Menggunakan Dropshipping sebagai Model Bisnis Modal Kecil

JNEWS – Bisnis modal kecil menjadi pilihan banyak orang yang ingin memulai usaha tanpa perlu mengeluarkan banyak uang. Salah satu model yang populer adalah dropshipping.

Dengan dropshipping, penjual tidak perlu menyimpan stok barang. Ketika ada pesanan, produk dikirim langsung dari pemasok ke pelanggan. Hal ini membuat dropshipping menjadi model bisnis yang menarik dan hemat biaya.

Di zaman sekarang, rasanya akan kurang jika tidak berusaha untuk meningkatkan penghasilan. Barangkali pendapatan dari pekerjaan utama masih cukup untuk keperluan sehari-hari, tetapi dengan adanya penghasilan tambahan, orang akan bisa memiliki keinginan dan mimpi yang lebih luas.

Dropshipping bisa menjadi salah satu jawabannya. Sebagai model bisnis modal kecil, cara kerja dropshipping sangat sederhana. Namun, di balik kesederhanaannya, menjalankan bisnis dropshipping juga perlu strategi.

Agar bisa membuat strategi bisnis yang baik, sehingga hasilnya pun baik, perlu untuk mengetahui dulu seluk-beluk dan cara kerja bisnis ini.

Pengertian dan Cara Kerja Dropshipping sebagai Bisnis Modal Kecil

Desain Grafis Gambaran Iklan yang Menarik untuk UMKM

Dijelaskan dalam Forbes, dropshipping—pihak yang menjalankannya disebut dropshipper—adalah sistem bisnis yang memungkinkan pihak dropshipper—baik perseorangan maupun perusahaan—untuk menjual produk tanpa perlu menyimpan stok barang.

Prosesnya sederhana. Ketika konsumen melakukan pemesanan, dropshipper akan memberi tahu produsen atau distributor bahwa ada pesanan yang harus dikirimkan langsung ke konsumen. Produsen atau distributor kemudian mengirimkan produk tersebut langsung kepada konsumen atas nama dropshipper.

Dengan demikian, secara singkat, cara kerja dropshipper ini lebih sebagai pemasar.

Tanpa perlu menyimpan stok, dropshipping menjadi cara yang hemat biaya bagi pemilik bisnis baru untuk menjual produk tanpa banyak biaya tambahan. Hanya butuh modal kecil saja, seperti kuota internet atau smartphone sebagai alat berjualan.

Selain itu, dropshipping menghindari risiko terjebak dengan barang yang tidak dapat atau tidak akan terjual.

Baca juga: Teknologi yang Mendukung Pertumbuhan Bisnis Modal Kecil

Keuntungan dan Kelemahan Dropshipping sebagai Bisnis Modal Kecil

Model bisnis modal kecil ini menarik bagi banyak orang karena menawarkan berbagai keuntungan yang memudahkan operasional, terutama bagi mereka yang baru memulai usaha. Namun, seperti halnya setiap model bisnis, dropshipping juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai.

Karena itu, perlu untuk mengetahui dulu keuntungan dan kelemahan dropshipping sebelum memulainya, agar nantinya bisa mempersiapkan bisnis dengan lebih baik.

Keuntungan Bisnis Dropship

Dropshipping adalah pilihan bisnis yang menarik karena beberapa alasan utama. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Proses Memulai yang Sangat Mudah

Setelah menentukan jenis produk yang ingin dijual, toko dropshipping dapat dibuat dengan cepat dan mudah. Dropshipper dapat membuka toko online di marketplace seperti Shopee, Tokopedia, atau bisa juga memanfaatkan media sosial seperti TikTok atau Instagram. Caranya seperti membuka toko pada umumnya, dan kemudian mulai mengunggah produk.

Umumnya pihak produsen sudah menyediakan foto dan deskripsi produk yang sudah siap untuk langsung diunggah, sehingga tidak perlu repot foto-foto produk atau membuat deskripsi lagi.

Setelah toko online siap, dropshipper tidak perlu membeli persediaan produk di muka, cukup menjual produk dari supplier pihak ketiga dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.

2. Tidak Membutuhkan Modal Besar

Dropshipping adalah model bisnis modal kecil, tidak memerlukan investasi besar untuk memulai toko online. Tidak ada keharusan membeli dan menyimpan stok produk atau menyewa gudang. Sistem dropship memangkas banyak biaya yang biasanya ditanggung pengecer tradisional.

3. Tidak Perlu Packing dan Mengirim Barang

Keuntungan utama lainnya dari dropshipping adalah tidak perlu mengurus penyimpanan dan pengiriman barang. Pemasok pihak ketiga menangani pesanan saat pelanggan membeli produk.

Namun, perlu untuk memastikan bahwa kualitas produk memang baik. Karena itu, tak ada salahnya membeli atau memesan sampel terlebih dahulu. Dengan begitu, akan lebih mudah juga untuk menjualnya kembali karena sudah mengenal produk dengan baik.

Dropshipper tidak perlu repot mengemas dan mengirimkan pesanan, juga tidak perlu menangani retur pembelian.

4. Mudah untuk Menskalakan Bisnis Dropshipping

Bisnis dropshipping tidak memerlukan lebih banyak pekerjaan saat penjualan meningkat. Seiring pertumbuhan bisnis, mungkin perlu mengoptimalkan pemasaran untuk meningkatkan profit, tetapi tugas harian tidak banyak berubah.

5. Dapat Menjual di Mana Pun

Lokasi tidak membatasi proses penjualan dalam bisnis e-commerce. Dropshipper dapat menjual produk di mana saja selama ongkos kirimnya sepadan. Dengan internet, jangkauan pasar bisa sangat luas, bahkan hingga mancanegara.

6. Menjadi Bos Bisnis Sendiri

Dropshipping memberikan kebebasan dalam mengelola bisnis. Bisa diakses dari mana saja dan strategi bisnis bisa ditentukan sendiri. Kesuksesan bisnis dropship bergantung pada konsistensi dan kerja keras. Toko online adalah bisnis modal kecil yang bisa menjadi bisnis sampingan atau berkembang menjadi bisnis besar.

Baca juga: Memulai Bisnis dengan Anggaran Terbatas: Ide-Ide Kreatif untuk Modal Kecil

Kelemahan Bisnis Dropship

Seperti semua model bisnis, dropshipping memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Apa saja?

1. Proses Pengiriman (Agak) Rumit

Jika produk hanya berasal dari satu pemasok, menghitung biaya pengiriman bisa dilakukan dengan mudah. Namun, jika dropshipper memiliki lebih dari satu pemasok untuk produk yang berbeda, maka hitungan pengiriman mungkin akan lebih rumit. Terutama dalam menghitung biaya pengiriman ketika satu pesanan berisi item dengan biaya pengiriman yang berbeda. Apalagi jika ada sistem penagihan yang berbeda dari pemasok.

Sebagai solusi, mulailah dengan satu pemasok saat memulai bisnis dan tambahkan pemasok lain setelah bisnis berkembang.

2. Tidak Leluasa Mengontrol Branding

Dalam bisnis dropshipping, tidak ada kebebasan penuh dalam menyesuaikan branding sesuai keinginan. Meskipun situs web atau lapak online di marketplace bisa ditata apik dengan deskripsi produk berkualitas dan foto produk yang bagus, tetap tidak ada kebebasan untuk custom kemasan atau instruksi yang disertakan dengan produk. Bahkan kadang, label juga label produsen yang terpasang.

Namun tenang, jika memang ingin branding lebih kuat, dropshipper bisa mencari produsen dari situs seperti Alibaba. Ada beberapa produsen yang bisa meng-custom produk sesuai brand dropshipper, seperti memberikan label atau kemasan khusus.

3. Margin Keuntungan Bisa Sangat Rendah

Bisnis dropshipping menghadapi banyak kompetitor. Akibatnya, harga produk mungkin perlu dijaga cukup rendah untuk tetap bertahan di tengah persaingan.

Untuk memenangkan pelanggan potensial, maksimalkan strategi marketing. Setelah mendapatkan pelanggan, penting untuk mempertahankan hubungan baik dengan mereka.

Dropshipping menawarkan peluang besar bagi siapa saja yang ingin memulai bisnis modal kecil dengan risiko yang minim. Dengan keunggulan seperti biaya operasional rendah, fleksibilitas tinggi, dan kemudahan dalam pengelolaan, model bisnis ini menjadi pilihan tepat bagi pemula maupun pengusaha yang ingin mengembangkan usaha tanpa beban stok.

Meskipun terdapat beberapa tantangan seperti kontrol branding dan persaingan ketat, strategi yang tepat dapat membantu mengatasi hambatan tersebut. Dengan konsistensi dan dedikasi, dropshipping dapat menjadi jalan menuju kesuksesan dalam dunia bisnis online.

Exit mobile version