JNEWS – Ubud tidak hanya terkenal dengan pemandangannya yang hijau dan sawah bertingkat yang indah, tapi juga galeri-galeri seni yang memukau. Salah satunya adalah Museum The Blanco Renaissance.
Pemiliknya, Antonio Blanco, merupakan pelukis kondang yang mendedikasikan diri dan keluarganya demi membesarkan galeri seni ini. Jika memiliki rencana berkunjung ke Bali, rencanakan pula untuk berkunjung ke museum ini.
Tentang Antonio Blanco
Antonio Blanco lahir di Manila, Filipina, pada 15 September 1911. Nama Don yang kerap disematkan di depan namanya merupakan gelar kehormatan Order of Cruz de Caballero dari Raja Spanyol, Juan Carlos I. Keluarganya memang memiliki darah Spanyol, dan sejak muda Antonio sangat mengagumi seniman-seniman besar dari negeri tersebut, seperti Joan Miró dan Salvador Dalí.
Gaya lukisnya yang nyentrik dan penuh imajinasi membuat Antonio sering dijuluki sebagai Dalí dari Bali. Salvador Dalí sendiri adalah pelukis surealis asal Spanyol yang terinspirasi dari aliran impresionisme dan seni Renaissance—unsur yang kemudian juga diangkat Antonio saat membangun museumnya, dengan menyelipkan kata “Renaissance” pada namanya.
Di masa mudanya, Antonio sempat berkeliling dunia, mulai dari Amerika, Jepang, hingga Kamboja. Ia menguasai lima bahasa: Indonesia, Prancis, Spanyol, Tagalog, dan bahasa daerah Bali. Dalam perjalanannya, ia bahkan pernah bertemu sosok-sosok terkenal, termasuk Michael Jackson. Namun, pesona Bali-lah yang akhirnya menambatkan hatinya.
Antonio dikenal sebagai pelukis ekspresionis yang eksentrik, dan tema favoritnya adalah lekuk tubuh perempuan—terutama perempuan Bali. Sosok mereka menjadi sumber inspirasinya yang tiada habis. Pada tahun 1952, ia memutuskan menetap di Bali dan menikah dengan Ni Ronji, seorang penari Bali yang kemudian menjadi muse utama dalam karya-karyanya. Nama Ni Ronji pun ikut dikenal lewat lukisan-lukisan Antonio.
Sebagai seniman, Antonio selalu memimpikan memiliki galeri sendiri, tempat ia bisa mengekspresikan seluruh jiwanya lewat kanvas. Ia mewujudkan mimpi itu sebelum akhirnya meninggal dunia pada 10 Desember 1999. Jenazahnya dikremasi pada 28 Desember di Bali, tanah yang ia cintai sampai akhir hayat.
Baca juga: 7 Seniman Grafis Indonesia dan Dunia yang Terkenal dan Ciri Khasnya
Sejarah Museum The Blanco Renaissance

Dikutip dari laman Museum, cita-cita Antonio Blanco memiliki galeri seni mendapatkan titik terang setelah Raja Ubud, yaitu Tjokorda Gde Agung Sukawati menghadiahinya sebidang tanah di Campuan, Ubud. Tepatnya di Jalan Raya Campuan, Desa Sayan, Ubud, Bali, atau persis di seberang Campuhan Ridge Walk yang terkenal itu. Jika dari arah Ubud Center, jaraknya sekitar 1,2 kilometer.
Di atas tanah tersebut didirikanlah sebuah rumah dan studio lukis. Pada tahun 1998, dibangunlah sebuah galeri di dekat rumah tersebut. Galeri yang diberi nama Museum The Blanco Renaissance baru diresmikan pada tanggal 15 September 2001 bertepatan dengan hari ulang tahun Antonio Blanco. Bangunan tersebut berdiri megah di atas bukit, berdampingan dengan Sungai Campuhan. Bangunannya menggunakan arsitektur Bali dan Spanyol.
Fasilitas dan Koleksi Museum The Blanco Renaissance
Sepeninggal Antonio Blanco, Museum The Blanco Renaissance dikelola Mario Blanco, satu dari empat putra Antonio yang juga merupakan pelukis yang andal. Museum ini buka pukul 09:00-17:00. Harga tiket masuknya Rp55.000 untuk wisatawan domestik dan Rp100.000 untuk wisatawan asing.
Berikut ini adalah berbagai fasilitas dan koleksi menarik di Museum The Blanco Renaissance.
1. Studio
Studio ini merupakan tempat Antonio melukis dan merupakan pusat atraksi museum ini. Pengunjung dibiarkan menyaksikan Keluarga Blanco berproses dalam dunia seni sehingga dapat melihat wujud lukisan yang belum sempat diselesaikan Antonio Blanco. Kegiatan penghuni rumah Keluarga Blanco lainnya juga dibiarkan tetap berjalan, contohnya rutinitas menata sesaji khas Bali di sekitar rumah.
Sekarang ruangan tersebut juga digunakan putranya, Mario Blanco, untuk menciptakan karya seni. Di studio ini juga terdapat litografi dan buku tentang Antonio Blanco yang dapat dibeli. Karya-karya Mario Blanco juga dapat dibeli oleh pengunjung.
2. Galeri
Galeri ini berisi karya-karya Antonio Blanco yang menjadi koleksi permanen museum ini serta karya-karya Mario Blanco. Di dinding terpasang ukiran dengan tulisan yang berbunyi “A thing of beauty is a joy forever”.
Tak kurang dari 300 lukisan menghiasi ruang pamer. Lukisan-lukisan dibatasi dengan bingkai yang juga bernilai seni.
Dari koleksi yang yang terpajang, terlihat perbedaan antara lukisan Antonio dan Mario Blanco. Antonio sangat terinspirasi kecantikan dan sosok wanita Bali, sedangkan Mario lebih tertarik dengan pemandangan alam. Demi keamanan dan untuk menjaga keautentikan lukisan, pengunjung dilarang mengambil gambar selama di dalam museum.
3. Perpustakaan
Koleksi perpustakaan ini didominasi buku-buku tentang seni dan budaya yang mewakili selera Antonio dan Mario Blanco. Perpustakaan ini juga kerap mengadakan pertukaran buku dengan perpustakaan-perpustakaan lain di dunia.
4. Plant Bistro
Restoran yang nyaman di tengah asrinya area museum ini menyajikan hidangan vegan. Semua bahan makanan dan minuman yang digunakan adalah plant-based. Jam buka restoran ini berbeda dengan museum, yaitu pukul 08:00-22:00.
5. Taman Burung
Di halaman museum ini terdapat taman burung mini, tempat berbagai jenis burung tropis kecil, di antaranya burung kakatua. Di taman burung ini, pengunjung bebas mengambil foto. Bahkan beberapa burung dapat diajak foto bersama.
6. Event
Museum Blanco sering mengadakan event menarik. Yang sering diselenggarakan adalah kid’s painting class dan pameran. Pihak museum juga dengan terbuka menerima kunjungan murid sekolah yang terjadwal.
Baca juga: Mengenal Museum Puri Lukisan, Surga Pencinta Seni di Tengah Ubud
Museum The Blanco Renaissance menawarkan suasana yang unik dan koleksi karya seni bernilai tinggi sehingga wajib masuk ke dalam itinerary kunjungan wisata ke Bali. Museum ini berbeda karena pengunjung dapat merasakan dan melihat geliat penciptaan karya seni berkualitas tinggi, serta bagaimana karya tersebut dirawat dan dihargai.