Menparekraf Yakin Sektor Parekraf Mampu Bangkitkan Ekonomi di 2022

Menparekraf Sandiaga Uno yakin sektor parekraf mampu bangkitkan ekonomi Indonesia

Pemerintah tengah berupaya untuk membangkitkan kembali perekonomian setelah pandemi Covid-19 kini dapat dikendalikan. Di antara berbagai sektor yang dapat diandalkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meyakini sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) akan dapat berkontribusi besar bagi kebangkitan ekonomi di tanah air pada tahun 2022.

Dalam sebuah event beberapa waktu lalu, Sandiaga Uno menyampaikan prediksi bahwa pada 2021 kemarin terjadi peningkatan di sektor parekraf. Hal itu terlihat saat libur Natal dan Tahun Baru menunjukkan hasil yang sehat dan sesuai hasil kunjungan langsung ke lapangan.

“Sektor parekraf berkontribusi untuk kebangkitan ekonomi di tahun 2022. Harapan kami ekonomi bangkit, lapangan kerja tercipta, sektor ekonomi kreatif berkontribusi terus dengan bergerak cepat, memahami kebutuhan rakyat sekarang dengan bantuan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu,” katanya seperti dikutip dari siaran pers.

Menurutnya, pemerintah tidak akan memberikan dispensasi masa karantina bagi masyarakat yang baru kembali dari luar negeri. Pemerintah mengurangi masa karantina pelaku perjalanan luar negeri dari 14 hari menjadi 10 hari sesuai negara dengan tingkat infeksi omicron yang tinggi.

Baca Juga: Kemenparekraf Jalin Kolaborasi Kembangkan Desa Wisata dan Desa Kreatif

“Jika tidak ada super penting, masyarakat diimbau untuk tidak bepergian ke luar negeri, cukup di #IndonesiaAja. Evaluasi protokol kesehatan di destinasi wisata saat libur tahun baru menunjukkan hasil yang baik, menunjukkan kedisiplinan, dan kepatuhan kita terhadap protokol kesehatan yang patut diapresiasi,” paparnya.

Sandiaga menilai, momentum tahun baru ini menjadi sesuatu yang baru di tengah pandemi, bagaimana masyarakat berwisata dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin dengan aplikasi pedulilindungi, kemudian destinasi wisata seperti Ancol dan Ragunan yang menerapkan sistem preregistrasi.

Ada sejumlah provinsi yang sudah menerapkan dengan baik pengendalian protokol Kesehatan tersebut, yakni Kalimantan Utara (99,52 persen), Maluku (98,56 persen), Kepulauan Riau (97,55 persen), Sulawesi Tengah (97,50 persen), dan Bali (97,30 persen).

Sementara itu, Sandiaga juga menyebutkan bahwa ada sejumlah destinasi unggulan di Jakarta yang mencatat jumlah kunjungan yang tinggi di Jakarta selama masa libur tahun baru kemarin, seperti Taman Impian Jaya Ancol yang tembus 18 ribu kunjungan, TMII dipadati 15.741 pengunjung pada Sabtu (1/1) dan 16.137 orang pada Minggu (2/1), serta Taman Margasatwa Ragunan yang mencatat jumlah kunjungan sebanyak 17.866 orang pada Sabtu dan 16.909 orang pada hari Minggu.

“Terkait jumlah kunjungan wisatawan ke Bali saat libur Natal dan Tahun Baru, bila melihat arus balik, jumlah keberangkatan penumpang pada Sabtu (1/1/2022) sebanyak 11.271 orang yang diangkut dengan 81 penerbangan,” katanya.

Dengan berakhirnya masa liburan akhir tahun, diprediksi jumlah keberangkatan akan meningkat. Diprediksi ada sekitar 15 ribu lebih penumpang yang akan meninggalkan Bali. Rata-rata kunjungan diprediksi akan meningkat 2-3 kali lipat saat libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Untuk okupansi hotel, dari data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) diketahui terdapat kenaikan okupansi pada malam pergantian tahun, meski tidak merata. Tingkat okupansi pada akhir tahun secara nasional bisa mencapai target kenaikan 5 sampai 10 persen, terlepas dari ketiadaan cuti bersama.

Tahun lalu, rata-rata keterisian hotel pada Desember hanya di kisaran 40 sampai 50 persen. Menteri Sandiaga menyebutkan pada Libur Natal lalu rata-rata tingkat hunian (okupansi) kamar hotel secara regional Bali mencapai 55 persen, dengan 95 persen yang memenuhi okupansi adalah wisatawan nusantara.

Di Yogyakarta, peningkatan reservasi hotel usai libur tahun baru sudah mencapai lebih dari 40-60 persen. Sementara Kota Bandung pada malam tahun baru 2022 juga mencapai angka maksimal dan sebanyak 50 hotel yang tergabung dalam H3B saat ini dalam kondisi penuh. Sesuai peraturan yang berlaku saat ini okupansi hotel diberi batas 75 persen oleh Pemkot Bandung.

Baca Juga: Kunjungan Wisman di 2021 Menurun, Kemenparekraf Targetkan 3,6 Juta Tahun Depan

Exit mobile version