Perjuangan H. Soeprapto dan Kecintaannya Terhadap Laut

speedboat H. Soeprapto

Kapal speed boat peninggalan H. Soeprapto yang masih terawat dengan baik.

JNEWS – Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah. Kesuksesan H. Soeprapto membangun perusahaan besar TIKI dan JNE melawati jalan panjang nan berliku. Berkat kegigihan, visi dan jiwa sosialnya yang tinggi, akhirnya H. Soeprapto merengkuh kesuksesan sebagai pengusaha nasional di Ibu Kota Jakarta.

Syahdan, Soeprapto yang sudah mulai remaja sedih harus meninggalkan kampung halamannya di Bangka Belitung yang kala itu, di tahun 1960-an masih belum maju berkembang seperti saat ini. Lewat cerita sang adik, Soelasmo, yang sudah terlebih dahulu merantau ke Tanah Jawa untuk meneruskan pendidikan dan juga pergaulan yang luas saat mengajar dansa, Soeprapto banyak mendengar kabar tentang tanah Jawa yang lebih menjanjikan secara ekonomi dibanding terus bertahan di kampung halaman Bangka Belitung.

Memang semasa remaja, untuk menambah uang pemasukan, Soeprapto mengajar les dansa yang kelak terus menjadi salah satu hobinya hingga akhir hayat. Dalam beberapa kesempatan acara internal JNE, H. Soeprapto kerap memperlihatkan kelihaiannya dalam berdansa.

Dengan restu orang tua akhirnya Soeprapto yang masih remaja pergi ke pelabuhan dan naik kapal, berlayar menuju tanah Jawa dengan tujuan selain mencari pengalaman hidup juga ingin memperbaiki perekonomian keluarganya.

Baca juga: Kisah Satpam JNE Yogyakarta Wujudkan Mimpi, Sukses Kuliahkan Anak Hingga Pergi Umrah

Di geladak kapal, seribu mimpi terbayang di benaknya. Ingatan pesan sang ayah, untuk ikut menyejahterakan rakyat Indonesia menari-nari di pelupuk mata. Bila terus bertahan bekerja di tambang timah dan mengajar les dansa, tidak akan cukup. Mimpi besarnya terus berputar-putar di antara laju kapal yang membelah lautan luas hingga tiba di Jakarta.

Menurut putranya yang juga Presiden Direktur JNE, M. Feriadi Soeprapto, kali pertama menginjakkan kaki di Jakarta, H. Soeprapto tinggal di daerah Roxy, Jakarta Barat. Di belantara Ibu Kota Jakarta, lembaran kisah barunya dimulai dengan pernah berdagang dan akhirnya bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan di bagian pembukuan.

Setelah beberapa tahun menetap di Jakarta dan mulai mapan bekerja kantoran, akhirnya H. Soeprapto setelah menikah memutuskan untuk membangun perusahaan jasa pengiriman yakni TIKI. Singkat cerita, setelah sukses besar dengan TIKI maka di tahun 1990 lahirlah JNE. Tentu saja banyak rintangan dan perjuangan yang dilewati H. Soeprapto untuk bisa membuat TIKI dan JNE merengkuh kesuksesan.

Dalam usianya yang tidak muda lagi dan kesuksesan sudah diraih, H. Soeprapto menikmati hari-harinya dengan tinggal di rumah pantai yang menjadi impiannya. Selain itu juga seringkali ia menghabiskan waktu mengurus Yatuna dan juga sesekali pergi memancing di perairan Kepulauan Seribu maupun Anyer. Begitu juga, bila ada kesempatan dalam berbagai acara, ia masih sering diminta untuk berdansa menghibur para tamu.

Sampai saat ini di rumah pantainya yang berada di kawasan Pluit, Jakarta Barat, masih terparkir beberapa kapal cepat (speedboat) yang dulu sering dipakai oleh H. Soeprapto semasa hidupnya. Salah satu kapal cepatnya diberi logo ‘SS’ alias ‘Soeprapto Soeparno’. Ia begitu mencintai lautan, karena kampung halamannya Bangka adalah kepulauan yang dikelilingi lautan dengan pantai-pantainya yang indah, seindah kenangan H. Soeprapto semasa kecil sampai remaja sebelum merantau ke belantara Jakarta dan merengkuh kesuksesan dengan membangun TIKI dan JNE. *

Baca juga: Jejak Karya Sosial H. Soeprapto Soeparno di Yatuna

Exit mobile version