JNEWS – Di tengah perdebatan apakah kemunculan kecerdasan artifisial (AI) akan banyak menggantikan peran manusia dalam dunia kerja, secercah harapan dilontarkan oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid.
Menurutnya, bahwa kecerdasan artifisial (AI) justru adalah peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, bukan ancaman bagi tenaga kerja manusia. “Dikabarkan kecerdasan artifisial ini akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan di dunia. Namun, pada saat yang bersamaan, AI juga berpotensi menciptakan 90 juta pekerjaan baru di berbagai bidang. Karena itu, AI perlu diwaspadai, tetapi tidak perlu ditakuti,” ujarnya baru-baru ini.
Menurut Meutya, Indonesia termasuk salah satu negara paling optimistis dalam menghadapi perkembangan AI. Masyarakat menunjukkan kesiapan tinggi dalam menerima teknologi baru tanpa rasa takut yang berlebihan. “Berdasarkan berbagai survei, Indonesia dinilai sebagai negara yang mampu menerima AI dengan baik, tidak takut, dan itu merupakan pertanda yang baik,” tambahnya.
“Kita coba melihat dan membicarakan AI dari perspektif yang berbeda. Bukan sekadar data dan angka, melainkan bagaimana AI bisa dimaknai sebagai alat bantu yang memperkuat manusia,” tuturnya.
Pemerintah saat ini, lanjut Meutya, tengah menyusun Peta Jalan Nasional AI sebagai panduan strategis lintas sektor. Regulasi ini diharapkan terbit pada awal 2026 melalui Peraturan Presiden. “Harapannya pada awal tahun 2026, Peraturan Presiden tentang peta jalan ini sudah dapat diterbitkan dan menjadi pedoman bagi kita semua,” jelasnya.
Baca juga: Manfaat AI untuk Pekerjaan yang Bisa Membuat Hidup Lebih Mudah
Selain menyiapkan regulasi, pemerintah juga berfokus pada pemerataan akses digital agar seluruh masyarakat dapat menikmati manfaat AI. “Yang juga penting adalah bagaimana membuat AI berikutnya menjadi inklusif. Kami juga telah melelang frekuensi 1,4 GHz untuk menghadirkan internet yang lebih murah dan merata,” jelas Meutya.
Untuk itu Meutya mengajak agar semua pihak memanfaatkan AI secara bijak dan bertanggung jawab. “Ketika pemanfaatannya dilakukan dengan baik, AI akan membawa kebaikan. Demokrasi teknologi menuntut tanggung jawab bersama, dan kita semua memiliki peran yang sama penting dalam menentukan arah perkembangan AI ke depan,” tandasnya. *
