Keberadaan pelanggan dalam dunia bisnis sangatlah penting, karena Mau sebesar apapun sebuah perusahaan, jika tidak memiliki pelanggan tentunya usahanya tidak akan berjalan. Tanpa adanya pelanggan tentunya perusahaan tidak bisa menjual produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Tak heran jika pelanggan diperlakukan seperti raja yang senantiasa dipenuhi keinginannya terhadap produk dan layanan yang kita jual ke pelanggan. Bicara tentang pelanggan, tentunya perusahaan yang memiliki bisnis haruslah memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk dapat menghubungi perusahaan tersebut.
Saat ini di JNE memiliki beberapa source channel yang memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk dapat terhubung dengan perusahaan tersebut. Diantara source channel yang ada di JNE adalah walk in customer atau yang biasa disebut WIC.
Sebagai agent WIC diperusahaan jasa ekspedisi terbesar di Indonesia dengan 40.000 karyawan, di usianya yang ke 31 tahun, JNE memiliki fondasi kuat dalam membangun bisnisnya yaitu berbagi, memberi dan menyantuni. 4 tahun sudah saya bergabung di JNE tentunya banyak pengalaman menarik yang patut saya ceritakan selama saya bertugas sebagai agent WIC.
Salah satunya adalah pada saat saya menangani sebuah case dimana saat itu pukul 19:30 WIB datanglah seorang bapak berbaju dinas menghampiri security kami di JNE Cikarang, informasi dari pelanggan tersebut beliau ada kiriman yang belum diterima, lantas pihak security kami memberikan nomer antrian untuk bertemu agent WIC.
Setelah beberapa menit kemudian tibalah nomer antrian Bapak tersebut, dengan mimik wajah yang kesal, saya berdiri untuk memberikan hormat berupa sapaan dengan senyuman. “Selamat malam pak, Saya Wahyu Ady ada yang bisa dibantu” ujar saya pun demikian, tanpa basa basi bapak tersebut mengungkapan keluhannya atas layanan pengirim yang belum diterima oleh pihak penerima.
Saya pun mendengarkan keluhan pelanggan tersebut sesekali saya menjawab dengan kalimat yang bisa menenangkan hati pelanggan tersebut. Saya pun mempersilahkan pelanggan untuk duduk terlebih dahulu, namun pelanggan pun menolak untuk duduk, di kursi yang telah disediakan, singkat cerita pelanggan pun mulai mereda amarahnya setelah melihat bentuk simpati yang saya lakukan kepada Bapak tersebut.
Pada akhirnya bapak tersebut duduk dengan ritme nafas yang sedikit agak cepat. Perlahan saya pun bertanya kepada bapak tersebut, “selamat malam pak, sebelumnya dengan Bapak siapa?”. Selanjutnya saya pun meminta nomor resi kiriman bapak tersebut, kemudian bapak tersebut pun menyebutkannya.
Saya bergegas mengecek namun nomer resi tersebut tidak ada dalam data. Saya pun menyampaikannya dan pelanggan pun tidak percaya, karena menurut pihak pengirim kirimannya dikirim melalui JNE. “Mas wahyu tadi siang saya sudah mengecek nomer resi ini, saya cek kiriman masih di gudang mas, sekarang mas wahyu bilang nomer resi saya tidak bisa terbaca di sistem“, ujar pelanggan tersebut dengan nada kesal.
Saya pun menanyakan kembali terkait kiriman ini. Tiba-tiba pelanggan itu pun menjulurkan tangannya sambil memberikan handphone-nya, “ini mas buktinya kalau saya sudah cek nomer resi ini”, katanya sambil menunjukan keterangan yang tertera di layar ponselnya.
Saat saya cek ternyata memang benar terlampir status kiriman dari kiriman tersebut, namun kiriman tersebut menggunakan ekspedisi lain. Saya pun menjelaskan dengan nada merendah, “Mohon maaf jika saya lihat, kiriman bapak menggunakan jasa ekspedisi diluar JNE”.
“Saya sarankan bpk renald bisa menghubungi call center nya untuk nomer telepon customer service yang bersangkutan”, tutur saya saat itu sambil tersenyum. Dengan mimik wajahnya malu tersipu, pihak pelanggan tersebut pun meminta maaf. Akhirnya saya tutup case ini dengan sapaan closing.*
Baca juga : Kuis Mingguan JNEWS Hadir Lagi dengan Total Hadiah Rp3 Juta