Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo bersama dengan Direktorat Jendral Bea Cukai (DJBC) dan Direktorat Jendral Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu sepakat untuk saling bersinergi. Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka menata ekosistem untuk menciptakan efisiensi biaya logistik hingga 49 persen.
Dengan terciptanya efisiensi biaya logistik, maka hal tersebut dinilai bisa memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Informasi tersebut disampaikan dalam acara seminar secara online dengan tema ‘Membangun Sistem Logistik Domestik dan Internasional Antar Pelaku Bisnis Logistik Sektor Pemerintah dan Sektor Swasta’ beberapa waktu lalu.
Dalam webinar tersebut, turut hadir Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Direktur Lala Ditjen Hubla Dr. Capt. Wisnu Handoko, Msc, Direktur Operasi dan Komersial Pelindo 3 Putut Sri Muljanto dan Direktur Efisiensi Proses Bisnis LNSW Hermiyana.
Adapun salah satu upaya penataan ekosistem logistik nasional yang dimaksud di antaranya adalah dengan penerapan Single Submission dan Join Inspection yang saat ini diterapkan di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS).
Baca Juga: Logistik Cerdas Solusi Biaya Logistik Mahal
Di samping itu, selanjutnya dalam waktu yang tidak lama akan segera diterapkan juga di Terminal Teluk Lamong (TTL) dan Terminal Petikemas Surabaya (TPS) di Tanjung Perak Surabaya. Program Single Submission dan Join Inspection yang sudah berjalan saat ini, menurut Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, menjadi sebuah lompatan terobosan dalam upaya menekan waktu dan biaya logistik.
Heru pun meminta ke depan inovasi tersebut tidak hanya berlaku pada produk impor melainkan juga ekspor. “Sudah berjalan di alur impor barang dan ini akan terus kami kembangkan dan tidak menutup kemungkinan juga untuk barang ekspor. Ini merupakan solusi realistis dalam menekan biaya logistik,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Komersial Pelindo 3 Putut Sri Muljanto mengatakan jika pihaknya sudah berhasil menerapkan joint inspection di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), di mana dikatakan telah berhasil menekan biaya logistik di pelabuhan sebanyak 38%.
Namun, apabila status petikemas flag joint inspection di SSm sudah terbit sebelum bongkar di pelabuhan maka efisiensi biaya logistik di pelabuhan bisa mencapai 49%.
“Kami sudah mengkalkulasi kemungkinan efisiensi tersebut secara cermat dan jika ini sudah bisa di lakukan di sebagian besar pelabuhan khususnya Pelindo 3 efisiensinya akan cukup besar terlebih kami sudah menerapkan teknologi single platform dalam hal pelayanan logistik ini, jadi kami sangat siap jika akan diterapkan secara menyeluruh di lingkungan Pelindo 3,” jelas Putut.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Inpres No. 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional (Ekolognas) pada 16 Juni 2020. Inpres tersebut bertujuan meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Baca Juga: Pekerjaan Lepas di Sektor Logistik Meningkat Selama Pandemi
Siapkan aplikasi InaPortnet
Pemanfaatan teknologi saat ini tengah diterapkan di berbagai sektor pemerintahan. Tak ketinggalan juga di sektor bea cukai. Dirjen Bea Cukai, Direktur Lala Ditjen Hubla mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah menyiapkan aplikasi bernama InaPortnet.
Aplikasi yang telah digunakan di lebih dari 30 pelabuhan di Indonesia ini diciptakan untuk memantau aktivitas pergerakan kapal dan barang secara realtime dan akurat.
“Kami sendiri telah mengoperasikan program InaPortnet yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan rencana efisiensi biaya logistik karena dari aplikasi tersebut, pergerakan kapal dan barang bisa di pantau secara real time,” jelas Dr. Capt. Wisnu Handoko, Msc.