Untuk menigkatkan kapabilitas dan kapasitas karyawan JNE, Departemen LDD atau kepanjangan dari Learning Development Department mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan workshop, training atau pelatihan di semua level dan tingkatan. Program yang dilakukan bertujuan agar setiap kompetensi dan kemahiran karyawan dalam bekerja terus meningkat sesuai dengan harapan perusahaan untuk menjawab berbagai tantangan pekerjaan yang akan dihadapi di masa sekarang serta akan datang.
Masa pandemi Covid-19 yang sudah hampir berlangsung 8 bulan, tidak membuat pelatihan, seminar dan lain sebagainya, yang sifatnya untuk meningkatkan kompetensi para Kstaria dan Srikandi JNE berhenti. Hal itu karena pelatihan di masa pandemi dibuat secara virtual atau conference call, melalui berbagai aplikasi penunjang seperti, Microsoft Teams, Google Class Room, Zoom, Facebook, maupun WhatssApp.
Hal tersebut dinyatakan oleh Head of Learning Development Department JNE, Dwi Sariwati, saat ditemui JNEWS di ruang kerjanya, JNE Tomang 11, Senin (2/11/2020). Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat Departemen LDD yang kini mempunyai 17 staf harus bekerja keras untuk melakukan berbagai terobosan dan inovasi, supaya berbagai training tetap bisa digelar. “Training yang selama ini digelar secara tatap muka menjadi virtual, namun konten dan esensinya tetap sama. Nilai plus-nya terjadi efisiensi dari segi cost yang bisa menghemat hingga 50 persen,” ujar Dwi.
Baca Juga : Best Rider JNE Lampung, Teguh Pegang Amanah Saat Lewati Jalur Rawan Kejahatan
Dalam sebuah training bisa sampai digelar, tambah Dwi, memerlukan proses yang tidak sebentar, di mana ide dan gagasannya datang dari manajemen. Dari mulai perencanaan dan target yang hendak dicapai, penyediaan anggaran serta penentuan lokasi hingga hari pelaksanaan.
Training Tak Terhenti Walau di Tengah Pandemi
Dalam setahun, Departemen LDD sendiri menggelar banyak program training, bahkan jumlahnya bisa mencapai lebih dari 100 training, dari mulai yang hanya dihadiri oleh beberapa karyawan hingga pesertanya mencapai ratusan orang. “Training yang digelar juga adakalanya mendatangkan pembicara atau pakar dari eksternal perusahaan,” terang Dwi.
Mengingat traning menjadi suatu kebutuhan dan banyak yang sudah diagendakan jauh-jauh hari, termasuk traning yang sudah reguler, maka di masa pandemi Covid-19, acara training tetap berjalan. “Sebagai contoh, pelatihan para sales dari seluruh cabang di seluruh Indonesia, yang rutin setiap tahun digelar tetap diadakan, namun tahun ini diadakan secara virtual,” jelas Dwi.
Baca Juga : Rehat Sejenak Bahas Konten Menarik Penentu Minat Konsumen
Dwi menambahkan, setelah sebuah program training berakhir, maka akan diadakan evaluasi dan penilaian. Misalnya training yang bertujuan untuk merubah prilaku para rider atau kurir saat menemui customer, apakah setelah mengikuti training prilaku mereka berubah atau tidak.
“Itu semua diketahui setelah adanya evaluasi dan penilaian yang dilaporkan oleh atasannya. Begitu juga training untuk para sales, apakah setelah mereka mengikuti training penjualannya semakin meningkat atau malah sebaliknya. Dan training-training lainnya, pasti akan kita evaluasi dan berikan penilaian atas hasilnya,” tandasnya.
Dengan beragam training yang terus diadakan walau lewat virtual, diharapkan para karyawan JNE semakin memiliki kecakapan dan keterampilan yang dibutuhkan sesuai bidang tugas kerjanya masing-masing. Imbasnya, kinerja perusahaan akan semakin maju dan berkembang serta bisa memenangkan persaingan yang semakin ketat. *
Baca Juga : Serunya Hobi Fotografi sekaligus Kegiatan Sosial di Komunitas Tusteljne