JNEWS – Ada yang sedikit berbeda dalam acara Main Branch Head Development Program (MBHDP) yang bertema “Empowering Future Leader” Senin (22/9) lalu, di Jakarta. Selain karena program ini edisi perdana yang telah dirancang sejak awal tahun 2025, juga karena profil dan kaliber narasumber eksternal yang berhasil didatangkan panitia penyelenggara.
Tidak tanggung-tanggung, JNE mengundang Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono, yang belakangan juga cukup populer di media sosial berkat insights bisnisnya. Armand diundang untuk berbagi pengalaman mengenai lika-liku bank swasta terbesar di Indonesia tersebut membangun budaya organisasi, mengembangkan karakter karyawan, serta membuat perubahan dan inovasi berkelanjutan di depan para Kepala Cabang Utama JNE se-Indonesia.
Budaya Melayani
Dalam sharing-nya Armand Hartono banyak bercerita seputar tantangan-tantangan BCA di masa transisi ketika mentransformasi diri dari perusahaan yang proses kerjanya berbasis manual menjadi perusahaan yang mengadopsi digitalisasi. Melakukan perubahan di dalam perusahaan tidak bisa sekejap, tuturnya.
“Seperti tumbuhan, perubahan hanya bisa kalau lahannya subur. Saat melakukan perubahan, misalnya melakukan standardisasi, mulai dari area-area yang terbuka untuk berubah. Nanti kalau berhasil, yang lain akan ikut,” terangnya.
Sebagai perusahaan yang basisnya jasa, Armand mengungkapkan bahwa JNE dan BCA pada dasarnya serupa. Pelayanan yang baik akan mendatangkan kepercayaan dari pelanggan. Peran pemimpin, sebut Armand, sangat kritikal untuk membangun budaya pelayanan yang baik.
“Harus dimulai dari pemimpin. Pemimpin itu dilihat semua orang, jadi harus kasih contoh, agar contohnya diikuti oleh semua orang,” ujarnya.
Meningkatkan Kompetensi
Inisiatif MBHDP merupakan implementasi pengembangan Role Competency bagi karyawan di setiap jenjang kepemimpinan yang dicanangkan di awal tahun 2025. Ditemui di Hari Pertama MBHDP, Kepala Divisi Human Capital Development Fikri Al-Haq mengungkapkan bahwa pengembangan role competency Kepala Cabang didahulukan mengingat peran utama cabang sebagai service center atau pusat layanan sekaligus profit center atau pusat penghasil revenue perusahaan.
“Posisi kepala cabang sangat penting karena bersentuhan langsung dengan customer. Karena itu harus terus ditingkatkan kapabilitasnya, baik itu role competency maupun hard competency-nya,” ujarnya.
Dalam training 3 hari ini, Kepala Cabang JNE se-Indonesia mendapatkan materi pengetahuan dan praktik yang diperlukan untuk mengelola perusahaan sehari-hari, mulai dari kepemimpinan, pengambilan keputusan (decision making), team work, sampai aspek finance, marketing, human capital dan operation.