JNEWS – “Pesan itu masih terngiang di benak saya dan juga adik-adik saya termasuk Pak Feriadi. Bahwa almarhum Bapak berwasiat agar kawasan Yatuna termasuk masjid ini tetap dijadikan tempat sosial keagamaan untuk kemaslahatan warga sekitar. Insya Allah kami akan memegang teguh amanah tersebut.”
Ahmad Yuniarto, putra sulung H. Soeprapto sejenak menghentikan ceritanya kepada JNEWS. Kata-katanya tercekat, di pelupuk mata tampak air mata menggenang. “Maaf…, andai Bapak masih ada tentu bangga. Melihat anak-anaknya berkumpul untuk membangun kembali lebih megah masjid yang Bapak tinggalkan ini,” ujarnya.
Menurutnya, saat pertama kali membeli tanah di kawasan tersebut puluhan tahun silam, memang sang pendiri JNE dan TIKI ini sudah mempunyai ide bahwa lokasi tersebut akan dibuatkan masjid dan pusat kegiatan anak yatim serta orang-orang tidak mampu lainnya untuk diberikan santunan, termasuk para tuna netra.
“Sebagai anak, saya merasa bangga karena almarhum langsung mengajarkan dan memberi contoh nyata, bagaimana cara habluminallah (berhubungan dengan Allah) dan hambluminannas (berhubungan dengan manusia). Bapak juga mengajarkan bagaimana cara kerja keras untuk meraih kejayaan, lewat perusahaan TIKI dan JNE,” bebernya.
“Dengan pembangunan total ulang masjid ini, sebagai bukti nyata bagaimana kami anak-anak almarhum dan juga disokong Ibunda Hj. Nuraini, mengamalkan ajaran almarhum. Dan semoga pahala amal jariahnya akan terus mengalir ke almarhum,” Ahmad Yuniarto mengakhiri.
Hal senada diungkapkan oleh sang adik, Presiden Direktur JNE M. Feriadi, bahwa sang ayahanda memadukan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. “Bapak H. Soeprapto membangun TIKI kemudian JNE sebagai penopang kegiatan amal sosial beliau semasa hidup. Maka warisan dan ajarannya tentang berbagi kepada yang membutuhkan sampai sekarang terus kami laksanakan baik di JNE maupun di TIKI. Saat ini luas keseluruhan tanah Yatuna dan area masjid ini sekitar 6 hektar. Dulu jalanan besar depan Yatuna itu saya ingat waktu kecil masih berupa jalan setapak lalu Bapak melebarkannya agar bisa dilalui kendaraan roda empat,” ujarnya.
Baca juga: Arsitek Zulfarani: Masjid Jami Soeprapto Soeparno Usung Desain Sufisme
Sekelumit M. Feriadi mengenang masa-masa awal sang pendiri JNE dan TIKI ini. “Bapak H. Soeprapto adalah seorang pengusaha ulet dan pekerja keras. Pandai melihat peluang bisnis. Sesekali mengajak anak-anaknya termasuk saya yang kala itu masih kecil ikut mengantar paket dengan mobil carry. Saat awal-awal membangun JNE saya yang masih kuliah juga sering diajak ke kantor JNE yang kala itu ada di Gedung Gelael, Slipi,” ucapnya.
“Alhamdulilah, dengan membangun masjid dan Yayasan Yatuna, bisnis atau usaha Bapak di TIKI dan JNE maju pesat sampai sekarang. Saya yakin semua itu ada kaitannya dengan keberkahan dari Allah SWT lewat doa-doa para jamaah masjid, doa-doa anak yatim, janda tidak mampu dan para tuna netra yang rutin disantuni,” pungkasnya.*