Bagi yang berencana untuk mudik Lebaran ke kampung halaman dengan membawa mobil pribadi, ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Selain memastikan jadwal penerapan rekayasa lalu lintas agar tak terjebak saat di jalan, wajib juga untuk melakukan pengecekan kesahatan mobil.
Selain itu, bila mobil sudah siap digunakna untuk mudik Lebaran, yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah mengenai barang bawaan yang akan dibawa. Pastikan bila semua barang sesuai kondisi muatan mobil, jangan berlebih karena bisa berdampak fatal.
Dengan peningkatan arus lalu lintas mudik tersebut, para calon pemudik tidak boleh melupakan persiapan keselamatan mudik agar dapat sampai ke tujuan dengan selamat.
Sony Susmana, Senior Instructor dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) membagikan informasi keselamatan terkait dengan safety loading, hal yang kerap dianggap remeh dan cenderung dilupakan oleh para pemudik Indonesia.
Perlu diketahui safety loading adalah praktik memuat barang ke dalam kendaraan secara aman dan nyaman, mengurangi risiko bahaya yang dapat terjadi dengan adanya tambahan muatan barang ke dalam kendaraan.
Menurut Sony, ada 8 poin penting yang perlu diperhatikan oleh calon pemudik saat memuat barang ke mobil untuk mudik, yakni :
1. Pengenalan Kendaraan
Banyak dari pemilik kendaraan kurang memperhatikan jenis kendaraannya dan memaksa untuk memuat barang secara berlebihan. Tidak semua kendaraan bisa mengakomodasi semua barang bawaan, meskipun barang dapat dimuat dalam kendaraan tidak sepenuhnya berarti aman karena belum tentu telah memenuhi standar keselamatan yang seharusnya dipenuhi.
BACA JUGA : Catat, Ini Jadwal Contra Flow, One Way, dan Ganjil Genap Mudik Lebaran
Selalu pastikan bahwa barang muatan yang dibawa tidak melebihi kapasitas beban maksimal kendaraan, karena kendaraan akan bekerja jauh lebih keras dengan adanya muatan tambahan tersebut.
2. Gunakan Roofbox
Hindari memuat barang di bagian atas mobil. Jika memang harus memuat barang diatas mobil, manfaatkan penggunaan roofbox dengan pengaplikasian yang benar. Maksud dari aplikasi yang benar ini adalah memastikan roofbox tertutup rapat, dimensi dan berat barang yang dimasukkan sesuai dengan ukuran roofbox.
Selain itu pengendara juga harus ingat bahwa penambahan penggunaan roofbox akan menambah dimensi ketinggian mobil dan dapat membuat mobil menjadi tidak bisa menggunakan jalanan dengan atap yang rendah.
3. Penempatan Barang
Lokasi penempatan barang yang benar berada di dalam kabin kendaraan. Selalu pastikan muatan barang tidak overload dan overdimension, jangan memaksakan untuk memasukkan barang yang melebihi dari dimensi kendaraan itu sendiri karena hal tersebut merupakan hal yang sangat berbahaya. Usahakan untuk selalu menempatkan muatan yang paling berat di bagian paling bawah dan yang paling ringan di bagian paling atas.
4. Lashing
Lashing atau mengikat barang bawaan juga merupakan salah satu hal yang penting saat berkendara membawa muatan. Lashing memastikan barang-barang bawaan tidak bergerak dan mengganggu pengendara.
Untuk muatan di dalam kabin kendaraan dapat menggunakan cargo net, dan untuk barang muatan yang diletakkan di bagian atas kendaraan (roofbox) harus menggunakan alat yang berstandar keamanan seperti strapper agar tidak terlepas pada saat kendaraan berjalan. Selalu pastikan alat yang digunakan memiliki standar keamanan karena jika barang muatan tersebut lepas akan membahayakan pengendara dan juga pengendara lainnya.
5. Faktor Bahaya
Saat membawa muatan barang, pengendara pun juga harus menyadari faktor-faktor bahaya tambahan eksternal. Faktor bahaya seperti angin kencang, jalanan berlubang, tikungan tajam, dan jalanan menanjak / menurun merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh sang pengendara berkat adanya tambahan muatan barang pada kendaraan.
Muatan tambahan akan membuat kendaraan untuk bekerja dua kali lebih berat dari biasanya, dan sang pengendara harus menyadari batas kemampuan dari kendaraan dan juga berkendara secara waspada.
6. Cara Berkendara
Pengendara juga perlu berkendara secara lebih hati-hati saat membawa muatan barang yang banyak, hal ini disebabkan oleh adanya beban tambahan yang menambah beban mobil dan jika muatan barang tersebut tidak dimuat secara aman, makan muatan dapat bergerak kemana-mana dan membahayakan penumpang dan pengendara. Pengendara perlu memastikan untuk tidak melakukan hard-braking (menginjak rem secara tiba-tiba) dan selalu menjaga jarak.
BACA JUGA : Meski Lebih Hemat, Mudik dengan Sepeda Motor Dinilai Tidak Aman
Saat di jalanan menurun, selalu pastikan untuk menahan kecepatan agar tidak terlalu cepat dengan menggunakan engine brake. Lalu saat di jalanan menanjak, pastikan untuk menggunakan momentum gerakan kendaraan secara maksimal agar tidak gagal saat menanjak.
Perhatikan pula saat menikung karena pusat gravitasi kendaraan akan berubah jika berisi muatan barang tambahan dan kendaraan dapat terguling lebih mudah jika menikung terlalu tajam.
7. Journey Management
Melakukan manajemen perjalanan merupakan kunci dari kenyamanan dan keamanan saat mudik. Para pemudik dapat bersepakat untuk memutuskan barang-barang apa saja yang akan dibawa pergi dan juga yang nanti akan dibawa kembali, karena biasanya barang muatan yang dibawa kembali dari kampung halaman akan lebih banyak dari sebelumnya. Pastikan barang bawaan yang dibawa sudah disepakati dan tidak melebih dari kemampuan kendaraan yang digunakan.
8. Co-Driver
Sama halnya dengan perjalanan jauh lainnya, memiliki co-driver yang cocok merupakan salah satu hal yang penting. Kegunaan dari memiliki co-driver adalah dapat menjadi pengganti pengemudi, membantu navigasi, dan juga menemani pengendara sepanjang jalan.
Pastikan pengendara dan co-driver memiliki visi dan misi yang sama, dan akan lebih baik lagi jika memiliki chemistry yang cocok agar dapat membuat perjalanan menjadi jauh lebih menyenangkan