Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Teten Masduki mencatat kontribusi dan peran perempuan dalam kewirausahaan termasuk UMKM hingga saat ini sangat besar.
“Sekitar 64 persen dari 64 juta UMKM digerakkan oleh perempuan. Bahkan di Indonesia, UMKM berkontribusi terhadap 60 persen pendapatan nasional,” kata MenKopUKM Teten Masduki di Yogyakarta, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: Mitigasi Krisis Pangan, KemenkopUKM Dorong UMKM Peternakan Berbisnis Skala Ekonomi
Karena itu, sambung Teten, Kemenkop UKM memberi dukungan penuh bagi wirausahawan perempuan dalam meningkatkan kontribusinya. Terutama pascapandemi COVID-19, peran pelaku usaha perempuan juga mendorong percepatan pemulihan ekonomi.
“Pandemi selama dua tahun terakhir, telah mengakibatkan kemunduran ekonomi dan mengubah perilaku belanja konsumen dan rantai pasokan global. Dampak pandemi ini dirasakan lebih parah oleh pelaku usaha kecil dan menengah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Di mana pelaku UMKM harus menghadapi kebangkrutan atau penurunan pendapatan,” kata Menteri Teten.
MenKopUKM Teten Masduki menegaskan, tantangan baru yang juga dimunculkan pascapandemi adalah, peningkatan kesenjangan gender dalam partisipasi dan peluang ekonomi. Riset menunjukkan bahwa pandemi paling mempengaruhi pengusaha perempuan, dengan mencapai angka 76 persen, karena perempuan harus bekerja dari rumah.
MenKopUKM melanjutkan, peran pelaku usaha perempuan tidaklah bisa dipandang sebelah mata baik di Indonesia sendiri maupun di level global. UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan sekaligus merupakan bagian dari upaya mencapai kesetaraan gender dalam partisipasi ekonomi.
Baca juga: Selain Modal, KemenkopUKM Juga Berikan Program Bantuan Pendamping UMKM
“Perempuan juga merupakan tulang punggung banyak ekonomi di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Di mana bisnis yang dimiliki oleh perempuan memiliki peran kunci dalam pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan diversifikasi ekonomi. KemenKopUKM mendukung UKM perempuan terus berinvestasi dalam percepatan pemulihan ekonomi yang inklusif,” pungkas Teten.