JNEWS – Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan salah satu bangunan bersejarah yang mengabadikan perkembangan seni di Indonesia yang konon sudah ada sejak berabad lalu. Bangunan yang berdiri sejak tahun 1870 ini masih berdiri kokoh dengan arsitektur yang kental dengan nuansa vintage.
Museum ini termasuk ke dalam kategori museum cagar budaya yang berlokasi di Kota Tua, Jakarta. Berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, museum ini memiliki berbagai koleksi seni rupa seperti lukisan, patung, sketsa dan tentunya keramik.
Sejarah Museum Seni Rupa dan Keramik
Dikutip dari website Asosiasi Museum Indonesia, bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik dibangun pertama kali pada tahun 1870 oleh arsitek Jhe. W.H.F.H. van Raders pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Mijer. Awal mula pembangunan bangunan tersebut untuk digunakan sebagai Rad van Justitie atau Kantor Pengadilan Belanda.
Lalu pada tahun 1949, bangunan tersebut digunakan oleh KNIL sebagai sarana Nederlansche Mission Militer (NMM) yang kemudian diserahkan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai gudang logistik.
Pada tahun 1970-1973, bangunan ini pernah dijadikan sebagai kantor Walikota Jakarta Barat. Lalu di tahun 1974, beralih fungsi digunakan sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah.
Perkembangan berikutnya yakni di tanggal 20 Agustus 1976, gedung ini diresmikan menjadi Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto atas inisiatif Adam Malik. Kemudian di tanggal 10 Juni 1977, sebagian gedung ini diresmikan sebagai Museum Keramik oleh Gubernur Ali Sadikin.
Akhirnya, di awal tahun 1990, Balai Seni Rupa dan Museum Keramik disatukan menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Baca juga: Museum Fatahillah: Menelusuri Jejak Jakarta Tempo Doeloe
Koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik, Menyimpan Barang Seni dari Masa ke Masa
Museum Seni Rupa dan Keramik menjadi saksi bisu perkembangan seni rupa di Indonesia. Dengan suasana tenang dan atmosfer artistik yang kental, museum ini seperti membawa pengunjung pada perjalanan lintas waktu, dari zaman kerajaan hingga masa kini. Tak heran jika tempat ini sering menjadi destinasi edukatif sekaligus spot foto yang ikonik di kawasan Kota Tua.
Dikutip dari website Mitra Museum Jakarta, hingga saat ini ada kurang lebih 450 koleksi lukisan dan sketsa, serta 5.000 koleksi keramik nusantara dan benda muatan kapal tenggelam. Selain memiliki koleksi dari dalam negeri, ada juga yang berasal dari luar negeri.
1. Koleksi Seni Lukis
Museum Seni Rupa dan Keramik mempunyai ratusan karya seni rupa yang terdiri dari berbagai teknik.
Untuk koleksi unggulannya ada karya Affandi tentang Potret Diri, Raden Saleh tentang Bupati Cianjur, Dullah tentang Ibu Menyusui, Lukisan Pengantin Revolusi karya Hendra Gunawan, Lukisan Prambanan (Jg Pertama Menyeberang Djalan) karya S. Sudjojono, dan masih banyak lainnya.
Agar pengunjung mudah untuk mendapatkan informasi terkait lukisan dan pelukisnya, Koleksi Seni Lukis Indonesia dibagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan periodisasi yaitu:
- Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880 – 1890)
- Ruang Masa Hindia Jelita (karya-karya periode 1920-an)
- Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)
- Ruang Masa Pendudukan Jepang (karya-karya periode 1942 – 1945)
- Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945 – 1950)
- Ruang Sekitar Kelahiran Akademis Realisme (karya-karya periode 1950-an)
- Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960 – sekarang)
2. Koleksi Seni Rupa
Selain seni lukis, seperti namanya ada juga koleksi seni rupa. Kurang lebih ada 500 karya seni rupa yang terdiri dari berbagai teknik dan bahan yang berbeda. Mulai dari patung, batik lukis, sketsa, grafis hingga totem kayu.
Untuk koleksi seni rupa menampilkan:
- Patung-patung seperti Totem Asmat
- Totem dan patung kayu karya para seniman modern
- Patung tradisional dari Bali
3. Koleksi Keramik
Museum Seni Rupa dan Keramik mengoleksi berbagai jenis keramik lokal dan keramik asing yang jumlahnya ribuan. Menariknya, ada keramik lokal yang berasal abad ke-14 era Majapahit.
Selain itu, ada juga keramik dari daerah Yogyakarta, Lombok, Aceh, dan lainnya. Untuk keramik asing, berasal dari Eropa, Thailand, Jepang, dan terbanyak berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Ming dan Qing.
Setiap koleksi ditampilkan dengan deskripsi yang cukup lengkap, sehingga pengunjung bisa memahami konteks dan makna di balik setiap karya.
Daya Tarik Museum Seni Rupa dan Keramik

1. Arsitektur Bangunan
Arsitektur bangunan museum yang kental dengan gaya neoklasik ini sangat mencuri perhatian. Pilar-pilar besar, jendela tinggi, dan desain simetris memberikan kesan megah. Kendati telah berusia ratusan tahun, tapi bangunan ini tetap terawat.
2. Koleksi Seni yang Lengkap
Seperti yang dijelaskan di atas, di museum ini terdapat ratusan koleksi seni dan ribuan keramik. Setiap lukisan memiliki cerita, baik tentang sejarah bangsa, kehidupan sosial, maupun ekspresi pribadi sang seniman.
Karya-karya ini seperti narasi visual tentang perjalanan panjang seni dan budaya di Indonesia. Pengunjung bisa belajar tentang teknik, gaya, hingga latar belakang sosial yang memengaruhi karya-karya tersebut.
3. Kegiatan Edukatif
Museum ini tak hanya tempat menyimpan benda seni, tetapi juga aktif mengadakan berbagai kegiatan edukatif. Ada kegiatan membuat gerabah, keramik, talk show hingga virtual reality. Program-program ini cocok untuk semua usia, dari anak-anak hingga orang dewasa, baik individu maupun rombongan sekolah.
4. Lokasi Strategis di Kawasan Kota Tua
Letak museum yang berada di jantung kawasan Kota Tua membuat mudah dijangkau dan bisa menjadi bagian dari tur wisata sejarah di Jakarta. Hanya dengan berjalan kaki, pengunjung bisa mengunjungi beberapa museum sekaligus, seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang, dan Museum Bank Indonesia.
Area sekitar museum juga memiliki banyak spot foto menarik, kafe bergaya vintage, dan pedagang suvenir lokal.
Adapun alamat lengkap dari Museum Seni dan Keramik yaitu Jl. Pos Kota No.2 9, RT.9/RW.7, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat. Museum buka setiap Selasa sampai Minggu, Senin tutup.
Jam operasional museum 09.00 – 15.00 WIB. Untuk tiket masuk sangat terjangkau, Selasa-Jumat Rp10.000 per orang, Sabtu-Minggu Rp15.000 per orang. Sedangkan untuk pelajar, mahasiswa dan anak-anak Rp5.000 per orang. Wisatawan mancanegara Rp50.000 per orang.
Baca juga: Panduan Wisata ke Observatorium Bosscha: Mengunjungi Tempat Wisata Astronomi Terkenal di Indonesia
Museum Seni Rupa dan Keramik bukan hanya tempat yang menyimpan benda-benda seni, tapi juga menjadi medium untuk mengenal perjalanan budaya dan kreativitas bangsa. Tempat ini sangat cocok bagi berbagai kalangan yang ingin mengenal lebih dekat kekayaan seni Indonesia.