JNEWS – Misteri suku Maya mungkin merupakan salah satu teka-teki terbesar manusia. Bagaimana mungkin peradaban yang sudah begitu maju tiba-tiba menghilang? Banyak teori yang diajukan tentang runtuhnya peradaban suku Maya, antara lain karena persaingan politik, perbudakan, peperangan, hingga kekeringan.
Keturunan suku Maya dikabarkan masih ada dan tinggal di wilayah Mesoamerika, yaitu Meksiko, Belize, Honduras, El Salvador, Guatemala, dan Nikaragua. Namun suku Maya sebagai sebuah peradaban sudah benar-benar runtuh. Misteri suku maya ini masih menjadi bahan penelitian internasional hingga sekarang.
Sejarah Suku Maya
Dikutip dari World History Encyclopedia, jejak asal usul atau kemunculan peradaban suku Maya diketahui dengan mempelajari pembagian periode sejarah Mesoamerika. Periode sejarah Mesoamerika terdiri dari: periode Kuno (7000-2000 SM), periode Olmec / Pra-klasik / Formatif (1500-200 SM), periode Zapotec (600 SM-800 M), periode Teotihuacan (200-900 M), periode El Tajin atau Klasik (250-900 M), periode Maya Klasik (250-950 M), dan periode Pasca Klasik (950-1524 M).
Pada masa Zapotec terdapat beberapa eleman yang kemudian disempurnakan oleh suku Maya, antara lain tulisan, matematika, astronomi, dan kalender.
Pada masa Teotihuacan terdapat bukti arkeologis bahwa Teotihuacan pernah menjadi pusat keagamaan yang menyembah Dewi Ibu Agung dan permaisurinya, Plumed Serpent. Sementara dewa dari Plumed Serpent, yaitu Kukulkan yang juga dikenal dengan sebutan Gucamatz, merupakan dewa yang paling populer di kalangan suku Maya. Namun Teotihuacan ditinggalkan pada tahun 900 M.
Sebutan periode El Tajin mengacu pada sebuah kompleks kota besar di Teluk Meksiko. Secara detail tidak diketahui siapa penghuni El Tajin karena ada sekitar 50 kelompok etnis di sana. Diperkirakan kelompok etnis yang dominan adalah suku Maya dan Totonac.
Pada periode Maya Klasik terjadi konsolidasi kekuasaan di kota-kota besar Maya Yucatec, seperti Chichen Itza dan Uxmal. Budaya yang berkembang mendapat pengaruh dari periode Olmec, Zapotec, Teotihuacan hingga El Tajin. Namun muncul pula budaya yang benar-benar baru di Chichen Itza.
Periode Maya Klasik merupakan puncak kebudayaan Maya dengan disempurnakannya matematika, astronomi, arsitektur, seni visual hingga kalender. Kota-kota pada peradaban suku Maya terbentang dari Piste di utara hingga Honduras yang sekarang. Jejak tertua pada masa ini ditemukan pada sebuah prasasti di kota Tikal bertanda tahun 292 M. Sedangkan jejak yang lebih baru ditemukan pada prasasti di situs Tonina yang bertanda tahun 909 M.
Pada periode Pasca-Klasik terjadi eksodus besar-besaran suku Maya dari kota-kota besar ke pedesaan tanpa diketahui alasannya. Kota-kota yang telah kosong diambil alih oleh suku Toltec. Pendapat bahwa mereka diusir oleh bangsa pendatang, yaitu Spanyol, telah dibantah karena ketika Spanyol datang, kota-kota tersebut sudah kosong. Peradaban suku Maya secara tradisional sudah berakhir jauh sebelumnya, yaitu ketika suku Quiche Maya kalah dalam pertempuran Utatlan pada tahun 1524 M.
Baca juga: Candi-Candi di Indonesia yang Belum Banyak Dikenal dan Sejarahnya
Misteri Suku Maya
Misteri suku Maya didominasi dengan penyebab terjadinya eksodus besar-besaran dari peradaban yang telah mereka bangun. Keturunan suku Maya yang masih ada sekarang menolak dikatakan menghilang. Kenyataannya, mereka memang masih ada dari Yucatan hingga Honduras.
Ada beberapa teori untuk menjawab misteri suku Maya ini, yaitu:
- Kondisi politik yang penuh persekongkolan menimbulkan persaingan, dendam, dan perpecahan.
- Peperangan sering terjadi. Sering kali suku atau kota yang kalah akan dijarah hingga tidak dapat ditinggali lagi.
- Perbudakan disebut-sebut sebagai salah satu alasan warga meninggalkan kota-kota besar. Pada waktu itu pedagangan dikuasai oleh para ningrat. Peradaban Maya tidak memiliki hewan pengangkut sehingga mereka menggunakan para budak untuk mengangkut barang.
- Suku Maya memiliki dua musim yang ekstrem, yaitu sangat kering dan sangat sering hujan. Jika hujan, air langsung terserap ke tanah yang berongga karena merupakan karst. Suku Maya bisa saja mengalami kekeringan parah saat itu.
Peninggalan Suku Maya
Selain meninggalkan misteri, suku Maya juga meninggalkan banyak kontribusi bagi peradaban manusia. Berikut adalah peninggalan suku Maya yang sama menariknya dengan misteri Suku Maya:
1. Kebudayaan Suku Maya
Suku Maya percaya bahwa tidak ada yang pernah ‘lahir’ dan tidak ada yang pernah ‘mati’. Kepercayaan ini memengaruhi pandangan mereka tentang dewa-dewa dan kosmos. Pandangan kosmologis ini mendorong upaya imajinatif mereka dalam arsitektur, matematika, dan astronomi.
Mereka percaya bahwa di bawah bumi terdapat alam gelap Xibalba, tempat Pohon Kehidupan tumbuh menembus bumi dan menjulang ke langit melalui tiga belas tingkat, untuk mencapai surga Tamoanchan tempat bunga-bunga bermekaran.
Satu-satunya cara di mana jiwa dapat melewati Xibalba dan langsung menuju Tamoanchan adalah melalui kematian saat melahirkan, pengorbanan dalam peperangan dan di lapangan bola, atau bunuh diri. Suku Maya memiliki dewi bunuh diri bernama Ixtab.
Kepercayaan kosmologis ini memengaruhi setiap aspek peradaban Maya. Ritual dilakukan secara teratur di gua-gua yang membangkitkan kegelapan Xibalba dan di bukit-bukit atau kuil-kuil tinggi yang melambangkan ketinggian Tamoanchan.
2. Piramida Suku Maya
Piramida-piramida khas suku Maya merupakan replika gunung para dewa yang disebut Witzob. Kalender Maya yang terkenal itu mencerminkan siklus kehidupan manusia. Sementara dewa dan dewi yang digambarkan di piramida tersebut menjalankan fungsi mereka dalam membantu atau menghalangi siklus hidup seorang manusia.
Siklus hidup manusia ini ditulis dalam buku religious suku Quiche Maya, Popol-Vuh, yang menceritakan tentang pahlawan kembar Hunahpu dan Xbalanque yang mengalahkan penguasa Xibalba melalui permainan Poc-a-Toc.
3. Huruf Hieroglif
Kesulitan mengartikan huruf hieroglif terjadi akibat ulah bangsa pendatang. Pada tahun 1549, Uskup Diego de Landa ditugaskan untuk membasmi kekafiran di Yucatan.
Karena ada kekhawatiran terhadap pemberontakan, pada tanggal 12 Juli 1562, Landa membakar 40 Codices (buku-buku) Maya dan lebih dari 20.000 gambar serta prasasti. Tindakan Landa dikutuk para imam sehingga Landa dipanggil pulang ke Spanyol. Akibat tindakan itu, hilanglah banyak kesempatan untuk memahami budaya, agama, dan bahasa Maya kuno.
Baca juga: Hagia Sophia: Sejarah Panjang Gereja dan Masjid Terkenal di Istanbul
4. Kalender Maya
Ada dua jenis kalender Maya, yaitu Haab atau kalender sipil dan Tzolkin atau kalender suci. Haab terdiri dari 365 hari dalam 18 bulan, yang masing-masing terdiri dari 20 hari. Tzolkin terdiri dari 260 hari yang dibagi ke dalam tiga kelompok bulan, yang masing-masing terdiri dari 20 hari. Haab dan Tzolkin digunakan bersama untuk menciptakan Putaran Kalender.
Namun untuk memperhitungkan lebih dari 52 hari, suku Maya merancang Kalender Hitungan Panjang yang dimulai pada 11 Agustus 3114 SM. Inilah yang sempat menghebohkan dunia karena diinterpretasikan bahwa akhir dunia terjadi pada tanggal 21 Desember 2012 Masehi.
Demikianlah sejarah, kebudayaan, sekaligus misteri suku Maya. Peradaban yang telah punah menarik untuk diketahui sebagai bagian dari perjalanan keberadaan manusia di bumi.