JNEWS – Pulau ini adalah pulau kecil di tengah lautan luas, dikelilingi hutan lebat dan pantai berpasir putih. Dari kejauhan, tampak seperti surga tropis yang belum tersentuh. Namun, mendekatinya bisa berujung petaka. Inilah North Sentinel Island, salah satu tempat paling misterius dan terlarang di dunia.
North Sentinel Island terletak di Teluk Benggala, bagian dari Kepulauan Andaman dan Nicobar yang masuk wilayah India. Pulau ini berukuran sekitar 60 km², tak sampai sepersepuluhnya Jakarta.
Dikelilingi oleh terumbu karang yang tajam dan tanpa pelabuhan alami, menjadikannya sulit diakses oleh kapal. Hampir seluruh pulau tertutup hutan tropis yang lebat, dengan garis pantai sempit berpasir putih.
Pemerintah India melarang siapa pun mendekati pulau ini dalam radius 5 kilometer. Kenapa ya?
Mengenal Suku Sentinelese, Penghuni North Sentinel Island yang Tertutup
Meski North Sentinel Island berukuran kecil, tetapi pulau ini bukannya tanpa penghuni. Suku Sentinelese merupakan penghuni tetap pulau ini, dan sudah hidup di sana selama ribuan tahun.
Gaya hidup mereka tidak banyak berubah sejak zaman dulu. Tanpa listrik, tanpa internet, bahkan tanpa pertanian modern. Mereka bertahan hidup dengan cara berburu, memancing, dan mengumpulkan hasil hutan.
Suku ini dikenal sangat tertutup. Setiap kali ada orang luar mencoba mendekat, mereka langsung menolak. Penolakan itu bukan sekadar mengusir, tapi bisa menyerang dengan panah atau tombak. Kontak damai sejauh ini hampir tidak pernah berhasil.
Larangan dari pemerintah India untuk tidak mendekati pulau ini dalam radius 5 kilometer bukan dibuat sembarangan. Tujuan utamanya adalah menjaga agar suku Sentinelese tetap bisa hidup seperti biasa, tanpa gangguan dari luar. Mereka sudah terbiasa hidup dengan cara sendiri sejak lama. Kontak dengan orang luar justru bisa membahayakan mereka, bukan hanya secara budaya, tapi juga secara fisik.
Suku ini belum punya kekebalan terhadap penyakit umum seperti flu atau campak. Kalau terpapar, risikonya bisa fatal. Hal ini terjadi karena mereka hidup dalam isolasi total selama ribuan tahun. Tanpa kontak dengan dunia luar, sistem kekebalan tubuh mereka tidak pernah terpapar virus dan bakteri yang umum di masyarakat modern.
Di luar sana, banyak orang telah membangun kekebalan terhadap penyakit tertentu melalui paparan berulang atau vaksinasi. Namun, bagi komunitas yang terisolasi seperti Sentinelese, bahkan penyakit ringan bisa sangat berbahaya.
Sejarah menunjukkan bahwa kontak pertama dengan dunia luar sering kali membawa wabah yang mematikan bagi suku-suku terisolasi. Misalnya, suku Nahua di Peru kehilangan lebih dari 50% populasinya setelah kontak dengan dunia luar pada 1980-an.
Selain itu, larangan ini juga dibuat demi keselamatan para pengunjung. Karena setiap orang asing yang mencoba mendekat sering disambut dengan serangan panah. Jadi, menjaga jarak dari pulau ini sebenarnya demi kebaikan kedua pihak.
Karena sikap tertutup itu, informasi tentang suku Sentilenese di North Sentinel Island sangat terbatas. Ilmuwan tidak bisa masuk dan meneliti lebih jauh. Bahkan foto mereka pun sangat sedikit dan diambil dari kejauhan.
Jumlah mereka diperkirakan hanya sekitar 50 sampai 150 orang. Tapi tak ada data pasti. Pemerintah India dan para peneliti tidak diizinkan masuk untuk menghitung langsung. Meski begitu, mereka masih bertahan dan terlihat sehat secara fisik.
Baca juga: Panduan Wisata ke Pulau Andaman: Tip, Trik, dan Tempat Terbaik untuk Dikunjungi
Kasus-Kasus yang Pernah Terjadi
Suku Sentinelese sering disebut sebagai salah satu masyarakat paling terisolasi di dunia. Mereka menolak semua bentuk campur tangan, bahkan bantuan kemanusiaan sekalipun. Dan karena itu, mereka tetap menjadi misteri hidup di tengah zaman serba terbuka.
Meski sudah ada larangan untuk mendekat ke North Sentinel Island, bukan berarti tak ada yang mencoba juga. Rasa penasaran dunia luar terhadap mereka memang cukup besar. Tapi setiap upaya selalu berakhir dengan cerita yang sama: penolakan keras.
Salah satu yang paling dikenal adalah kasus dua nelayan India. Perahu mereka hanyut mendekati pulau pada tahun 2006. Mereka tidak pernah kembali. Jasad mereka ditemukan di pantai, kemungkinan besar disebabkan oleh suku Sentinelese.
Insiden paling ramai dibicarakan terjadi tahun 2018. Seorang misionaris asal Amerika, John Allen Chau, diam-diam masuk ke wilayah pulau. Tujuannya adalah menyebarkan ajaran agama. Tapi ia tidak sempat berkarya sama sekali. Tak lama setelah menginjakkan kaki, ia diserang dan tewas. Tim evakuasi pun tidak bisa mengambil jasadnya karena khawatir terjadi serangan lagi.
Sebelum kasus itu, pemerintah India dan beberapa peneliti juga pernah mencoba melakukan pendekatan damai. Ada yang mengirim hadiah makanan, alat, bahkan mainan. Tapi semuanya gagal. Setiap kali kapal mendekat, suku Sentinelese langsung menunjukkan sikap agresif. Mereka jelas tidak ingin diganggu.
Baca juga: Mengenal Suku Dayak Kayan: Warisan Budaya dan Tradisi yang Kaya
North Sentinel Island bukan cuma pulau terpencil di tengah laut. Di saat hampir semua tempat sudah tersentuh teknologi, pulau ini tetap bertahan dalam keheningan dan kesederhanaan.
Pulau ini mengingatkan bahwa tidak semua sudut bumi harus diubah atau didekati. Ada tempat yang memang sebaiknya dibiarkan seperti adanya. Modernisasi bukan satu-satunya jalan untuk semua orang. Justru dari kejauhan, kita bisa belajar banyak tentang arti hidup mandiri dan menjaga warisan nenek moyang.
North Sentinel Island juga jadi pelajaran soal menghormati perbedaan. Tak semua budaya perlu dipahami atau disetujui, tapi semua layak dihargai. Dan mungkin, justru karena tetap menjadi misteri, pulau ini jadi pengingat bahwa dunia ini masih punya ruang untuk hal-hal yang tidak kita sentuh, tapi tetap bisa kita hormati.