Menperin Sebut Nilai Ekspor Produk Batik Terus Meningkat

Nilai ekspor batik Indonesia terus membesar setiap tahun

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Istimewa

JNEWS – Sejak ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia pada 2009, pamor batik di kancah internasional semakin diperhitungkan. Untuk itu Kementerian Perindustrian terus mendorong dan memberikan dukungan besar bagi keberlangsungan perajin batik di Tanah Air.

Selain itu, bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) pihak Kemenperin juga terus berupaya menumbuhkembangkan industri batik nasional agar semakin relevan dengan zaman. Tidak hanya dipandang sebagai warisan budaya, batik kini kian diterima generasi muda sebagai bagian dari gaya hidup atau life style modern yang penuh kreativitas.

“Batik adalah contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat menjadi kekuatan ekonomi. Dengan memperkuat ekosistem batik nasional, kita bukan sekedar menjaga peninggalan leluhur, melainkan juga membangun fondasi ekonomi kreatif berbasis budaya yang mampu bersaing di tingkat global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Ia menambahkan, bagaimana batik kini hadir bukan hanya di panggung budaya, tetapi juga sudah dipakai dalam keseharian generasi muda. “Batik kini digunakan oleh generasi muda tidak hanya untuk acara formal, tetapi juga sebagai bagian dari fesyen sehari-hari. Hal ini membuka peluang strategis bagi industri batik untuk menghadirkan desain yang lebih segar, memanfaatkan pemasaran digital, dan menjaga kualitas agar batik semakin dekat dengan gaya hidup modern anak bangsa,” ungkap Menperin.

Fenomena ini menunjukkan bahwa batik tidak kehilangan akarnya, justru semakin relevan dengan makna-makna budaya yang diwariskan turun-temurun apalagi sejak UNESCO menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 2009.

Data Kemenperin mencatat terdapat 5.946 industri batik yang tersebar di lebih dari 200 sentra produksi di 11 provinsi, dengan daya serap sekitar 200 ribu tenaga kerja melalui 47 ribu unit usaha.

“Nilai ekspor batik Triwulan I 2025 mencapai US$ 7,63 juta atau naik 76,2% dibandingkan tahun sebelumnya, dan pada Triwulan II 2025 masih tumbuh dengan capaian US$ 5,09 juta atau naik 27,2% dibandingkan periode sama 2024. Ini adalah kabar baik, tetapi sekaligus menjadi tantangan untuk terus meningkatkan kualitas, inovasi, dan daya saing,” jelas Menperin. *

Baca juga: Batik Surabaya: Sejarah, Motif Khas dan Maknanya dalam Budaya Lokal

Exit mobile version