JNEWS – Museum masih menjadi tempat terbaik untuk melestarikan warisan budaya bangsa, menyimpan berbagai dokumentasi sejarah dari masa ke masa hingga sarana rekreasi edukasi. Di Indonesia, kehadiran museum kerap dipandang sebelah mata sehingga banyak terbengkalai. Namun tidak dengan Museum Mulawarman yang berada di Kalimantan Timur
Museum yang terletak di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, menjadi saksi sejarah panjang kejayaan Kesultanan Kutai Kartanegara. Adapun gedung museum menempati bekas istana Kerajaan Kutai Kartanegara dan masih terawat dengan baik hingga saat ini.
Telah berdiri sejak puluhan tahun, Museum Mulawarman pun melakukan berbagai inovasi untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar bisa meningkatkan pengalaman pengunjung. Dikutip dari website Kabupaten Kutai Kartanegara, di tahun 2025, museum terus berbenah dengan memanfaatkan berbagai teknologi digitalisasi koleksi.
Selain menyentuh ranah teknologi, beragam fasilitas di museum pun makin ditingkatkan demi kenyamanan pengunjung. Mulai dari pembaruan tata ruang pameran hingga hadirnya fasilitas ramah sahabat disabilitas.
Sejarah Museum Mulawarman: Bukti Kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara
Tempat bersejarah ini menyimpan beragam artefak prasejarah yang menjadi bukti bagaimana kejayaan kerajaan tersebut. Para pengunjung yang datang seolah diajak untuk menelusuri jejak masa lampau dari Kerajaan Kutai Kartanegara.
Sedikit menyegarkan ingatan, Kerajaan Kutai Kartanegara adalah kerajaan bercorak Hindu pertama di Kalimantan Timur yang muncul pada tahun 1300 M. Namun, di tahun 1575, kerajaan ini mengalami perubahan ke Islam di bawah pemerintahan Aji Raja Mahkota Mulia Alam.
Pada tahun 1635, Kesultanan Kutai Kartanegara berhasil menaklukkan Kerajaan Kutai Martadipura. Inilah awal nama kerajaan diubah menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Kerajaan Kutai Kartanegara mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan Raja Mulawarman, yang dikenal dengan kebijakannya. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Kutai berhasil memperluas wilayahnya hingga mencakup seluruh Kalimantan Timur.
Ratusan tahun berlalu, sebagian wilayah Kutai Kartanegara ada yang masih dikuasai oleh kerajaan, tapi ada juga yang diserahkan ke Belanda dengan kompensasi uang. Namun di sisi lain, kerajaan Kutai pun mengalami modernisasi dan ekonominya berkembang pesat.
Kerajaan Kutai Kartanegara kemudian membangun istana yang megah dari bahan beton pada tahun 1936 dan di bawah kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Parikesit. Istana tersebut dibangun di atas lahan seluas 2.270 meter persegi mengusung konsep arsitektur gaya klasik Eropa.
Untuk pembangunannya dipercayakan pada Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) dengan arsitek yakni Charles Marie François Henri Estourgie. Tidak butuh waktu yang lama untuk membangun istana megah tersebut.
Tak hanya indah dari depan, tapi istana ini juga megah di bagian dalamnya. Memasuki ke dalam istana, ada aula besar di bagian tengah, lalu dibangun juga ruang bawah tanah yang luas.
Setelah pembangunan istana, banyak kejadian yang terjadi di Kerajaan Kutai Kartanegara. Mulai dari pendudukan Jepang yang banyak melakukan pembantaian hingga Indonesia merdeka.
Di tahun 1949 setelah Indonesia merdeka, wilayah Kutai pun masuk ke dalam Republik Indonesia. Tepatnya pada tahun 1971, Sultan Aji Muhammad Parikesit harus meletakkan tahtanya. Dengan demikian, sistem dari kesultanan pun berakhir dan keseluruhan istana diserahkan pada pemerintah Daerah Kalimantan Timur.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pun ditunjuk untuk mengelola istana. Agar tidak terbengkalai dan bisa memberikan manfaat, gedung megah tersebut dijadikan museum negara.
Baca juga: 18 Museum di Indonesia Terbaik dan Terpopuler yang Wajib Dikunjungi
Koleksi Museum Mulawarman: Jendela Peradaban Kalimantan Timur

Mengunjungi Museum Mulawarman, pengunjung akan menelusuri jejak-jejak kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara. Museum ini memiliki dua lantai dan total koleksi artefak sebanyak 5.570.
Koleksi Lantai 1
Memasuki pintu utama, pengunjung akan disambut dengan koleksi benda-benda bersejarah turun temurun dari Kerajaan Kartanegara. Mulai dari singgasana raja, perhiasan, senjata tradisional hingga benda kuno lainnya.
Dari artefak tersebut, pengunjung pun bisa mempelajari bagaimana kisah kejayaan dan betapa megahnya kerajaan Kutai Kartanegara di masa lampau. Semua kisah tersebut terukir di tiap artefak yang dipamerkan.
Salah satu artefak menarik perhatian yaitu batu menangis. Batu ini merupakan bukti nyata kedurhakaan seorang putri pada ibunya. Namun, yang paling menarik di antara semua artefak adalah Prasasti Yupa.
Prasasti Yupa yang dipamerkan adalah bentuk replika dan dibuat semirip mungkin. Prasasti ini menjadi bukti autentik bahwa di masa tersebut, mereka telah mengenal aksara. Tak hanya itu saja, Prasasti Yupa menjadi saksi bisu kejayaan Raja Mulawarman.
Di prasasti tersebut menceritakan tentang upacara pengorbanan yang dilakukan Mulawarman yakni kepingan emas dibagikan pada rakyat dan dipersembahkan pada para dewa.
Koleksi Lantai 2
Beralih ke lantai berikut, pengunjung akan disajikan kekayaan budaya dari suku-suku yang mendiami Kalimantan Timur. Mulai dari tenun Ulap Doyo penuh warna yang berasal dari Suku Dayak Benuaq, ukiran kayu rumit dari Suku dayak Kenyah serta artefak budaya lainnya berupa keramik.
Melangkah ke ruangan prasejarah, pengunjung bisa menyaksikan artefak berbentuk manusia purba dari goa karst di Kutai Timur. Lanjut ke ruangan kolonial, ada sejumlah koleksi senjata dari era penjajahan seperti meriam, pedang, pistol, koin hingga tanda pangkat.
Ruang Bawah Tanah
Di bagian ruang bawah tanah ada sejumlah koleksi keramik berupa piring, mangkok, cangkir dan guci dari Tiongkok dari beberapa dinasti dan juga keramik dari negara Eropa.
Kemudian ada ruangan diorama yang banyak menampilkan flora dan fauna endemik Kalimantan Timur. Bahkan ada diorama yang menampilkan kisah Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti, pendiri Kerajaan Kutai.
Menariknya, di dalam museum ini juga terdapat gamelan dan topeng Cirebon. Koleksi tersebut menunjukkan hubungan baik antarbudaya dari dua wilayah.
Bagian Luar Museum
Di bagian luar Museum Mulawarman, ada replika dari Gua Kombeng. Goa tersebut merupakan tempat ditemukannya Prasasti Yupa. Tidak jauh dari gedung museum, pengunjung bisa menjumpai kompleks makam raja-raja Kutai Kartanegara.
Tak sekadar menjadi tempat untuk melihat benda kuno saja, museum ini juga kerap mengadakan berbagai kegiatan edukasi dan budaya. Seperti pameran temporer, pertunjukan seni dan lokakarya.
Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk
Museum Mulawarman wajib dikunjungi saat berada di Tenggarong. Lokasinya pun sangat strategis yakni berada di Jl. Diponegoro No.26, Panji, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Apabila dari pusat Kota Tenggarong, jaraknya sekitar 3,3 km dengan waktu tempuh kurang lebih 8 menit. Untuk mengaksesnya bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum.
Bagi pengunjung yang ingin datang, museum ini buka setiap hari dari pukul 09.00 WITA sampai 16.00 WITA. Harga tiket masuk museum sangat terjangkau yakni Rp10.000 untuk dewasa, Rp5.000 untuk anak-anak.
Baca juga: Panduan Wisata ke Observatorium Bosscha: Mengunjungi Tempat Wisata Astronomi Terkenal di Indonesia
Museum Mulawarman dengan kisah sejarah yang panjang merupakan tempat yang tepat bagi siapa pun untuk belajar tentang peradaban Kerajaan Kutai Kartanegara di masa lalu serta keberagaman budaya di Kalimantan Timur.