamu bertanya-tanya, siapa Andrew Kalaweit sih?
Andrew Kalaweit adalah anak dari pasangan Chanee Kalaweit dan Prada Kalaweit. Ayahnya, Chanee Kalaweit, merupakan pria asal Perancis yang mendirikan Kalaweit Foundations, sebuah yayasan yang bergerak dan fokus di bidang perlindungan satwa liar.
Yayasan atau organisasi non-profit ini telah berdiri sejak 1998 dengan misi awal menyelamatkan Owa atau Gibbons, yakni sejenis kera kecil yang hidup di hutan tropika di Indonesia dan hewan-hewan lain dari perdagangan satwa liar. Oleh karenanya, Chanee kemudian mendirikan cagar hutan swasta untuk melindungi satwa liar yang hidup di sana.
Baca Juga: Arief Muhammad Ditunjuk Jadi Duta Nasi Padang, Congrats!
Dari didikan sang ayah yang bekerja sebagai aktivis lingkungan dan satwa liar inilah, jiwa penyayang binatang Andrew berada. Sejak kecil, Andrew Kalaweit memang sudah tinggal di sebuah rumah kayu yang didirikan oleh sang ayah di tengah hutan tanpa ada tetangga di sekitarnya.
Pun rumahnya hanya terbuat dari kayu (menyerupai rumah panggung), Andrew Kalaweit dan keluarga tinggal dengan fasilitas yang cukup modern, lengkap dengan peralatan elektronik, seperti kulkas, laptop, dan sebagainya. Pasokan listrik didapat dengan menggunakan solar panel.
Sedangkan untuk akses internet didapat dengan berlangganan internet satelit yang sangat mahal. Dalam sebuah podcast bersama Deddy Corbuzier, Andrew menjelaskan bahwa untuk kuota 24 GB dalam sebulan harus merogoh kocek sekitar Rp2,3-2,8 jutaan. Tentu, kuota tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk kebutuhan penting, seperti belajar, hingga dipakai untuk kebutuhan upload konten, baik dirinya, ayahnya, maupun sang ibu.
Bukan cuma akses internet saja yang sulit, Andrew Kalaweit mengaku bahwa untuk mencapai rumahnya dibutuhkan perjalanan yang amat panjang. Dari Kota Palangkaraya dirinya harus menempuh perjalanan darat selama 8 jam dan ditambah dengan perjalanan menggunakan speedboat selama 1 jam.
Bisa dibayangkan bukan, bagaimana sulitnya akses untuk menuju rumahnya? Meski demikian, ia mengaku senang dengan kehidupannya. Oleh karenanya, kehidupan menariknya di tengah hutan belantara ini pun kemudian ia bagikan melalui channel YouTube miliknya yang bernama Andrew Kalaweit yang hingga kini telah mendapat 1,34 juta subscriber! Luar biasa yah.
Berawal dari iseng, beberapa kontennya di YouTube pun mendulang cukup banyak view, salah satunya adalah konten mengenai kehidupan 24 jam di tengah hutan yang telah mendulang 9 juta lebih viewer. Atau misalnya konten terkait dirinya yang memanjat pohon durian setinggi 25 meter yang telah ditonton 6 juta lebih pasang mata.
Dalam membuat konten, Andrew Kalaweit mengandalkan beberapa perlengkapan yang terbilang canggih, seperti kamera berkualitas mumupuni hingga drone. Tak heran, video yang diunggah di YouTube memiliki kualitas yang nggak kalah keren dari video dokumenter hutan.
Selain cinta terhadap alam dan satwa, Andrew Kalaweit pun rupanya juga memiliki kecintaan terhadap sinematografi. Dalam podcast Close the Door milik Deddy Corbuzier, dirinya bercerita bahwa dirinya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang filmmaker lho. Adapun film yang ingin ia buat adalah film seputar dokumentasi kehidupan alam.
Di samping memiliki keterampilan dalam hal climbing atau memanjat, Andrew Kalaweit juga memiliki keterampilan dalam mengemudikan paramotor. Aktivitas mengemudi paramotor biasanya dilakukan bersama sang ayah untuk memantau hutan dari ketinggian, apakah ada asap kebakaran atau tidak.
Baca Juga: Rekomendasi Sandal Gunung Andalan Eiger