Untuk memacu kinerja ekspor para UMKM, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar event UMKM Expo(rt) BRILianpreneur di Jakarta Convention Center (JCC) pada 14-18 Desember 2022.
Melalui ajang ini, diharapkan target ekspor sebesar 17 persen di 2024 dari para UMKM dapat dicapai. Lebih penting lagi juga dapat memajukan skala ekonomi dari pelaku UMKM.
“Kita di tahun 2024 menargetkan ekspor naik 17 persen. Hari ini ekspor produk UMKM kita baru 15,65 persen masih rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan sebesar 19,7 persen, Malaysia 17,3 persen, dan Thailand sebesar 28,7 persen,” ucap Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki.
Teten juga turut mengapresiasi capaian business matching antara UMKM dan buyer di BRILianpreneur yang jumlahnya mencapai kontrak Rp 1.2 triliun. Bahkan diyakini akan terus naik hingga berakhirnya gelaran event BRILianpreneur.
BACA JUGA : Angkutan Barang Dilarang Melintas Saat Nataru, Cek Daftarnya
“Saya mendukung penuh kegiatan BRILianpreneur dan mengajak masyarakat menggunakan produk lokal dan bangkit bersama,” ucap Teten.
Meski begitu, Teten mengatakan, hal itu juga tak lepas dari tantangan yang ada. Setidaknya ada tiga kendala yang dihadapi UMKM dalam melakukan ekspor yaitu, kualitas, kuantitas yang terkait logistik, dan literasi.
Dalam mengatasi berbagai kendala dan tantangan tersebut, KemenKopUKM aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Bea Cukai, lembaga pembiayaan, maupun lembaga sertifikasi terkait percepatan ekspor.
Tak hanya itu, diperlukan juga terobosan dan strategi efektif bagaimana fokus melakukan pendampingan secara terus-menerus. Termasuk memperbaiki ekosistem terhadap produk yang mempunyai potensi ekspor.
“Di mana market demand-nya ada, karena banyak pula komoditas produk UMKM yang diekspor tapi ekosistemnya belum baik, harus diperbaiki bersama seluruh pihak,” katanya.
Teten menekankan, sebesar 96 persen lapangan kerja disediakan oleh usaha mikro. Namun, karena lapangan kerja yang tersedia juga harus berkualitas, ia pun mendorong usaha mikro lebih lagi dan naik kelas, sehingga kapasitas maupun kualitas produknya yang dihasilkan berkualitas.
BACA JUGA : INDEF: Penjualan UMKM Lokal dengan Inisiatif Hyperlocal Meningkat
MenKopUKM mendorong pembiayaan kepada UMKM bukan hanya modal kerja, tetapi juga investasi untuk meningkatkan kapasitas. Di dalam negeri, Pemerintah aktif meningkatkan belanja UMKM dengan target 40 persen tahun ini.
“Tapi Presiden Jokowi memberikan arahan angka tersebut terus ditingkatkan. Saya yakin kita bisa berhasil dan mampu menyerap lebih dari 40 persen produk UMKM. Termasuk UMKM yang masuk dalam rantai pasok industri dan BUMN,” katanya.