Napak Tilas ke Makam Mama Gentur, Ulama Karismatik di Cianjur

Rombongan karyawan JNE yang melakukan wisata religi ke Cianjur.

JNEWS – Beberapa orang karyawan JNE Tomang melakukan wisata religi atau ziarah ke makam Syekh Ahmad Syathibi atau yang biasa dipanggil Mama Gentur, seorang ulama karismatik yang telah banyak mendidik dan melahirkan para ulama terkenal di Tanah Air. Syekh Syathibi juga sangat dihormati oleh Presiden Soekarno.

Dahulu, Indonesia dikenal mempunyai banyak ulama karismatik yang tersebar di berbagai daerah. Begitupun dari wilayah Pasundan atau Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Cianjur, yang salah satunya adalah Syekh Ahmad Syathibi, pengarang Kitab Sirajul Munir dan pengasuh Pondok Pesantren Gentur, Cianjur, Jawa Barat.

Syekh Ahmad Syathibi cukup dikenal luas oleh masyarakat Jawa Barat. Ia memiliki gelar Al’Allim Al’Allamah Al-Kamil Al-Wara. Dikenal juga sebagai guru dari ulama-ulama besar khususnya di tatar Sunda dan umumnya di seluruh Indonesia.

Mama Gentur, demikian para santri dan masyarakat luas memanggilnya. Mama adalah sebutan bagi seorang kiai sepuh di daerah Sunda. Sedangkan Gentur adalah kampung di mana ia dilahirkan dan membangun pesantren.

Syekh Ahmad Syathibi atau Mama Gentur adalah seorang pejuang pendidikan di bumi Pasundan. Hal ini terbukti dengan banyaknya murid yang belajar kepada Mama Gentur, kemudian menjadi ulama-ulama besar di Tanah Pasundan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan pada tataran regional maupun nasional.

Baca juga: Panduan Wisata Religi: Mengunjungi Makam Wali Songo

Mama Gentur dilahirkan di Kampung Gentur, Kecamatan Warung Kondang, Cianjur, Jawa Barat. Ayahnya adalah Mama Haji Sa’id dan ibunya Hj Siti Khodijah. Diakhir hayatnya Mama Gentur dimakamkan di Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur.

Sabtu (1/6/2024) lalu, bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila, beberapa karyawan JNE Tomang melakukan ziarah ke makamnya. Di sana mereka memanjatkan doa dan berdzikir bersama untuk arwah almarhum. “Semoga melalui ziarah tersebut karomah serta karismatiknya menjadi inspirasi dan bisa meningkatkan keimanan kita untuk lebih dekat kepada Allah SWT,” ungkap Arifin, salah satu karyawan JNE yang turut serta dalam ziarah.

Ziarah atau wisata religi mengunjungi makan-makam para ulama terkenal yang andilnya sangat besar, termasuk semasa perjuangan zaman penjajah hingga menjadi guru-guru dan melahirkan ulama terkenal lainnya, tiada lain untuk bertafakur dan mengenang jasa-jasanya dalam menyiarkan agama Islam.

“Inisiatif untuk wisata religi  ke makam Syekh Ahmad Syathibi, karena beliau adalah salah satu ulama karismatik di Indonesia dan juga semasa hidupnya sangat dihormati oleh Presiden RI pertama Soekarno. Syekh Ahmad Syathibi mempunyai banyak murid dari berbagai daerah termasuk Jakarta,” tambah Arifin.

Menurutnya, wisata religi tersebut mereka adakan dalam rangka ikut memperingati Hari Pancasila dan mengenang jasa seorang ulama yang sudah berjasa mendidik kader ulama dan merupakan guru dari para ulama di wilayah Pasundan.

Baca juga: Tradisi dan Upacara Adat Suku Jawa yang Masih Dipraktikkan Hingga Kini

“Hikmah yang bisa kami petik bersama rombongan setelah mengunjungi makam Syekh Ahmad Syathibi yakni menjadikan kita orang yang tetap rendah hati dan ingin bermanfaat untuk orang-orang di sekitar,” tandas Arifin. *

Exit mobile version