Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengumumkan hasil survei pengguna internet di Indonesia periode 2019 – kuartal II 2020. Dari hasil survei tersebut, diketahui jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II tahun ini naik menjadi 73,7 persen dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna internet.
Adapun menurut Jamalul Izza, Ketua Umum APJII kenaikan jumlah penggguna itu antara lain disebabkan beberapa faktor, seperti infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia semakin merata dengan adanya Palapa Ring, transformasi digital semakin masif akibat pembelajaran online, dan kebijakan bekerja dari rumah (work from home) akibat pandemi COVID-19 sejak Maret lalu.
Baca Juga: Beragam Ancaman Serangan Siber yang Mengintai
Bukan cuma itu, penetrasi internet yang pesa juga turut didorong oleh program-program yang dimiliki oleh APJII. “Kenaikan itu juga didorong program-program APJII seperti Desa Internet Mandiri yang didukung oleh sekitar 500 anggota Asosiasi,” ujar Jamal dalam siaran persnya.
Dalam pemaparan hasil surveri tersebut, turut hadir beberapa tamu undangan, termasuk ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Secara umum, hasil survei APJII yang bekerja sama dengan Indonesia Survey Center (ISC) ini menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet di kuartal II ini hampir menyentuh angka 200 juta pengguna atau tepatnya berjumlah 196,7 juta pengguna internet dengan populasi RI 266,9 juta berdasarkan data BPS.
Baca Juga: Dorong Gaya Hidup Digital, Telkomsel Luncurkan Paket Halo Unlimited
“Survei ini menggambarkan ada kenaikan jumlah pengguna internet Indonesia sebesar 8,9 persen atau setara 25,5 juta pengguna di medio tahun ini,” ujar Jamal.
Untuk penyebarannya sendiri, pengguna internet terbesar masih berada di Pulau Jawa, dengan kontribusi terhadap kenaikan jumlah pengguna internet sebesar 56, 4 persen. Sementara itu, pengguna internet terbesar kedua berasal dari Pulau Sumatera dengan 22,1 persen. Disusul Pulau Sulawesi 7 persen, Kalimantan (6,3 persen), Bali-Nusa Tenggara (5,2 persen), dan Maluku-Papua (3 persen).
“Kontribusi pengguna yang tinggal di Pulau Jawa naik menjadi 56,4 persen dari 55,7 persen di tahun sebelumnya. Karena pembangunan infrastruktur internet di Jawa terus berkembang sehingga penggunanya juga bertumbuh,” ujarnya.
Yang menarik di survei tahun ini adalah adanya data penetrasi internet di ibukota provinsi. Beberapa ibukota provinsi memiliki penetrasi internet lebih tinggi dibandingkan penetrasi provinsi bahkan nasional yang rerata 73,7 persen. Misalnya, DKI Jakarta 85 persen, Bandung 82,5 persen, dan Surabaya 83 persen. Bahkan di Serang, Banten jumlah penetrasinya tembus 100 persen.
“Ini data baru, penetrasi internet di ibukota provinsi kami buat pada tahun ini untuk mendukung 14 pengurus wilayah APJII di Indonesia. Harapannya, hasil ini bisa dipresentasikan oleh pengurus wilayah APJII ke pimpinan daerah masing-masing baik gubernur maupun walikota. Pada tahun depan, kami akan menghitung data penetrasi di ibukota kabupaten,” tambahnya.