JNEWS – Museum Basoeki Abdullah menjadi tempat yang pas untuk mengenang sosok maestro seni lukis Indonesia yang mendunia ini.
Siapa yang tak kenal Basoeki Abdullah? Ia dikenal sebagai pelukis realisme dan naturalisme yang sukses membawa nama Indonesia ke kancah internasional. Teknik lukisnya dipengaruhi oleh pendidikan di Belanda dan perjalanan seninya ke berbagai negara Eropa.
Meski banyak belajar dari luar negeri, Basoeki tetap setia mengangkat kearifan lokal dan tradisi Indonesia dalam karyanya. Rumah tempat ia tinggal semasa hidup kini telah dihibahkan kepada negara, sesuai pesan dalam surat wasiatnya.
Beralamat di Jl. Keuangan Raya No.19, Cilandak Barat, museum ini terbagi menjadi dua area, yakni rumah asli sang maestro dan bangunan baru untuk pameran tambahan. Mari jelajahi Museum Basoeki Abdullah di artikel kali ini bareng-bareng.
Sejarah Museum
Museum Basoeki Abdullah menyimpan kisah panjang perjalanan sang maestro sejak masa kolonial hingga akhir hayatnya di era kemerdekaan. Begitu memasuki area museum, pengunjung disambut oleh deretan dokumentasi perjalanan karier Basoeki Abdullah, dari karya awal hingga lukisan-lukisan terkenalnya.
Di salah satu sudut, terdapat lemari kaca yang memajang berbagai penghargaan yang pernah ia terima, baik dari dalam maupun luar negeri. Museum ini merupakan bentuk nyata hibah sang pelukis kepada negara, sebagaimana tertulis dalam surat wasiatnya. Tak hanya rumahnya saja yang diserahkan, sepertiga koleksi lukisannya pun turut dihibahkan untuk menjadi sumber pembelajaran dan apresiasi seni bagi generasi mendatang.
Baca juga: 7 Museum Seni di Indonesia: Dari Karya Klasik hingga Kontemporer
Koleksi Peninggalan Museum Basoeki Abdullah
Museum Basoeki Abdullah menyimpan banyak koleksi peninggalan yang bikin takjub. Berikut ini beberapa koleksi penting yang bisa dilihat langsung saat berkunjung ke museum ini.
1. Aksesori dan Senjata
Ruangan pertama yang dapat dikunjungi adalah ruang aksesori dan senjata. Di dalam ruangan ini terpajang banyak peninggalan. Terkhusus ada senjata yang dikoleksi oleh Basoeki Abdulah. Ada keris, panahan, dan ada liontin kalung.
Selain itu ada gading gajah berukuran cukup besar yang merupakan pemberian dari Raja Thailand. Gading gajah ini merupakan hadiah sebagai bentuk terima kasih karena Basoeki Abdullah pernah datang dan melukis di Thailand atas permintaan Raja.
2. Benda Peninggalan dari Peristiwa Tragis Meninggalnya Basoeki Abdullah
Di salah satu sudut museum, terdapat lemari kaca yang memajang pakaian dan senjata yang berkaitan dengan peristiwa tragis yang merenggut nyawa Basoeki Abdullah.
Sang maestro wafat, menjadi korban kekerasan di rumahnya sendiri. Peristiwanya terjadi saat seorang tukang kebun berniat merampok, tetapi aksinya diketahui oleh Basoeki yang terbangun. Situasi yang tak terduga membuat pelaku panik dan berujung pada tindakan fatal.
Tepat di depan lemari kaca ini, masih berdiri kamar pribadi Basoeki yang tetap terjaga rapi, lengkap dengan buku doa dan beberapa hiasan yang mencerminkan sisi personal sang pelukis.
3. Pakaian
Jiwa seni Basoeki Abdullah terlihat bukan hanya dari karyanya, tapi juga dari cara ia berpakaian. Salah satu ciri khasnya adalah jas panjang yang sering ia kenakan, dan kini menjadi bagian koleksi di museum.
Selain jas, pengunjung juga bisa melihat topi dan sepatu favoritnya yang ikut dipajang, memberi gambaran lebih dekat tentang gaya dan kepribadiannya.
4. Buku
Di dekat ruang tidur, terdapat perpustakaan yang berisi buku koleksi pribadi milik Basoeki. Di dalam perpustakaan ini diperkirakan kurang lebih terdapat 3000 buku. Ada beragam genre seperti buku tentang seni, religi, bahkan travelling. Buku-buku tersebut menjadi sumber inspirasi Basoeki dalam melukis.
5. Lukisan
Salah satu koleksi yang jadi daya tarik utama di Museum Basoeki Abdullah adalah lukisan-lukisannya. Kecintaannya pada seni berawal dari ketertarikannya pada dunia wayang, terutama tokoh Hanoman dan Rahwana yang menjadi favoritnya. Bahkan, Basoeki pernah tampil dalam pementasan di Belanda sebagai Hanoman. Meski begitu, tidak semua lukisan di museum ini merupakan karya asli. Sebagian adalah reproduksi karena karya aslinya disimpan negara atau telah dimiliki para kolektor. Beberapa lukisan asli yang bisa dilihat langsung di museum antara lain Buruh Panggul, Tarian Sulawesi, dan lanskap alam Gunung Batu di Yordania.
Koleksi yang jadi daya tarik utama di Museum Basoeki Abdullah tentu saja adalah lukisan. Kecintaannya pada seni rupa berawal dari kegemarannya terhadap dunia wayang, khususnya tokoh Hanoman dan Rahwana yang menjadi favoritnya. Bahkan, ia pernah tampil sebagai Hanoman dalam sebuah pementasan di Belanda.
Di museum ini, tidak semua lukisan yang dipajang merupakan karya asli. Beberapa di antaranya adalah reproduksi karena karya aslinya telah dimiliki negara atau dibeli kolektor. Lukisan asli yang masih bisa dilihat antara lain Buruh Panggul, Tarian Sulawesi, dan lanskap Gunung Batu di Yordania.
Menariknya, Basoeki juga sempat bereksperimen dengan gaya abstrak. Sayangnya, belum banyak karya dalam gaya ini yang bisa ditampilkan karena kepergiannya yang mendadak.
Salah satu ruangan khusus di museum menampilkan mahakarya Basoeki berupa lukisan raksasa berukuran tujuh meter. Karya ini dibuat atas permintaan Presiden Soeharto untuk Konferensi Gerakan Non-Blok tahun 1992.
Dalam ruangan yang sama, terdapat lima lukisan pemimpin negara peserta konferensi yang berhasil ia selesaikan hanya dalam waktu sekitar satu bulan.
Fasilitas Museum Basoeki Abdullah
Selain koleksi seninya yang menarik, Museum Basoeki Abdullah juga menyediakan berbagai fasilitas yang membuat pengalaman berkunjung jadi lebih nyaman dan menyenangkan.
1. Ruang Baca
Area perpustakaan di Museum Basoeki Abdullah menyimpan sekitar 3.000 judul buku milik sang maestro. Buku-buku itu bisa dibaca langsung oleh siapa saja yang datang. Koleksinya beragam, mulai referensi seni hingga catatan pribadi Basoeki.
Di sudut ruangan, kursi kayu dan meja kecil ditata rapi. Pengunjung dipersilakan duduk santai sambil menjelajahi halaman demi halaman. Suasana cukup tenang, cocok untuk yang ingin menyelami pemikiran dan gaya sang pelukis.
2. Ruang Publik
Ada ruangan yang memang sengaja disiapkan sebagai area pameran temporer yang diadakan setiap tahun. Tapi, fungsinya tak cuma untuk pameran. Ruangan ini juga bisa dipakai untuk duduk santai, rekreasi ringan, atau kegiatan edukasi bareng keluarga.
Salah satu hal menarik di ruangan ini adalah lukisan Basoeki Abdullah saat ia masih berusia 10 tahun. Lukisan itu menggambarkan sosok Mahatma Gandhi yang ia lihat di televisi, dan hasilnya sangat detail untuk ukuran anak seusianya.
Selain itu, ada juga deretan lukisan para pahlawan nasional yang sering muncul di buku pelajaran atau internet. Mungkin banyak yang belum tahu, lukisan-lukisan itu ternyata adalah karya asli dari Basoeki Abdullah sendiri.
Baca juga: 7 Seniman Grafis Indonesia dan Dunia yang Terkenal dan Ciri Khasnya
Panduan Kunjungan
Museum Basoeki Abdullah terletak di Jl. Keuangan Raya No.19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Lokasinya cukup mudah dijangkau, terutama jika menggunakan kendaraan pribadi atau ojek online.
Dikutip dari informasi yang ada di akun Instagram resminya, museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Museum tutup setiap hari Senin dan hari libur nasional.
Untuk harga tiket masuk, dewasa dikenakan Rp5.000, sedangkan anak-anak Rp3.000. Bagi pengunjung dari luar negeri, harga tiketnya adalah Rp25.000.
Museum Basoeki Abdullah didirikan sebagai bentuk penghargaan terhadap salah satu maestro seni terbesar yang dimiliki Indonesia. Lewat museum ini, masyarakat diajak melihat bagaimana karya-karya Basoeki pernah mengharumkan nama bangsa di tingkat dunia.
Harapannya, museum ini bisa jadi inspirasi dan mendorong lahirnya generasi baru pelukis Indonesia yang mampu mengikuti jejak Basoeki, membawa seni Indonesia ke panggung internasional.