JNEWS – Kalau dengar kata pasar terapung, mungkin banyak yang langsung terbayang perahu-perahu kecil yang penuh barang dagangan, lalu lalang di atas sungai. Pemandangan seperti ini memang tak gampang ditemukan di banyak tempat. Tapi, di Kalimantan Selatan, pasar seperti ini justru masih jadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Menariknya lagi, ada dua pasar terapung yang paling terkenal di Kalimantan Selatan. Sama-sama berlangsung di atas air, sama-sama dilakukan di atas jukung. Tetapi, pasti suasananya berbeda. Terutama soal interaksi dengan pedagangnya, pasti akan memberikan pengalaman unik.
Main dan belanja ke kedua pasar apung ini pastinya akan seru. Apalagi kalau belum pernah lihat aktivitas pasar di sungai dari dekat.
Pasar Terapung di Kalimantan Selatan: Lok Baintan dan Kuin Alalak
Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang dipenuhi aliran sungai. Hampir di setiap sudut wilayahnya, selalu ada sungai besar yang jadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Tak cuma buat transportasi atau sumber penghidupan, sungai di sini juga melahirkan tradisi unik yang tidak semua daerah punya. Salah satunya adalah pasar terapung.
Kalau biasanya pasar identik dengan bangunan darat, di Kalimantan Selatan ada pasar yang berlangsung di atas sungai. Karenanya, tempat ini sering jadi alternatif wisata menarik buat yang mau lihat langsung aktivitas jual beli khas orang sungai.
Jika ingin berkunjung, ada dua pasar terapung yang paling terkenal dan sering jadi tujuan wisatawan. Mari kita lihat.
Baca juga: Eksplorasi Taman Nasional Betung Kerihun: Keajaiban Alam di Kalimantan Barat
1. Pasar Terapung Lok Baintan
Pasar Terapung Lok Baintan adalah pasar tradisional unik di atas Sungai Martapura, salah satu anak Sungai Barito. Lokasi tepatnya ada di di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Dikutip dari website Meratus Geopark, pasar ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banjar pada abad ke-16. Saat itu, sungai merupakan jalur utama transportasi dan perdagangan, termasuk Sungai Martapura ini. Masyarakat setempat memanfaatkan perahu tradisional, yang disebut jukung, untuk melakukan berbagai aktivitas. Salah satunya, berjualan di atas air. ​Aktivitas tersebut berlangsung sampai sekarang.
Setiap pagi, terutama antara pukul 06.00 hingga 09.30 WITA, puluhan hingga ratusan jukung berkumpul di Sungai Martapura. Pedagangnya mayoritas adalah perempuan yang mengenakan tanggui, yakni topi lebar khas Banjar. Mereka menjual berbagai hasil bumi seperti sayur-mayur, buah-buahan, kue tradisional, hingga makanan khas seperti soto Banjar dan Ketupat Kandangan.
Menariknya, di pasar ini berlaku sistem barter atau bapanduk. Para pedagang saling menukar barang dagangan mereka, sehingga transaksi tidak melulu menggunakan uang.
Jika ingin ikut merasakan sensasi ramainya pasar terapung Lok Baintan ini, bisa datang pagi-pagi sekitar pukul 05.30 WITA. Dari Banjarmasin, bisa menyewa perahu klotok dari dermaga di sekitar Sungai Martapura. Perjalanan menyusuri sungai ini akan memakan waktu sekitar 30 menit. Alternatif lain adalah melalui jalur darat dengan mobil atau sepeda motor, yang memakan waktu sekitar satu jam. ​
Kalau ingin belanja, bawa uang tunai dalam pecahan kecil untuk memudahkan transaksi. Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan momen unik di pasar terapung ini.​
2. Pasar Terapung Kuin Alalak
Pasar Terapung Muara Kuin juga menjadi budaya sosial Kalimantan Selatan yang unik dan menarik. Letaknya di muara Sungai Kuin, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.
Pasar ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-16, tepatnya sekitar tahun 1530 Masehi pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah. Awalnya, pasar ini berkembang secara alami di pertemuan beberapa anak sungai, termasuk Sungai Barito dan Sungai Kuin. Lokasinya ini memang cukup strategis untuk aktivitas perdagangan. ​
Seiring waktu, Pasar Terapung Muara Kuin mengalami pasang surut. Dikutip dari website Diskominfotik Banjarmasin, pada tahun 2020, upaya revitalisasi telah dilakukan dengan menghidupkan kembali pasar ini. Namanya pun diganti Pasar Terapung Kuin Alalak, mengacu pada lokasinya yang berada di antara daerah Kuin dan Alalak. ​
Aktivitas di pasar ini dimulai sejak subuh hingga sekitar pukul 07.00 WITA. Para pedagang, kebanyakan perempuan, sama seperti di Lok Baintan. Mereka juga menjual berbagai barang seperti sayur-mayur, buah-buahan, ikan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya dari atas jukung. Di sini juga masih berlaku sistem bapanduk alias barter.
Untuk ikut merasakan ramainya pasar ini, pengunjung bisa datang antara pukul 05.00 sampai pukul 06.00. Dari pusat Kota Banjarmasin, dapat menggunakan transportasi darat menuju dermaga penyeberangan Alalak. Dari sana, lanjutkan perjalanan dengan perahu kelotok menuju lokasi pasar. ​
Baca juga: Pasar Beringharjo Jogja: Sejarah, Arsitektur, Hingga Belanja dan Kulineran
Mengunjungi pasar terapung bisa menjadi pengalaman yang tak akan bisa diganti dengan tempat lain. Di Kalimantan Selatan, adanya dua pasar terapung yang terkenal ini menunjukkan kalau tradisi lama masih bisa hidup berdampingan dengan zaman sekarang. Aktivitasnya sederhana, tapi penuh makna. Dari cara orang berdagang, suasana pagi di atas sungai, sampai interaksi antarpedagang—semuanya bikin pengalaman jadi lebih dari sekadar wisata.
Kalau lagi ada waktu ke Banjarmasin dan sekitarnya, dua pasar ini layak masuk daftar kunjungan. Selain bisa lihat langsung budaya sungai yang khas, juga bisa belajar menghargai cara hidup yang terus dijaga turun-temurun.