Mobil dan Rumah, Barang Tersier Paling Dicari 5 Tahun Terakhir

Rumah, kendaraan, dan alat elektronik canggih merupakan barang tersier yang seiring waktu berubah menjadi penting. Hal tersebut dipicu daya beli dan kebutuhan masyarakat akan barang-barang tersebut.

Meski tidak dikonsumsi setiap hari, barang-barang tersier tersebut diperlukan untuk mendukung aktivitas dan kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Begini Jurus JNE Medan Dukung Perkembangan UMKM

Menurut data dari laporan tahunan WeAreSocial dan Hootsuite dalam lima tahun terakhir sejak 2017-2021, ada kenaikan signifikan pencarian produk dan jasa via online.

Artinya, semakin banyak orang yang memanfaatkan internet untuk menemukan produk atau jasa yang mereka butuhkan.

Pada tahun 2017, sebanyak 48 persen masyarakat Indonesia melakukan pencarian barang secara online. Di tahun 2018, ada penurunan menjadi 45 persen, namun masih terpantau di angka 40-an.

Masuk ke tahun 2019, pencarian produk dan jasa secara online semakin meningkat tajam menjadi 93 persen. Di tahun 2020, bersamaan dengan pandemi, persentase pencarian masih konsisten di angka 93 persen dan begitu pula di tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa pencarian produk dan jasa online menjadi tren dan kebutuhan mendasar.

Data berikut menjelaskan jumlah orang yang melakukan transaksi online, termasuk membayar tagihan secara online dalam populasi di Indonesia. Di tahun 2017, ada 9 persen transaksi online di Indonesia. Sementara di tahun 2018 terdapat penurunan menjadi 5 persen.

Baca juga: “Lahan Basah”, UKM Diminta Manfaatkan Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah

Tahun 2019 hingga 2020 nilai jumlah transaksi online dari total populasi yang ada mencapai 11 persen. Kemudian di tahun 2021 ada kenaikan 0,2 persen sehingga menjadi 11,2 persen.

Mungkin angka ini terlihat kecil, namun pada kenyataannya di Indonesia kepemilikan kartu kredit dan kartu debit pun masih rendah sehingga ini yang memengaruhi persentase tersebut. Hal yang bisa digarisbawahi adalah setelah masa pandemi terjadi yaitu tahun 2020, transaksi online semakin meningkat.

Lalu, bagaimana dengan tingkat pencarian barang tersier? Berikut ulasannya.

Setelah melakukan riset, dapat dilihat bahwa pencarian barang tersier mobil menempati persentase paling tinggi yaitu 2.500 search volume (SV). Kemudian di urutan kedua ada rumah dengan nilai SV 2.200.

Di urutan ketiga dan keempat ada laptop dan motor dengan masing-masing nilai SV sebanyak 1.200 dan 1.000. Selanjutnya untuk pencarian apartemen sebagai hunian memiliki jumlah pencarian 800 SV. Lalu, diikuti pencarian sepeda 600 SV. Untuk dua barang tersier paling rendah yang dicari adalah tab dan smartphone.

Selanjutnya terdapat data platform pencarian produk dan jasa paling populer. Artinya, platform ini adalah yang paling diandalkan masyarakat untuk mencari produk atau jasa yang ingin mereka beli.

Di urutan enam teratas ada search engine seperti Google atau Bing yang digunakan masyarakat untuk mencari produk dan jasa, dengan nilai persentase hingga 49,70 persen. Diikuti dengan iklan media sosial yang mencapai 39,20 persen.

Lalu ada rekomendasi di media sosial sebanyak 39 persen. Pencarian di website resmi produk mencapai 37,60 persen. Lalu di urutan kelima ada rekomendasi atau review konsumen dan Iklan TV dengan nilai persentase yang sama yaitu 35,90 persen.

Selanjutnya untuk empat terbawah platform pencarian produk dan jasa ditempati word of mouth 34,20 persen; website pembanding produk 29,50 persen; review dari blogger 28,50 persen dan brosur produk 28,30 persen.

Baca juga: Industri Logistik Diproyeksi Berakselerasi Dua Bulan Setelah New Normal

Ditemukan bahwa delapan dari sepuluh platform yang digunakan untuk mencari produk dan jasa adalah media online. Untuk media offline hanya ada 2 yaitu word of mouth atau informasi dari mulut ke mulut dan katalog atau brosur cetak produk.

Selanjutnya temuan kedua adalah di lima teratas platform yang digunakan untuk mencari produk dan jasa adalah portal online.

Exit mobile version