Pemprov Jawa Timur Dukung Pengembangan Kawasan Industri Halal

Pengembangan Kawasan Industri Halal menjadi salah satu rencana pemerintah Indonesia dalam mendorong perkembangan industri produk halal Tanah Air. Dukungan demi dukungan pun terus mengalir, salah satunya dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Bukan tanpa sebab jika Pemprov Jawa Timur mendorong terciptanya Kawasan Industri Halal di wilayahnya. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan, Jawa Timur memiliki potensi yang cemerlang sebagai hub Kawasan Industri Halal atau pusat industri halal yang terintegrasi yang berbasis pada komoditas/produk/jasa unggulan.

Pasalnya, Jawa Timur memiliki usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang besar dan kebanyakan dari mereka berbasis pada industri makanan dan minuman.

Baca Juga: Ini Strategi Kementerian PUPR Tekan Biaya Logistik

“Jawa Timur memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cukup besar dengan presentase 60 persen adalah industri makanan dan minuman. Sebanyak 40 persen dari UMKM tersebut telah memiliki sertifikasi halal dan didominasi oleh sektor produk makanan dan minuman,” ujarnya dalam siaran pers.

Pernyataan Drajat ini kemudian diperkuat oleh data yang diambil dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dari data tersebut diketahui bahwa Industri Jawa Timur yang telah mendapatkan sertifikat Halal dari MUI (sebelum diterbikan oleh BPJPH) sebanyak 2039 sertifikat dan yang diterbitkan oleh BPJPH berjumlah 184.

Di samping itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Jawa Timur selama rentang waktu 2017 hingga 2019 tercatat telah memberikan fasilitasi halal terhadap 385 Industri Kecil Menengah (IKM) Jawa Timur. Dari pemaparan Drajat, BPJPH telah menerbitkan sertifikat halal sejak 17 Oktober 2019 sejumlah 184 sertifikat untuk Jawa Timur.

Bicara mengenai potensi Jawa Timur sebagai Kawasan Industri Halal, hal ini telah mendapat dukungan dari PT Berkah Makmur Amanda yang mengelola Kawasan Industri Safe n Lock yang berlokasi di Sidoarjo. Kawasan yang memiliki luas 262 hektare ini telah menjadi pusat Kawasan Industri Halal dengan penggunaan baru sebatas 148 hektare.

“Melalui Kawasan Industri Halal yang berada di Sidoarjo, Pemprov Jatim berharap suatu hari Jatim bisa menjadi pusat halal dunia khususnya untuk sektor pariwisata, mamin, kosmetik, serta kesehatan,” jelasnya.

Baca Juga: Jokowi Optimis Jembatan Teluk Kendari Datangkan Investasi Baru

Pasar Industri Halal di Indonesia Besar

industri halal

Pengembangan Kawasan Industri Halal dilakukan sejalan dengan populasi umat Islam di dunia yang semakin meningkat. Pengembang KIH di Sidoarjo Adi Saputra Tedja menyebut 24 persen dari populasi dunia adalah muslim dengan kontribusi sebesar USD 2,2 triliun per tahun dan diprediksikan akan naik sebesar 5,2 persen per tahun dan mencapai USD 3,2 triliun di tahun 2024.

Indonesia sendiri menjadi salah salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dengan jumlah penduduk muslim sebesar 299 juta jiwa. Akan tetapi, Indonesia justru menjadi importer produk halal terbesar di dunia yang nilainya mencapai USD 167,9 miliar.

Dengan jumlah penduduk muslim yang besar, banyak yang menyayangkan hal tersebut. Menurut data Global Economy Report 2019/20, Indonesia belum mempunyai peran yang cukup besar dalam ekonomi halal di dunia, dimana posisi Indonesia masih dibawah Malaysia, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Saudi Arabia.

“Padahal peluang pasar dan investasi sektor halal di Indonesia cukup besar. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi penduduk muslim terbesar di dunia, tingkat konsumsi produk-produk halal di Indonesia setiap tahunnya meningkat. Terlebih banyak UMKM yang potensial menghasilkan produk-produk halal di Indonesia belum terkelola dengan baik,” ucapnya.

Baca Juga: 2 Kawasan Industri Halal Sudah Kantongi Izin, Tinggal 4 Lagi

Exit mobile version