Meski Aral Melintang, JNE Tetap Komitmen Antar Kebahagiaan Hingga Pelosok Negeri

Oleh : Truly Okto Hasudungan Purba, Juara 1 JNE Competition 2020 Kategori Jurnalis (Digital Feature News)

Gerimis turun mengguyur kawasan Jalan Sudirman, kota Aek Kanopan, kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara (Sumut), Selasa (29/12/2020) pagi. Namun, hal tersebut tidak menghalangi Muhammad Arifin (23) untuk bergegas memasukkan puluhan paket berbagai ukuran ke dalam tas barang gandeng berwarna coklat dengan tulisan JNE di kedua sisinya.

Dengan dibantu rekannya, Arifin mengangkat tas tersebut dan menyandarkannya di jok belakang sepeda motor yang terparkir di halaman depan kantor JNE Cabang Labura.

“Saya harus ngebut ke Kualuh Ledong, Jangan sampai turun hujan di tengah jalan. Kalau masih gerimis, jalannya masih bisa dilewati walaupun sudah berlumpur. Tapi kalau sudah hujan, jalanan pasti semakin berlumpur dan sulit dilewati,” kata Arifin.

Arifin yang akrab disapa Bowo ini adalah kurir JNE cabang Labura yang bertugas mengantarkan paket milik pelanggan ke kecamatan Kualuh Ledong. Tugas tersebut dilakoninya empat kali dalam seminggu. Bukan tugas yang ringan sebenarnya, karena Arifin harus melalui medan yang cukup sulit sebelum sampai di kecamatan Kualuh Ledong.

Tribun-Medan.com berkesempatan ikut bersama Arifin mengantarkan paket menuju Kualuh Ledong. Rute yang dilalui adalah jalan bertekstur tanah gambut di areal perkebunan kelapa sawit, PT Granura. Waktu tempuh dari kantor JNE Cabang Labura menuju Kualuh Ledong selama tiga jam dengan menggunakan sepeda motor dalam kondisi normal. Tapi sehabis turun hujan dan jalanan semakin berlumpur, waktu tempuh bisa mencapai empat jam.

“Hanya sepeda motor yang sanggup melintas dari sini. Itupun motornya sudah dimodifikasi di beberapa bagian. Kalau mobil biasa sulit melewati rute ini,” kata Arifin.

Baca Juga: Perluas Pasar Hingga ke Pelosok Tanah Air dengan JNE, Rendah Hj Fatimah Bertahan di Tengah Pandemi

Arifin menyebut, setidaknya ada empat desa di Kualuh Ledong yang masuk daerah pelosok karena jalannya sulit dilalui yakni desa Simandulang, Teluk Pule Dalam, Teluk Pule Luar, dan Air Hitam. “Untuk menyiasati pengantaran karena jalan sulit dilewati, terkadang paket kami titip di rumah warga yang dekat dengan desa tersebut. Nanti pemiliknya yang datang menjemput,” kata Arifin yang sudah lima bulan menjadi kurir JNE.

Sama dengan Arifin di Kualuh Ledong, medan menuju Kualuh Hilir juga tak mudah. Masih banyak jalan di tujuh desa di Kualuh Hilir yang belum disentuh batu. Dari tujuh desa di Kualuh Hilir, Bahrum menyebut infrastruktur jalan di dua desa yakni desa Tanjung Mangedar dan desa Teluk Pie sangat parah. Jalanan becek dan banjir menjadi pengiring Bahrum setiap mengantar dan menjemput paket.

“Karena sulitnya medan di dua desa ini, kami memberlakukan sistem jumpa di tengah. Kurir dan pelanggan menyepakati perbatasan di antara Kampung Masjid (ibu kota Kualuh Hilir) dan dua desa tersebut untuk bertemu,” kata Bahrum.

Arifin kurir JNE Cabang Labura

Pengalaman yang sama juga disampaikan Bahrum (37), kurir sekaligus agen JNE yang ada di kecamatan Kualuh Hilir, sebuah daerah pelosok lainnya di kabupaten Labura. Tiga kali seminggu, dirinya datang ke kantor cabang JNE Labura di Aek Kanopan untuk mengantar dan menjemput paket kiriman dari dan ke Kualuh Hilir. Waktu tempuhnya sekitar tiga jam atau enam jam pergi pulang (PP).

Berjarak ratusan kilometer dari Labura, kisah yang sama juga dilalui Armansyah Harita (41). Kepala Cabang JNE Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara ini mengisahkan, terjun ke bisnis logistik JNE sejak tahun 2009 dan meniti karir mulai dari kurir, Armansyah bertugas mengkoordinasikan penjemputan dan pengantaran paket dari dan ke pulau-pulau terluar yang ada di Nias Selatan.

Dari 35 kecamatan di Nias Selatan, kata Armansyah, ada tujuh kecamatan yang merupakan pulau terluar dan masuk kategori daerah pelosok atau dalam struktur JNE disebut Zona D (kepulauan) yakni Pulau-pulau Batu, Pulau-pulau Batu Timur, Pulau-pulau Batu Utara, Pulau-pulau Batu Barat, Simuk, Hibala, dan Tanah Masa. Dari tujuh pulau terluar ini, hanya transportasi kapal ke Pulau-pulau Batu yang sudah terjadwal setiap harinya dari pelabuhan Teluk Dalam (ibu kota Nias Selatan). Sedangkan transportasi kapal ke enam pulau lainnya tidak ada jadwal yang pasti.

Khusus untuk pengiriman paket ke tujuh pulau di Nias Selatan, JNE mengirimkannya dari Teluk Dalam menuju Pulau-pulau Batu dengan cara dititipkan melalui Anak Buah Kapal (ABK). Selanjutnya dari Pulau-pulau Batu, agen JNE setempat mengelompokkan paket-paket tersebut sesuai pulau masing-masing.

Khusus untuk tujuh pulau tersebut dilayani satu agen JNE yang berkedudukan di Pulau-pulau Batu. Untuk pengantaran ke enam pulau lainnya di luar Pulau-pulau Batu, agen JNE ini tidak mengantarkan dan menjemput paket karena sulitnya transportasi.

“Agen akan menelepon pemilik paket. Apakah akan dijemput sendiri saat mereka belanja kebutuhan di Pulau-pulau Batu atau agen menitipkannya melalui kapal yang kebetulan berangkat dari Pulau-pulau Batu. Untuk tambahan biaya penitipan lewat kapal, akan ditanggung pemilik paket. Seperti itulah strategi yang kami lakukan untuk mengantarkan paket hingga ke pelosok,” kata Armansyah.

Muhammad Arifin, Bahrum, dan Armansyah Harita mengungkapkan, banyak suka duka yang mereka alami saat bertugas mengantarkan paket hingga ke pelosok negeri. Duka yang pasti, kata ketiganya adalah kondisi infrastruktur jalan yang parah yang membuat kendaraan tidak dapat melaju dengan baik. Khusus di Nias, kata Armansyah, cuaca buruk membuat kapal tidak berangkat menuju pulau-pulau terluar sehingga memperlama proses pengiriman dan penjemputan paket.

“Belum lagi sebagian daerah di tujuh pulau tersebut kerap banjir saat hujan. Hal ini menyulitkan proses pengantaran dan penjemputan,” ujar Armansyah.

Baca Juga: Tiga Dekade, JNE Antarkan Kebahagiaan dari Hulu hingga Hilir

Dibalik duka, kata ketiganya, ada perasaan suka yang tetap terbersit dalam diri mereka. Hal itu didasari karena pekerjaan ini tidak hanya menjadi penyambung perekonomian keluarga, tetapi jalan bagi ketiganya untuk mengantarkan kebahagiaan kepada pelanggan.

Bahrum berpandangan, paket-paket tersebut adalah wujud kebahagiaan milik pelanggan karena bisa jadi paket tersebut adalah produk dari usaha online pelanggan yang harus dikirimkan ke pembeli, barang-barang penting yang dikirimkan pelanggan kepada anak atau saudaranya di luar kota, atau barang dari hasil belanja online pelanggan di luar kota.

“Karena itu kebahagiaan milik pelanggan, kami pun bertanggungjawab mengantarkan kebahagiaan tersebut hingga ke tangan si penerima, meskipun daerahnya ada di pelosok negeri,” kata Bahrum.

Pengantaran Dua hingga Tiga Kali Seminggu

MENGINGAT infrastruktur jalan dan transportasi kapal yang tidak mendukung, maka tidak setiap hari pengantaran paket dilakukan ke daerah pelosok. Kepala Cabang JNE Labura, Azhari Azizi mengatakan, dari delapan kecamatan di kabupaten Labura, dua diantarnya termasuk daerah pelosok yakni Kualuh Ledong dan Kualuh Hilir. Khusus di dua kecamatan ini, pengantaran paket dilakukan tiga kali seminggu atau ketika banyak kiriman dilakukan empat kali.

Khusus ke Kualuh Ledong, setiap kali pengantaran terdapat 40-60 paket yang diantar (barang masuk). Sedangkan paket yang dijemput (barang keluar) lima hingga tujuh paket. Sedangkan di Kualuh Hilir, ada 40-an paket dalam sekali pengantaran, sedangkan paket yang dijemput (barang keluar) antara dua hingga lima paket.

Sementara itu, Kepala Cabang JNE Kabupaten Nias Selatan, Armansyah Harita mengatakan, untuk pengantaran paket ke tujuh pulau terluar dilakukan dua kali dalam seminggu. Setiap harinya ada 20-30 paket yang keluar dari Nias Selatan dimana lima hingga 10 paket dikirim dari pulau-pulau terluar. Sedangkan paket masuk (diantar) ada diangka 200-400 paket setiap harinya. Dari jumlah ini, 40-80 paket diantar ke pulau-pulau terluar.

Azhari mengatakan, meskipun jumlah paket yang diantar dan dijemput tergolong kecil dibandingkan daerah (kecamatan) lainnya, pihaknya tetap menyiapkan sumber daya untuk mengantarkan dan menjemput paket-paket tersebut.

Baca Juga: Safri Windana ‘Best Rider’ JNE Medan yang Ramah dan Suka Membantu Rekan

“Apa yang kami lakukan ini merupakan wujud dari komitmen JNE untuk tetap melayani pelanggannya di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke pelosok negeri sekalipun sesuai dengan tagline #connectinghappiness,” kata Azhari.

Hal senada juga dikatakan Armansyah. Menurutnya, tetap berkomitmen mengantarkan paket ke pelosok negeri sama halnya dengan mewujudkan bahagia bersama antara pelanggan dan JNE.

“Sepanjang pelanggan sudah memercayakan paketnya kepada JNE, kami akan profesional mengantarkan dan menjemputnya. Dengan begitu, pelanggan akan senang dan bahagia. Kami pun bahagia karena menjalankan tugas dengan baik. Dengan begitu JNE dan pelanggan bahagia bersama sesuai dengan tema #jne30tahun yaitu #30tahunbahagiabersama,” katanya.

Tak Ada Tambahan Biaya, Berlakukan Subsidi Silang

KEPALA Cabang Utama JNE Medan, Fikri Alhaq Fachryana, cabang yang dipimpinnya membawahi 33 kabupaten dan kota di provinsi Sumatera Utara. Secara keseluruhan, hingga tahun 2020, kata Fikri, layanan #jne cabang utama Medan telah menjangkau seluruh daerah di Sumut hingga ke pelosok.

“Namun karena jangkauan daerah tidak sama, untuk daerah pelosok, waktu pengantaran memang lebih lama dibandingkan di kota,” kata Fikri.

Mengingat waktu pengiriman paket hingga ke pelanggan bisa memakan waktu lebih dari satu hari, maka tidak semua layanan #jne tersedia di daerah pelosok. “Selain layanan YES yang berupa pengiriman dalam satu hari, maka layanan lainnya seperti REG, JTR dan OKE bisa dinikmati pelanggan di daerah pelosok,” kata Fikri.

Meskipun berada jauh di pelosok negeri, Fikri menyebut tak ada penambahan biaya yang dibebankan kepada pelanggan di luar tarif resmi. Meskipun diakuinya, tarif pengiriman di beberapa daerah pelosok tidak menutupi biaya operasional, #jne tetap mempertahankan pengiriman ke daerah tersebut. Untuk menutupi kekurangan biaya operasional, dilakukan subsidi silang daerah lain.

“Kami tetap melayani hingga ke pelosok negeri karena merupakan perwujudan dari komitmen pelayanan #jne. Kami ingin, dengan adanya JNE, maka ekonomi masyarakat setempat akan tumbuh dengan adanya keterbukaan akses barang ataupun logistik baik keluar maupun masuk,” katanya.

“Keterbukaan akses ini akan memenuhi kebutuhan personal masyarakat. Dengan kehadiran JNE ini, maka ekosistem e-commerce juga akan tumbuh dan produk-produk terpendam milik masyarakat setempat juga akan muncul,” pungkas Fikri.

Baca Juga: Kejar Target 2021, JNE Gorontalo Berbenah Diri dan Terus Berinovasi

Oleh : Truly Okto Hasudungan Purba, Juara 1 JNE Competition 2020 Kategori Jurnalis (Digital Feature News)

Exit mobile version