JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home UKM

Perluas Pasar Hingga ke Pelosok Tanah Air dengan JNE, Rendah Hj Fatimah Bertahan di Tengah Pandemi

by Redaksi JNEWS
23 March 2021
kiat sukses memperluas pasar rendang dengan JNE
Share on FacebookShare on Twitter

Pandemi Covid-19 betul-betul melumpuhkan semua sektor penghidupan masyarakat. Tak sedikit pelaku usaha di Indonesia yang gulung tikar hingga merumahkan jutaan karyawan.

Di tengah merayap lambatnya pergerakan ekonomi global, masih ada yang kokoh bertahan. Bahkan omzetnya tidak terlalu anjlok dibandingkan dengan hari-hari sebelum virus corona mewabah. Salah satunya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKMK) Randang Hj Fatimah di Kabupaten Solok, umatera Barat.

“Kalau turun pastilah ya, semua pelaku usaha terdampak karena Covid-19. Tapi Alhamdulillah tetap bertahan dan nggak sampai gulung tikar,” kata pemilik usaha Rendang Hj Fatimah, Silvi Lestari (44).

Baca Juga: Tiga Dekade, JNE Antarkan Kebahagiaan dari Hulu hingga Hilir

Silvi mengaku, usahanya tetap berjalan baik mungkin karena menjual makanan khas Ranah Minang rendang atau yang dalam bahasa Minangnya disebut randang. Ya, siapa tak kenal rendang yang lezatnya sampai membuat orang lupa kenyang. Bahkan, CNN merilis rendang sebagai jawara pertama dari 50 ragam makanan terlezat di dunia pada 2017.

Menurut Silvi, usahanya rendang ini bagian dari menjaga budaya. Sebab, hampir semua perempuan di tanah Minang piawai memasak rendang. “Ada yang memang untuk keluarga saja. Ada juga yang dijadikan ladang usaha, seperti saya ratusan pengusaha rendang di Sumbar ini,” katanya.

Panjang lebar Silvi berkisah tentang usaha rendang yang mulai dirintisnya sejak tahun 2011. Bisnis rendang beromzet puluhan juta itu berawal dari usaha kecil-kecilan yang niatnya hanya menambah pemasukan sebagai ibu rumah tangga (IRT).

rendang Hj Fatimah bertahan di tengah pandemi

“Semula iseng saja. Pas mencoba, jiwa entrepreneur saya datang. Saya mikir, gimana supaya cepat dikenal, banyak pelanggan. Tau-taunya sekarang jadi mata pencarian betulan,” kata ibu tiga anak itu.

Bisnis rendang Silvi awalnya hanya bermodalkan uang Rp 3 juta. Uang tersebut bukan semuanya dibelikan daging sapi, tapi juga untuk membeli perlengkapan memasak dan keperluan pembuatan rendang.

“Nama usaha ini sengaja pakai nama ibu Hj Fatimah, agar selalu ingat dengan beliau dan itu juga bagian dari doa,” katanya.

Baca Juga: Cerita Pemilik Matahari Handycraft yang Memulai Usaha Kerajinan Tangan dari Hobi

Setahun berjalan, usaha rendang Silvi mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Permintaan mulai membeludak, terlebih saat jelang puasa, dan memasuki Hari Raya Idul Fitri. Menariknya, pemesan rendang Silvi mayoritas dari luar daerah Sumbar.

Saat itu, omzet usaha rendangnya baru berkisar Rp 15 juta per bulan. Lama kelamaan, omzetnya tembus hingga Rp 85 juta sebulan.

“Sekarang lumayan stabil. Tapi kan harga bahan pokok pembuatan rendangnya yang naik. Ini pengaruh pandemi yang saya rasakan,” kata Ketua Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) Kabupaten Solok itu.

Rendang Hj Fatimah mengutamakan resep dari rempah-rempah tanpa pengawet dan penyedap rasa. Sedangkan bahan baku utama daging, daging sapi padat (tanpa lemak) tetap menjadi pilihan.

Selain itu, produksi rendang Silvi sudah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dan mengantongi sertifikasi halal.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, produksi rendang Silvi masih dalam kisaran 25 kilogram per pekan. Biasanya, bisa tembus 50 kilogram per pekannya. Harganya pun bervariasi sesuai dengan besaran kemasan dan isi rendang itu sendiri.

bisnis UMKM Randang Hj Fatimah

Rendang isi 300 gram dijual seharga Rp 100 ribu. Sedangkan isi 600 gram dibandrol senilai Rp 175 ribu dan untuk 1.000 gram Rp 320 ribu. “Rendang kami sudah pakai packing kaleng berstandar pangan nasional, dijamin awet dan tahan lama,” katanya.

Selain di sekitar Sumbar, rendang Silvi telah memiliki banyak pelanggan tetap yang tersebar di hampir tiap kota Indonesia. Mulai dari Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Bangka Belitung, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Papua. Sebelum pandemi bahkan rata-rata jemaah umrah dari Solok memesan rendang Hj Fatimah.

Pelanggan di luar Sumbar itu mayoritas didapatkan Silvi melalui interaksi lewat media sosial Facebook, Twitter dan Instagram. “Paling mendominasi dari luar Sumbar. Pesanan lokal paling baru sekitar 5 tahunan ini, saya sudah jualan 9 tahun,” katanya.

Dia menyadari, menggeluti bisnis berbasis online, jelas membutuhkan jasa ekspedisi pengantar pesanan pelanggan yang tidak bertele-tele. Apalagi, pemesan kadang bersikap nyinyir menanyakan pesanannnya.

“Kalau urusan kirim mengirim rendang ke semua kota di Indonesia, saya setia dengan JNE. Ini sudah langganan sejak awal-awal mengirim rendang ke luar daerah,” katanya.

Dalam bisnis jarak jauh ini, kata Silvi, ketepatan waktu paling utama untuk menjaga kecintaan pelanggan. Hal itu juga yang membuatnya menjatuhkan pilihan kepada jasa kurir PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang kini berusia 30 tahun itu.

“Bisa dikatakan, rendang saya keliling Indonesia pakai JNE,” katanya.

Dia mengaku nyaman mengirim rendang lewat JNE. Sebab, ketika pesanan sampai di tangan pelanggan, JNE langsung memberikan laporan ke nomor telepon pengirim dan si pemesan. Selain itu, pengirim juga dapat mengecek langsung barang kirimannya lewat website yang disediakan pihak JNE.

Baca Juga: Kisah Syarah Bakery, dari Garasi Rumah sampai Toko Roti Ternama

“Selama ini, JNE tidak pernah salah alamat, antarnya tepat waktu. Nggak mau berpaling ke lain hati lah,” katanya.

Untuk kota-kota besar, terang Silvi, JNE memastikan sampai dalam waktu sehari dengan layanan Yakin Esok Sampai (YES). Misalnya ke Jakarta, Surabaya, Bandung. Sedangkan ke Kalimantan bisa tembus lima hari dan ke Bangka Belitung dan sebagainya.

“Saya mikirnya yang pertama itu aman. Nah, rasa aman mengirim barang itu saya dapat dari JNE. Harganya juga standar. Saat pandemi pun, JNE masih setia,” tuturnya.

Mendukung UMKM

dukung UMKM

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang logistik, JNE terus melakukan terobosan-terobasan baru agar tetap menjadi ‘raja’ di hati pelanggan. Beragam layanan memanjakan konsumen telah dilahirkan perusahaan jasa kurir ini.

Seperti yang dilakukan JNE pada tanggal 26-27 November 2020. Dalam rangka perayaan HUT JNE ke-30 bertema “Bahagia Bersama”, JNE memberikan Hari Bebas Ongkos Kirim (Harbokir) untuk semua pelanggan setia perusahaan asli Indonesia itu.

VP of Marketing JNE, Eri Palgunadi mengatakan, Harbokir ke-5 ini diberikan untuk semua pelanggan di seluruh Indonesia. Syaratnya, maksimal 2 kilogram per resi. Kemudian dapat digunakan pada layanan reguler dan OKE dengan tujuan pengiriman dalam kota yang sama, serta antar kota dalam 1 provinsi.

“JNE bersyukur sampai di usia 30 tahun, masih dapat berbagi kebahagiaan kepada pelanggan setia. Sejak diadakan pertama kali dalam perayaan HUT JNE Ke-26 tahun 2016, Harbokir langsung mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Terlebih di masa pandemi kali ini, Harbokir kembali dihadirkan dengan harapan JNE dapat membantu para UKM untuk tetap bangkit serta dapat meningkatkan penjualan para UKM,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com.

Dalam semarak HUT ke-30 di tengah pandemi ini, JNE juga rapid test gratis untuk member JLC dan pelanggan setia JNE yang datang langsung mengirimkan paket ke titik layanan atau gerai JNE di kantor pusat maupun kantor-kantor perwakilan JNE wilayah Jabodetabek dengan minimal transaksi kiriman Rp 300 ribu.

Banyak lagi yang diberikan JNE di tengah pandemi Covid-19. Baru-baru ini juga dipersembahkan potongan diskon untuk layanan Pesanan Oleh-oleh Nusantara (Pesona) dalam rangka menyambut Hari Belanja Online (Harbolanas) pada 12 Desember 2020.

Menurutnya, sebagai perusahaan asli dalam negeri, JNE memiliki tanggungjawab sosial untuk memajukan perekonomian bangsa, salah satunya membantu pemasaran produk UMKM melalui layanan Pesona dan layanan lainnya. Saat ini, lebih dari 2 ribu produsen makanan khas dari seluruh Indonesia telah bekerja dengan Pesona.

Baca Juga: Transformasi Warung Sembako Bu Tati dari Balikpapan

Tags: #jne #connectinghappiness #ekspresbisnisJNEKiat sukses bisnisrendangRendang Hj Fatimahsumatera baratUMKM
Share200Tweet125
Next Post
Semangat JNE antarkan kebahagiaan

Meski Aral Melintang, JNE Tetap Komitmen Antar Kebahagiaan Hingga Pelosok Negeri

TERKINI

Hari Buku Nasional: Tip supaya Suka Baca Buku Lagi

Hari Buku Nasional: 8 Tip untuk Anak Muda supaya Suka Baca Buku Lagi

17 May 2025
Rekomendasi Tempat Wisata di New Zealand

7 Rekomendasi Tempat Wisata di New Zealand untuk Liburan Tak Terlupakan

16 May 2025
jne marisa

Potensi Ekonomi Pohuwato Tinggi, JNE Marisa Bidik Kenaikan Kiriman

16 May 2025
Mengenal E-SIM: Teknologi Kartu SIM Digital

Mengenal E-SIM: Teknologi Kartu SIM Digital yang Praktis dan Fleksibel

16 May 2025
agar naik kelas, UMKM kuliner mesti memperhatikan standardisasi mutu produknya

Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

16 May 2025
Kriteria Makanan yang Halal dan Cara Mengenalinya

Kriteria Makanan yang Halal Menurut Syariat Islam dan Cara Mengenalinya

16 May 2025

POPULER

Tempat Wisata di Subang yang Bisa Dikunjungi

Liburan ke Subang? Ini Daftar Tempat Wisata Menarik yang Bisa Dikunjungi

by Penulis Konten
25 April 2025

Film Katolik untuk Menambah Wawasan Sejarah

5 Film Katolik yang Menarik untuk Menambah Wawasan Sejarah

by Penulis Konten
6 May 2025

Brain Rot: Hiburan Berlebihan Merusak Pola Pikir

Mengenal Brain Rot: Ketika Hiburan Berlebihan Merusak Pola Pikir

by Penulis Konten
8 May 2025

Festival Film Cannes: Sejarah dan Film Indonesia

Festival Film Cannes: Sejarah Singkat dan Jejak Film Indonesia di Ajang Ini

by Penulis Konten
10 May 2025

Raminten Jogja: Dari Warung Makan Unik

Raminten Jogja: Dari Warung Makan Unik ke Kerajaan Bisnis Budaya Jawa

by Penulis Konten
29 April 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal