Pasar Malam: Sejarah, Tradisi, dan Contohnya

JNEWS – Pasar malam adalah pusat kegiatan komunitas yang meriah. Keberadaannya bahkan sudah ada sejak zaman kuno.

Fenomena ini merefleksikan sebuah praktik perdagangan di malam hari yang tidak hanya bertujuan ekonomi, tetapi juga menjadi sarana sosial dan budaya. Tradisi ini terus berkembang seiring waktu, menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kondisi setempat yang beragam, menjadikannya lebih dari sekadar tempat jual beli.

Apa Itu Pasar Malam?

Pasar Malam: Sejarah, Tradisi, dan Contohnya

Pasar malam adalah pasar yang beroperasi saat matahari telah terbenam, berbeda dengan pasar umumnya yang beroperasi pagi hingga siang hari. Berbagai macam produk dan layanan tersedia untuk dibeli, mencakup kebutuhan sehari-hari hingga barang khusus. Terdapat banyak gerai yang menawarkan aneka produk, mulai dari makanan, pakaian, sepatu, mainan, dan aksesori. Semua dijual dengan harga terjangkau.

Suasana di pasar ini umumnya meriah, mirip suasana festival atau karnaval. Berbagai jenis permainan dan wahana, misalnya seperti komidi putar, bianglala, bom bom car, dan kereta api mini tersedia. Snack klasik seperti es krim dan burger ditawarkan bersanding dengan makanan tradisional khas lokal.

Pasar ini biasanya buka beberapa hari dalam seminggu, kemudian berpindah lokasi. Proses tawar-menawar menjadi ciri khas, menambah dinamika interaksi antara penjual dan pembeli. Meski demikian, ada juga beberapa yang permanen. Misalnya seperti Chatuchak Friday Night Market di Bangkok, Thailand.

Baca juga: Pasar Malam Jonker Street: Sensasi Belanja dan Budaya di Melaka

Sejarah Pasar Malam

Sejarah pasar malam berakar pada era Dinasti Sui di Tiongkok kuno. Kala itu, aktivitas pasar sangat diatur oleh pemerintah kekaisaran. Kota Chang’an, yang dikenal sebagai salah satu kota terbesar pada masa itu, menjadi lokasi pasar malam pertama.

Dari sana, konsep pasar yang dibuka saat malam hari menyebar ke kota-kota besar lainnya termasuk Kaifeng, Luoyang, dan Yangzhou. Perluasan ini menandai awal penyebaran agenda ini dalam masyarakat Tiongkok.

Perubahan signifikan terjadi pada tahun 965 di bawah Dinasti Song, saat kekaisaran menghapuskan batasan berdagang setelah tengah malam. Hal ini lantas memunculkan pasar malam di Kaifeng yang beroperasi hingga pagi hari, dikenal sebagai “pasar hantu”. Praktik ini bukan hanya bertahan, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi yang menyebar ke seluruh Tiongkok.

Di Nusantara, konsep pasar tradisionalnya agak berbeda. Pasar diadakan secara bergilir di desa-desa berbeda. Karena itu, dikenal konsep hari pasaran di Jawa. Dengan berjalannya waktu, pasar-pasar ini menjadi lebih permanen. Pasar malam merupakan evolusi dari pasar tradisional ini, sering kali diselenggarakan bersamaan dengan festival atau perayaan khusus. Contohnya seperti saat event Sekaten di Jogja dan Solo.

Pasar Malam Sekaten di Solo dan Yogyakarta

Dikutip dari situs Pemerintah Kota Surakarta, pasar malam Sekaten adalah peristiwa tahunan yang penting di Kota Jogja dan Solo, yang diadakan dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Pasar ini bukan hanya sekadar pasar biasa, melainkan juga bagian dari upacara Sekaten, yang sebenarnya merupakan acara utamanya. Tradisi ini telah berlangsung lama dan menjadi salah satu bentuk perayaan yang sangat ditunggu oleh masyarakat lokal.

Sejarah Sekaten bermula dari masa kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, termasuk Demak, Pajang, dan Mataram. Acara ini digunakan sebagai media untuk dakwah dan syiar Islam. Selain itu, Sekaten juga berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan perjuangan melawan penjajah Belanda. Belanda lantas menciptakan pasar malam sebagai cara untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari Sekaten, dalam upaya mengurangi pengaruh kerajaan terhadap rakyat.

Karena itulah, di Yogyakarta, sebagai respons terhadap praktik ini, Keraton Yogyakarta pada akhirnya memutuskan untuk menghentikan penyelenggaraan pasar malam Sekaten untuk kembali ke esensi spiritual dan historis dari perayaan tersebut. Saat ini, acara di Alun-alun Yogyakarta fokus hanya pada ritual Sekaten.

Sementara itu, di Solo, pasar malam Sekaten masih berlanjut dan tetap menjadi bagian dari tradisi lokal. Pada tahun 2024, agenda ini diadakan mulai 25 Agustus hingga 22 September di kawasan Pagelaran Keraton Solo, Kecamatan Pasar Kliwon.

Kegiatan ini tidak hanya meriah dengan perdagangan dan hiburan malam, tetapi juga melibatkan komunitas lokal dalam serangkaian acara yang menggabungkan sejarah, budaya, dan semangat komunal. Pasar malam di Solo menjadi kesempatan bagi warga untuk merayakan sejarah kaya dan tradisi mereka, sambil menikmati interaksi sosial dan kegiatan ekonomi yang dinamis.

5 Pasar Malam Paling Terkenal di Dunia

Di luar Indonesia, ada sejumlah pasar malam yang menjadi atraksi wisata utama daerah setempat. Pasar-pasar ini ramai sepanjang waktu, mengundang pengunjung untuk belanja dan menikmati suasana malam yang meriah. Berikut beberapa di antaranya.

1. Shilin Night Market, Taipei, Taiwan

Shilin Night Market adalah salah satu pasar malam terbesar dan paling terkenal di Taipei. Pasar ini terkenal dengan aneka makanan jalanan, seperti sosis Taiwan, ayam goreng besar, dan bubble tea, serta berbagai pilihan barang seperti pakaian dan aksesori.

2. Night Market Street, Siem Reap, Kamboja

Terletak di dekat area publik terkenal, Pub Street, pasar ini menarik para wisatawan dengan berbagai barang kerajinan tangan, pakaian, dan suvenir yang unik dari Kamboja. Pengunjung juga dapat menikmati makanan lokal dan pertunjukan seni.

3. Temple Street Night Market, Hong Kong

Pasar ini terkenal dengan suasana yang meriah dan barisan pedagang yang menjual segala mulai dari pakaian, barang elektronik, hingga pernak-pernik. Selain itu, pasar ini juga menawarkan akses ke beberapa penjual makanan yang menyajikan hidangan lokal lezat.

4. Chiang Mai Sunday Night Market, Thailand

Setiap minggu, jalan-jalan di Chiang Mai berubah menjadi pasar yang ramai, menampilkan kerajinan tangan lokal, seni, pakaian, dan makanan. Tempat ini adalah tempat yang sempurna untuk mencari barang-barang unik dan mencicipi makanan jalanan Thailand.

5. Mercado de San Fernando, Madrid, Spanyol

Meski bukan tradisional, Mercado de San Fernando bertransformasi menjadi pasar malam yang ramai pada akhir pekan. Pengunjung dapat menikmati tapas, minuman, dan pertunjukan musik live, sambil berkeliling melihat berbagai stan yang menjual buku, seni, dan produk lokal lainnya.

Baca juga: Panduan Lengkap Berbelanja di Chatuchak Weekend Market: Tips dan Trik untuk Wisatawan

Pasar malam memang lebih dari sekadar tempat jual beli. Di sana, budaya dan tradisi bertemu, memberikan pengalaman unik kepada semua orang yang berkunjung. Kegiatan ini tidak hanya menghidupkan malam tapi juga mempertahankan sejarah dan kebiasaan yang telah lama ada. Dengan mengunjunginya, kita bisa belajar banyak tentang kekayaan dan keragaman budaya setempat.

Exit mobile version